SWARA – Kamu tentu punya kebutuhan dan keinginan yang ingin kamu capai di masa depan. Bisa berupa traveling, menikah, beli mobil, menyiapkan DP KPR, pendidikan anak, hingga dana pensiun. Sebagai contoh, saya sendiri tengah mempersiapkan untuk menikahi gadis pujaan. Untuk mewujudkan semua itu, mau nggak mau saya mesti menabung.
Namun, ketika kamu menabung di rekening tabungan biasa, kerap muncul godaan untuk menggunakannya dulu untuk keperluan lain yang nggak ada hubungannya. Kalau terus demikian, bisa-bisa uangmu nggak ngumpul-ngumpul, dong. Untuk mengantisipasi hal itu, kamu bisa memanfaatkan tabungan rencana.
Tabungan rencana, atau biasa disebut juga sebagai tabungan berjangka, merupakan jenis tabungan dengan kontrak yang mengikat, yang memiliki jangka waktu tertentu dengan jumlah setoran yang tetap setiap bulannya. Tabungan ini nggak boleh diambil sampai jangka waktu yang ditentukan.
Lantas, apa saja ciri-ciri maupun kelebihan dan kekurangannya? Yuk, simak penjabarannya berikut ini.
Artikel Terkait: Menabung, Yuk!
- Apa Sih Tabungan Online? Yuk Kenali Lebih Dekat Lagi
- Menyisihkan Uang untuk Tabungan, Berapa Jumlah Seharusnya?
- Yuk, Kenali Beragam Jenis Tabungan di Bank
1. Memanfaatkan sistem autodebet
Dana yang masuk ke tabungan rencana akan ditarik secara otomatis setiap bulannya dari rekening reguler. Jadi, kamu bakal “dipaksa” untuk menabung sampai dengan jumlah atau waktu yang sudah disepakati. Untuk membuat tabungan rencana, kamu biasanya memang diharuskan untuk membuka rekening reguler terlebih dahulu di bank yang bersangkutan.
2. Memiliki kontrak jangka waktu
Karena memiliki kontrak jangka waktu, dana yang ada di dalam tabungan rencana nggak boleh diambil sampai jangka waktu yang disepakati. Jadi, tabungan ini nggak bisa digunakan sebagai dana darurat. Ini dimaksudkan agar kamu berkomitmen menggunakan uangnya sesuai keperluan yang sudah ditentukan. Jangka waktu tabungan ini umumnya berkisar antara 1-20 tahun.
Sebagai contoh, anggaplah kamu memanfaatkan tabungan rencana untuk keperluan biaya kuliah anak kelak. Perkiraan biaya kuliah untuk 10 tahun ke depan adalah Rp100 juta. Berarti, sekitar Rp834 ribu bakal ditarik dari rekeningmu setiap bulan selama 10 tahun.
Dana yang terkumpul dalam tabungan rencana sebenarnya bisa diambil ketika keadaan benar-benar mendesak. Namun, jika kamu memutuskan untuk menarik tabungan ini sebelum batas waktu, kamu bakal dikenai biaya administrasi yang cukup tinggi, yaitu sekitar 1-2 persen dari nilai tabungan yang disepakati. Jadi kalau targetmu Rp100 juta, maka kamu akan dikenai biaya antara Rp1-2 juta.
3. Bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa
Bunga tabungan rencana lebih tinggi dari tabungan biasa, sehingga nominal tabunganmu bisa bertumbuh. Namun, suku bunganya biasanya nggak lebih besar dari deposito. Untuk jangka panjang, beberapa instrumen investasi seperti reksa dana mampu menawarkan imbal hasil yang jauh lebih tinggi.
Bila bunga tabungan rencana cuma 4-5 persen per tahun, reksa dana bisa mencapai di atas 10 persen. Jadi untuk investasi jangka panjang di atas 2 tahun, menggunakan tabungan rencana itu kurang menguntungkan.
Artikel Terkait: Ragam Investasi
- 5 Jenis Investasi yang Sebaiknya Dihindari Investor Baru
- Biar Untung, Ini 4 Tips untuk Melatih Intuisimu dalam Bermain Saham
- Jenis Investasi yang Bisa Dicoba Untuk Mempersiapkan Masa Pensiun
4. Memperoleh proteksi asuransi
Ketika menabung di tabungan rencana, kamu juga akan memperoleh proteksi asuransi kesehatan dan jiwa. Biaya premi umumnya akan dimasukkan ke dalam setoran tiap bulan. Namun, perihal rinciannya, tergantung bank yang bersangkutan. Jadi pastikan kamu mengetahui manfaat ini secara terperinci.
Asuransi jiwa berguna jika nasabah tiba-tiba meninggal dunia. Jika itu terjadi, maka setoran tiap bulan akan dilanjutkan oleh pihak asuransi, sehingga tabungannya tetap aman sesuai target.
Nah, itu dia penjelasan tentang tabungan rencana serta beberapa keunggulan dan kelemahannya. Semoga informasi ini bermanfaat buat kamu.
PAULUS RISANG