SWARA – Kawan Swara, tidak sedikit orang memanfaatkan situasi pandemi sebagai peluang untuk menjalankan bisnis baru atau banting setir dari usaha sebelumnya. Hmm… Apakah kamu termasuk salah satunya? Kalau kamu ingin memulai bisnis baru saat Corona, perhatikan dulu 6 hal berikut ini, ya! Agar #PastiLebihSiap bangun bisnis yang kece di saat krisis.

 

Berangkat dari yang kita punya saat ini

Perhatikan hal-hal apa saja yang saat ini Kawan Swara miliki. Keahlian, kemampuan, uang, peralatan, perlengkapan, dan sumber daya lainnya. Meskipun kamu sudah mempunyai ide bisnis yang ingin disasar, tetap lakukan langkah ini. Tujuannya, agar kita mengetahui apa saja daftar “modal” yang kita miliki yang dapat membantu perencanaan bisnis kita nanti.

 

Caranya, buatlah daftar! Siapkan 1 lembar kertas, buat tabel, bagi menjadi 3 kolom utama setidaknya, antara lain: 1. Keuangan, 2. Kemampuan, 3. Kelengkapan peralatan. Sebutkan sebanyak-banyaknya yang kamu miliki saat ini di tengah Corona. Contoh tabelnya bisa dilihat seperti di bawah ini.

 

Ingin Mulai Bisnis Baru Saat Corona, Perhatikan 6 Hal Berikut Ini - Tabel 1
Sumber: Swara

 

Agar lebih rinci, kamu dapat menyebutkan juga hal sebaliknya. Hal-hal apa saja yang tidak kamu miliki. Latihan ini membantu kita merapikan “modal” atau “aset” yang kita punya yang mungkin sudah kita sadari atau bahkan baru kita ketahui setelah melihat daftar. Daftar ini juga yang akan membantu apakah bisnis baru saat Corona menjadi pilihan yang tepat untukmu.

 

Pahami konteks sosial saat ini

Setelah melihat secara internal hal-hal apa saja yang kita punya, kita juga tidak boleh melupakan hal-hal eksternal. Maka dari itu, perlu memahami konteks sosial saat ini. Kondisi di luar sana mungkin sudah berubah dari beberapa waktu sebelum Corona menyebar di Indonesia. Bagaimana cara mengetahui situasi sosial saat ini?

 

Cukup perhatikan dari 3 media berikut. Pertama, tentunya media massa terpercaya. Rajin-rajin baca atau nonton berita bisa memberikan gambaran terhadap situasi dan kondisi di luar sana. Kedua, media sosial kesayangan. Instagram, Twitter, atau Facebook bisa menjadi sumber informasi juga tentang apa yang sedang jadi topik hits di kalangan masyarakat. Ketiga, interaksi sosial dengan orang-orang terdekat. Entah itu teman, keluarga, atau pun tetangga dapat memberikan kita pengetahuan baru atau mungkin bisa kasih relasi baru juga.

 

Fungsi utama dari memahami konteks sosial saat ini adalah membantu kita melihat perspektif pasar atau target customer. Dari langkah ini, kita juga bisa mendapat gambaran dalam membuat strategi pemasaran yang tepat sasaran nantinya.

 

Hmm… Tapi, masih bingung mau bisnis apa?

Ingin ikutan berbisnis, tapi masih bingung bisnis apa yang cocok? Belum lama ini saya menemukan satu blog yang sharing soal ide-ide memulai bisnis baru saat Corona. Beberapa ide yang bisa jadi inspirasi antara lain: buka jasa rental alat-alat olahraga. Cocok banget untuk Kawan Swara yang suka berolahraga dan mungkin menggunakan beberapa peralatan olahraga. Ada juga ide lain yakni membuka jasa konsultansi yang mungkin sesuai dengan kamu yang punya keahlian tertentu. Untuk ide-ide lainnya, bisa langsung simak di blog Ok Dork dan Jungleworks.

 

Bisnis makanan salah satu yang saya perhatikan banyak bermunculan belakangan ini. Sedikit cerita, salah satu keluarga saya juga mencoba usaha catering. Bisnisnya baru dimulai pada Januari 2020. Saat itu, malah tidak terlalu berjalan bisnisnya. Namun, sejak diberlakukan PSBB, sebulan terakhir ini malah ramai pesanan. Kerabat saya ini memang memperhatikan betul perubahan sosial yang terjadi dan memanfaatkan hal-hal yang ia miliki saat ini. He-he-he. Sudah mengikuti 2 poin di atas.

