SWARA – Saat ini, investasi P2P lending semakin banyak diminati. Dikutip dari Bisnis.com, pendanaan lewat sistem P2P (peer-to-peer) lending ramai dicari oleh para pengusaha rumahan serta pelaku usaha elektronik. Karena tingginya permintaan tersebut, semakin banyak juga platform financial technology (fintech) yang menyediakan layanan P2P lending.

 

Bagi kamu yang belum tahu, P2P lending adalah layanan yang mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman melalui sarana digital. Jika kamu ingin mencoba investasi P2P lending, maka kamu perlu bergabung sebagai pemberi pinjaman.

 

Proses Kerja Investasi P2P Lending

 

Sebelum mulai melakukan investasi, kamu perlu terlebih dahulu memahami bagaimana cara kerja P2P lending. Pertama-tama, daftarkan dirimu ke platform atau marketplace yang khusus menyediakan jasa P2P lending. Kamu bisa memilih untuk mendaftar sebagai pemberi pinjaman atau penerima pinjaman.

 

  • Sebagai pemberi pinjaman

 

Sebagai pemberi pinjaman atau pendana, kamu bisa menjelajahi platform untuk mencari jenis-jenis peminjam yang telah terdaftar. Ketahui seluk beluk setiap peminjam dengan meneliti data yang tertera. Kamu bisa menentukan kredibilitas peminjam dengan memperhatikan data-data tersebut.

 

Setelah itu, kamu bisa memilih penerima pinjaman yang kamu inginkan lalu mendistribusikan sejumlah dana kepada sang penerima tersebut. Nantinya, penerima pinjaman akan membayar pinjaman darimu, baik dengan sistem cicilan ataupun langsung di akhir masa tenor.

 

Kamu juga akan mendapatkan keuntungan dari bunga yang harus dibayarkan oleh sang penerima pinjaman. Besaran bunga akan ditentukan berdasarkan suku bunga pinjaman yang didanai. 

 

  • Sebagai penerima pinjaman

 

Ketika kamu menjadi penerima pinjaman atau peminjam, maka kamu bukan melakukan investasi P2P lending. Melainkan, akan ada pemberi pinjaman yang menginvestasikan dana mereka untuk usahamu.

 

Saat mendaftarkan diri sebagai peminjam, kamu perlu mencantumkan dokumen-dokumen persyaratan yang diminta, seperti laporan keuangan dan proposal perencanaan tujuan pengajuan pinjaman.

 

Nantinya, dengan mempertimbangkan dokumen-dokumen tersebut, pihak marketplace fintech akan menentukan apakah permohonan pinjaman diterima atau tidak. Kalau ditolak, kamu perlu mengulang pengajuan dengan memperbaiki syarat yang masih dianggap kurang. Kalau diterima, pengajuanmu akan langsung dimasukkan ke marketplace.

 

Setelah masuk ke marketplace, para pendana bisa melihat pengajuan pinjamanmu. Kalau mereka tertarik, mereka akan memilih pengajuan pinjamanmu dan menyalurkan sejumlah dana. 

 

Kamu bisa saja menerima dana dari lebih dari satu pemberi pinjaman. Pihak marketplace akan mengakumulasikan jumlah dana dari beberapa pemberi pinjaman. Kalau dana tersebut sudah sesuai dengan nominal yang kamu ajukan, dana pinjaman akan langsung dicairkan. 

 

Keuntungan Melakukan Investasi P2P Lending

 

Investasi P2P lending mungkin masih tergolong baru. Meski begitu, ada beberapa keuntungan yang bisa kamu dapatkan dengan melakukan investasi ini, khususnya jika kamu masih pemula dalam hal investasi. 

 

Berikut ini beberapa keuntungan memulai investasi dengan P2P lending: 

 

  • Penyedia layanan P2P lending diawasi oleh OJK

 

Saat ini, kamu harus berhati-hati dalam melakukan aktivitas finansial dengan berbagai platform. Ketika memilih P2P lending, kamu bisa menjamin keamanan transaksimu karena layanan ini juga sudah diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

Karena diawasi oleh OJK, dapat dipastikan bahwa transaksi yang dilakukan di marketplace dari fintech P2P lending lebih transparan. Sehingga, kamu bisa mengetahui dengan jelas latar belakang pemilik usaha yang akan menjadi penerima pinjaman darimu. Jadi, pihak-pihak yang mengajukan pinjaman di platform ini pun lebih terpercaya. 

