SWARA – Di rumah saya, ada 4 motor injeksi. Dua dipakai untuk kuliah anak pertama dan kedua. Sedangkan dua lainnya dipakai saya untuk belanja ke pasar dan suami untuk pergi ke kantor. Anak bungsu masih SD, jadi belum dipegangi motor. Nah, masalahnya, 2 anak pertama saya itu asal-asalan dalam menghidupkan motor. Padahal sudah sering saya tegur.
Artikel terkait: Mau beli motor baru? Coba baca ini dulu!
- Deretan Motor yang Akan Rilis di Tahun 2018, Kamu Pilih yang Mana?
- 5 Motor Bebek Ini Dikenal Paling Irit Bensin! Apa Saja?
- Waspada! Jangan Sampai Garansi Motormu Hangus Karena 7 Hal Ini
1. Kesalahan dalam menghidupkan motor injeksi
Seringkali saya memergoki anak sulung ketika mau berangkat kuliah langsung main gas. Motor baru dikeluarkan dari garasi. Keadaan mesin masih dingin. Oli mesin belum naik. Begitu motor menyala, dia langsung pergi. Momen seperti ini sering terjadi ketika kami sekeluarga baru saja selesai sarapan dan bergegas mengurus urusan masing-masing.
Ketika saya tegur, dia bilangnya “mepet”. Padahal masih ada waktu untuk memanaskan mesin ketika kami sarapan. Katanya lagi, “tidak ingat”. Ah, alasan klasik. Motor berteknologi injeksi itu berbeda dengan yang menggunakan teknologi lainnya. Pada waktu langsung digas, komponen dalam mesin motor belum siap. Jadinya mesin motor rentan rusak.
Benarlah. Hampir setiap bulan motor yang sering dipakai si sulung itu rajin masuk bengkel. Kemudian saya tanya, “Apa pesan tukang bengkel pas benerin motor kamu?” Dia bilangnya, “Masalahnya sepele. Jangan dulu di-gas dan dibawa pergi. Tunggu sampai lampu indikator di spidometer berkelir oranye.” Saya timpali, “Makanya dengerin.” Dia cuma cengengesan.
Motor berteknologi injeksi tidak akan bisa tahan lama kalau praktik semacam itu rutin dilakukan setiap hari. Lain dengan si sulung. Adiknya itu suka main kalau sudah pulang dari kampus. Ketika saya lihat, pompa bahan bakarnya belum turun, eh, sudah langsung cabut ke rumah temannya. Padahal kebiasaan itu juga tidak bagus untuk kesehatan motor.
2. Ketika motor injeksi sulit dinyalakan
Sekali waktu, saya meledek dua anak pertama saya itu ketika menghidupkan motor injeksi, tapi tidak nyala-nyala. Wajah gusar mereka tampak jelas sekali. Ada kesan jengkel, menggerutu, dan mencak-mencak gara-gara sudah di-stater, tidak hidup pula. Kalau kamu melihat wajah mereka langsung, pasti tertawa. Lucu sekali.
Saya mendekat dan meledek mereka, “Makanya, kalau ditegur Mama dengerin. Jangan asal nyelonong saja. Nah, tuh. Mati, kan?” Begitu saya ledekin, eh, si sulung sewot. “Mama nih. Bukannya bantuin malah meledek. Jadi telat nih.” Saya mah langsung balik kanan saja. Mending lanjut ke dapur membuatkan bekal makanan untuk si bungsu.
Artikel terkait: Jangan sampai menyesal, sebaiknya pertimbangkan dulu sebelum memutuskan beli kendaraan baru!
- Perlukah Beli Mobil Pribadi? Cek Beberapa Pertimbangannya Sebelum Memutuskan
- 4 Hal yang Bisa Jadi Pertimbangan Sebelum Membeli Mobil, Wajib Diperhatikan!
- Beli Mobil Baru: Memang Butuh atau Sekadar Ikut Tren?
3. Pentingnya merawat motor injeksi dari cara menghidupkannya
Sebisa mungkin, jangan ikuti kelakuan dua anak pertama saya. Mereka memang bandel sih. Kalau kamu sayang dengan motormu, perlakukan dengan sebaik mungkin. Maka dia pun akan balik menyayangimu. Motor berteknologi injeksi itu tak ubahnya seperti komputer pada waktu dinyalakan. Kok bisa?
Coba kamu nyalakan komputer. Kalau tidak ada komputer, pakai laptop saja. Kemudian lihat apa yang terjadi ketika baru dinyalakan. Program-progamnya belum terlihat sama sekali, kan? Baru ketika selang beberapa menit, tampaklah berbagai menu yang kamu tampilkan di layar awal. Itu pun harus di-refresh dulu agar bisa bekerja secara optimal.
Begitu pula dengan motor berteknologi injeksi. Jelas antara motor dengan komputer itu beda. Kalau komputer memang total tidak bisa dipakai selama loading. Sedangkan untuk motor, bisa langsung dibawa lari. Tapi dampaknya sangat jelas. Motor jadi berpotensi mudah rusak daripada komputer kalau dihadapkan pada kejadian yang sama.
Perihal kesehatan motor injeksi memang harus dijaga baik-baik. Jangan sepelekan saat menghidupkan mesinnya. Jangan buru-buru pula dibawa lari hanya karena alasan yang sebetulnya bisa disiasati maupun ditunda. Pesan saya ini semata-mata untuk kebaikan motormu. Sayang kalau sudah beli dengan harga yang tidak murah, tapi cepat rusak.
Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga!
SWARA TUNAI