 

Akan tetapi… perlu diingat, ya, Kawan Swara. Jangan sampai kita semangat di awal, di tengah mulai loyo. Di situasi tidak menentu seperti saat ini, kita pun tidak bisa memprediksi dengan tepat apakah bisnis yang dipilih akan berhasil. Makanya, walau ingin mencoba kesempatan, harus dipikirkan dengan matang, ya. Tenang… Swara bantu lewat poin-poin berikutnya.

 

Kenali betul target pasar kita

Kalau sudah kebayang ingin berbisnis apa, bayangkan juga target market kita seperti apa. Sesuai dengan judul poinnya, kenali betul calon pembeli kita. Kalau sudah memahami konteks sosial saat ini, pastinya mudah memetakan target pasarmu. Tidak hanya dari segi demografi tetapi juga psikografinya. Sebagai contoh, kita dapat membuat tabel seperti di bawah ini.

 

Ingin Mulai Bisnis Baru Saat Corona, Perhatikan 6 Hal Berikut Ini - Tabel 1
Deskripsi target pasar untuk usaha catering rumahan. Sumber: Swara.

 

Dengan membuat tabel, calon pembeli kita menjadi lebih jelas dan spesifik. Hal ini menjadi panduan untuk kita membuat perencanaan bisnis terutama strategi pemasaran.

 

Walau kecil-kecilan, buatlah perencanaan bisnis

Ide bisnis ada, modal ada, target pasar juga ada. Bakal lebih matang dan juga serius kalau kita punya perencanaan bisnis yang jelas. Walau kecil-kecilan, tapi belajar juga untuk merencanakan bisnis setidaknya untuk 6-12 bulan ke depan. 

 

Melanjutkan cerita tentang bisnis catering kerabat saya di atas. Awalnya, tidak ada perencanaan spesifik sama sekali. Banyak melakukan eksperimen sana-sini. Hasil eksperimen pun tidak dicatat. Sayang sekali. Namun, seiring berjalannya waktu. Arah bisnis semakin terlihat jelas. Nah, daripada baru bikin di tengah jalan, lebih baik dari awal kita persiapkan.

 

Dalam perencanaan bisnis, setidaknya ada beberapa pembahasan berikut: 1. Deskripsi bisnis dan produk/jasa, 2. Tujuan bisnis dan visi/misi, 3. Perencanaan keuangan, 4. Strategi pemasaran, 5. Target penjualan.

 

Menarik… Tapi, sama sekali nggak punya modal bisnis, bagaimana?

Menurut Perencana Keuangan OneShildt Financial Planning Lusiana Darmawan kepada CNN Indonesia, ketika tidak mempunyai modal bisnis, sebisa mungkin hindari meminjam uang ke pihak lain ketika pemasukan tidak stabil karena konsekuensinya akan berat apabila kita galbay alias gagal bayar. Lalu, harus bagaimana?

 

Masih dari artikel CNN Indonesia, Lusi menyarankan apabila tidak memiliki tabungan atau modal sama sekali, sistem pembayaran di muka (down payment) atau lunas dapat menjadi solusi. Selain itu, joint venture dengan teman atau kerabat juga dapat menjadi pilihan meringankan beban modal dan mendapatkan cakupan pasar lebih luas.

 

Selain pinjaman, Lusi juga tidak menyarankan menggunakan dana darurat sebagai modal bisnis karena risikonya cukup tinggi apabila usaha tidak berhasil. Kalau memang terpaksa, kita dapat menjual aset barang atau emas daripada menggunakan dana darurat.

 

Jadi, apa saja yang perlu diperhatikan?

  1. Pertama, buatlah daftar “modal” apa saja yang kita punya.
  2. Kedua, memahami kondisi sosial dan ekonomi saat ini dari sumber media yang tepat.
  3. Ketiga, kalau masih bingung dengan ide bisnis, coba gali dari berbagai sumber di luar sana.
  4. Keempat, mengetahui dan memahami calon pembeli kita serta kebutuhan mereka.
  5. Kelima, buatlah perencanaan bisnis setidaknya untuk 6-12 bulan ke depan.
  6. Keenam, masih bingung karena nggak punya modal bisnis? Coba ikuti saran dari pakar perencanaan finansial di atas.

 

Bagaimana Kawan Swara? #PastiLebihSiap mulai bisnis baru saat Corona?