 

  • Diversifikasi portofolio investasi

 

Diversifikasi merupakan upaya untuk menurunkan risiko terhadap aset investasi dengan menyebar dana ke berbagai instrumen investasi yang berbeda. Dengan melakukan investasi P2P lending, kamu telah memperkaya portofolio investasi, sehingga investasimu akan lebih stabil.

 

Layanan P2P lending memungkinkan kamu untuk melakukan investasi ke lebih dari satu peminjam. Bahkan, berbagai platform fintech P2P lending menganjurkan para pemberi pinjaman untuk menyebarkan dananya ke beberapa peminjam.

 

Ketika kamu hanya melakukan investasi di satu peminjam dengan dana besar, kamu akan menerima risiko yang lebih besar apabila peminjam tersebut gagal bayar. Tetapi, jika kamu mendistribusikan dana ke sejumlah peminjam, kamu bisa menurunkan risiko tersebut. 

 

  • Imbalan yang lebih besar

 

Dibandingkan dengan menyimpan dana di bank, kamu akan mendapatkan imbalan yang lebih besar melalui P2P lending. Bunga tabungan di bank setiap tahunnya tergolong cukup kecil bila dibandingkan dengan rasio imbalan atau return dari P2P lending.

 

Di Indonesia, rata-rata inflasi setiap tahunnya mencapai 8,5%. Ketika menabung di bank, kamu hanya akan mendapatkan imbalan berupa bunga tabungan yang tidak lebih dari 2%. Angka ini tentu tidak sebanding dengan nilai inflasi yang terjadi. 

 

Namun, dengan P2P lending, kamu bisa mendapatkan return dengan rasio mencapai 15%-25% per tahunnya. 

 

Tips Aman Mencoba Investasi P2P Lending

 

Ketika mencoba P2P lending, kemungkinan risiko yang akan kamu dapatkan adalah gagal bayar oleh peminjam. Hal ini akan menghambat kamu dalam memperoleh keuntungan.

 

Karena itu, untuk memastikan supaya kamu melakukan investasi kepada peminjam yang tepat, cobalah perhatikan hal-hal berikut ini: 

 

  • Memilih peminjam dengan rekam jejak baik

 

Di tengah pandemi seperti sekarang ini, tampaknya semakin banyak peminjam yang mengajukan pinjaman dengan layanan P2P lending. Di antara banyaknya peminjam, pilihlah peminjam dengan rekam jejak yang baik serta prospek yang potensial di tengah pandemi.

 

Pertama, cari tahu rekam jejak penjualan peminjam dari lapak jualannya di internet, baik di media sosial ataupun ecommerce. Pelajari testimoni serta review dari para pembeli di toko online tersebut. 

 

Jika kamu melihat banyak review positif dan jualannya banyak diminati meski pandemi, kamu bisa menyimpulkan bahwa peminjam tersebut adalah peminjam yang potensial.

 

  • Memilih platform sesuai karakter

 

Saat ini, ada berbagai platform P2P lending yang bisa kamu coba. Pilihlah platform yang paling sesuai dengan minat dan karakteristikmu.

 

Setiap platform memiliki fokus atau spesialisasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, fintech Amartha lebih berfokus untuk mempertemukan pemberi pinjaman dan penerima pinjaman untuk usaha kecil di wilayah tertentu, seperti wilayah pedesaan. 

 

Kemudian, setiap platform juga memberikan persyaratan pendanaan yang beragam. Fintech KoinWorks, misalnya, memberikan standar minimal pendanaan sebesar Rp100 ribu. Tapi, ada juga platform lain yang memulai pendanaan mulai dari Rp1 juta. 

 

Karena itu, pilihlah platform yang paling sesuai dengan selera dan kemampuanmu.

 

  • Diversifikasi penyaluran dana

 

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, P2P lending memungkinkan kamu untuk menyalurkan dana investasi ke lebih dari satu peminjam. Hal ini bisa menurunkan risiko gagal bayar dan kamu mengalami kerugian.

 

Di marketplace, kamu bisa melihat adanya daftar peminjam dengan kategori risiko rendah, sedang, dan tinggi. Semakin tinggi risikonya, semakin besar juga imbalan atau return yang nantinya akan kamu terima.

 

Dilansir dari Bisnis.com, cobalah untuk menyebarkan dana ke peminjam dari berbagai kategori risiko. Hal ini berguna untuk diversifikasi pendanaan investasimu dan mengurangi risiko kerugian pribadi.

 

Bila dilakukan dengan strategi yang tepat, investasi P2P lending bisa membuahkan sejumlah keuntungan untukmu. Pelajari lebih dulu mengenai prosedur P2P lending dan berhati-hati dalam memilih peminjam.