SWARA – Sebagai orang tua yang memiliki anak dibawah usia lima tahun, kamu mungkin akan mendapati perkembangan anak yang signifikan. Di samping usia balita merupakan golden age bagi anak, terdapat juga pertumbuhan gejolak emosi pada mereka.
Nah, gejolak emosi dan perubahan tingkah laku pada anak itulah yang membuat mereka melakukan beberapa hal yang cukup memusingkan, seperti menangis dengan berteriak, duduk di lantai mal, atau meronta ketika meminta sesuatu. Biasanya, ketika hal ini terjadi beberapa orang tua memilih untuk mendiamkan anak dan berharap mereka akan diam sendiri, jika sudah capek menangis atau mengamuk.
Untuk menghadapi anak di fase ini, sebaiknya orang tua nggak membiarkan begitu saja. Jika salah dalam pola pengasuhan bisa-bisa kebiasaan atau tingkah laku negatif tersebut akan dibawa sampai dewasa. Berikut adalah beberapa tingkah laku negatif anak yang dianggap sepele tapi sebenarnya akan bertambah negatif jika terus dibiarkan.
Artikel Terkait: Memberi Pola Asuh Terbaik untuk Anak
- Jurus Kompak Besarkan Anak Bersama dengan Mertua
- Moms, Hindari Beberapa Kalimat Negatif Ini yang Bisa Menjatuhkan Mental Anak
- Anak Sudah Remaja? Ini Dia Tips untuk Mempererat Hubungan dalam Keluarga
1. Menangis tanpa henti
Sudah sewajarnya anak memilih menangis saat mereka nggak menemukan jalan keluar atau solusi yang mereka inginkan. Menangis bagi anak adalah satu-satunya cara yang paling efektif untuk mencari perhatian orang tua atau orang yang berada di dekatnya. Anak-anak yang keinginannya nggak dituruti orang tua akan menjadikan tangisan sebagai senjata utama dalam memaksa orang tua mengikuti keinginannya.
Ketimbang kamu membiarkan mereka menangis tiada henti hingga kelelahan, lebih baik berikan penjelasan tentang keinginan-keinginan yang tidak bisa kamu turuti. Buatlah mereka memahami apa yang kamu maksud dengan bahasa yang mudah.
2. Minder dan suka menyendiri
Beberapa anak memilih untuk bersembunyi di balik orang tua saat mereka akan dikenalkan pada orang lain. Mungkin hal ini terlihat sepele, tapi ini bisa menjadi tanda bahwa anakmu mengalami gejala minder atau nggak percaya diri. Untuk mengatasi hal tersebut cobalah ajak anak untuk bermain di luar seperti playground atau kegiatan yang banyak melatih interaksi sosialnya.
Kenalkan anak di lingkungan keluarga besar atau ajaklah ia main bersama dengan anak tetangga. Akan lebih baik lagi memberikan kursus untuk mengolah bakat dan kreativitas yang mereka inginkan. Semakin anak bertemu dengan banyak teman seusianya atau setidaknya dengan beragam orang, semakin tinggi rasa percaya dirinya akan tumbuh. Jadi, mereka nggak takut lagi saat harus bertemu dengan orang lain.
3. Susah diatur dan keras kepala
Anak yang susah diatur dan keras kepala sering kali dikeluhkan oleh para orang tua. Soalnya, acap kali mereka bertindak semau sendiri dan bersikap tanpa aturan. Sebagai orang tua kamu nggak perlu terlalu emosional menghadapi mereka. Lebih baik bersikap tegas dan memperbanyak komunikasi dengan anak.
Kemudian berikan mereka pelajaran atau nasihat tentang pola pikir dan tingkah laku yang sesuai dengan etika kesopanan. Sesekali kamu juga bisa memberi mereka hukuman berupa teguran saat mereka melanggar aturan yang telah mereka perbuat.
Artikel Terkait: Cara Membahagiakan Anak
- 7 Ide Staycation Bersama Anak di Akhir Pekan, Murah dan Bikin Makin Kompak!
- Yuk, Lakukan 6 Kegiatan Seru Ini Bersama Si Kecil di Akhir Pekan!
- Tips Berkebun Sederhana Bersama Anak untuk Isi Akhir Pekan
4. Bersikap kasar dan suka melawan
Anak-anak yang suka bersikap kasar dan membantah perkataan orang tua biasanya meniru kejadian-kejadian yang mereka lihat. Terkadang, mereka melihat perilaku orang terdekat terutama orang tua. Jadi, sebagai orang tua perlu untuk mencontohkan untuk berperilaku yang baik dan lemah lembut terhadap sesama.
Kalau dirasa pengaruh negatif datang dari luar, cobalah cari sumbernya. Nah, jika sudah ketemu hindari seminimal mungkin untuk anak bermain di lingkungan yang kasar tersebut.
Nah, itu dia beberapa sikap sepele pada anak yang terkadang dianggap enteng oleh para orang tua. Karena dampaknya cukup negatif bagi perkembangan anak mulai sekarang jangan anggap sepele lagi, ya.