Zaman sekarang, masyarakat di Indonesia sudah semakin sadar dengan pentingnya investasi dan mencari investasi yang menguntungkan. Jumlah pilihan investasi yang semakin banyak, akses yang semakin mudah, serta koneksi internet yang sudah semakin merata membuat akses ke instrumen investasi lebih terbuka lagi bagi banyak orang di Indonesia. 

 

Bayangkan saja, tahun-tahun sebelum internet semaju sekarang, seperti era sebelum tahun 2000an. Pada tahun itu, apakah banyak orang yang berinvestasi saham? Bursa efek saja cuma ada di Jakarta dan Surabaya. 

 

Jumlah minimum transaksi yang besar membuat investasi saham tidak terjangkau pada saat itu. Tapi, saat ini sudah berbeda. Hanya dengan menggunakan handphone di genggaman, kamu sudah dapat mendaftar rekening sekuritas. 

 

Kamu juga dapat membeli reksa dana dengan sangat mudah dan murah. Obligasi dan akses perbankan pun lebih mudah dijangkau dengan teknologi. Nah, apakah segala kemudahan itu membuat kita sudah pasti jadi untung dalam berinvestasi? Jawabnya, tidak.

 

Apakah Ada Investasi yang Menguntungkan?

 

Ada banyak investor saham yang komplain ketika pertama kali terjun ke dunia investasi saham. Ada yang rugi besar, portofolionya jatuh, terpaksa cut loss, dan hal buruk lainnya. Sering juga kita mendengar orang yang bunuh diri karena sahamnya hancur.

 

Benarkah investasi semengerikan itu? Sebetulnya, memang iya. Berinvestasi itu dapat menjadi berbahaya, apalagi jika tidak memiliki pengetahuan investasi sama sekali. 

 

Ada investasi yang cukup simpel seperti deposito dan obligasi. Tapi, ada juga yang rumit seperti saham hingga cryptocurrency. Biasanya, semakin besar potensi imbal hasilnya, maka risikonya juga pasti lebih besar serta analisanya juga lebih rumit.

 

Selain itu, ada juga jerat investasi bodong yang ikut-ikutan menjerat para nasabah yang tidak tahu apa-apa. Membuat banyak orang takut berinvestasi dan menganggap bahwa investasi seperti saham itu adalah judi.

 

Artikel Terkait: Langkah Bijak Berinvestasi

  1. Ramai Orang Investasi Pakai Utang, Boleh atau Tidak?
  2. Apa Itu Equity dalam Investasi? Ini Penjelasannya
  3. Sebelum Mulai, Wajib Pahami Maksud Risiko Investasi dan Jenis-jenisnya

 

Cara Menjalankan Investasi yang Menguntungkan

 

Lantas, kalau investasi memang mengerikan, bagaimana kita bisa melakukan investasi yang menguntungkan dengan cara yang tepat?

 

1. Memperdalam pengetahuan investasi

Kunci yang pertama adalah pengetahuan. Tanpa pengetahuan, kita seperti masuk ke hutan belantara. Tidak tahu mana yang buas, beracun, dan mana yang jinak. Pemahaman seperti ini juga perlu diterapkan dalam berinvestasi.

 

Ada banyak sekali instrumen investasi yang ditawarkan. Ada yang rendah risiko, ada yang tinggi risiko, ada yang seolah-olah dibuat rendah risiko padahal ternyata risikonya besar. 

 

Tanpa pengetahuan investasi yang mumpuni, kita tidak akan mampu membedakan risiko investasi, karena hal yang biasa menjadi fokus investor pemula adalah pada imbal hasilnya saja. 

 

Begitu ada peluang imbal hasil yang tinggi dan janji investasi yang menguntungkan langsung tergiur. Alhasil, investor malah jadi kecewa. Ekspektasi terhadap imbal hasil besar, tetapi risiko yang besar tidak dipahami. 

 

2. Mengelola ekspektasi

Ekspektasi adalah hal kedua yang harus dikelola ketika berinvestasi. Jika kita sudah paham dan memiliki pengetahuan akan suatu instrumen investasi, maka kita akan memiliki ekspektasi yang sehat terhadap instrumen investasi tersebut. 

 

Apa saja sih yang perlu diekspektasikan? Ada dua hal, risiko dan imbal hasil. Dalam dunia investasi, perlu dipahami bahwa hanya ada ekspektasi high risk high return, low risk low return, dan high risk low return.

 

Tidak akan pernah ada yang namanya low risk high return dalam investasi. Bila ada yang menjanjikan investasi berisiko rendah namun imbal hasil tinggi, biasanya adalah para penjual investasi bodong. 

 

Pinjaman Uang Online Bisnis Hingga 20 Juta

 

Memahami Risiko Instrumen Investasi

 

Bila kita berbicara mengenai saham, banyak orang yang merasa rugi besar padahal baru berinvestasi satu bulan saja pada instrument saham. Padahal, sangat wajar jika suatu saham mengalami masa downtrend.

 

Oleh karena itu, saya akan berikan sedikit tips dan pengetahuan tentang setiap risiko, imbal hasil, serta jangka waktu investasi serta jenis-jenis instrumen investasinya.

 

1. Risiko rendah

Untuk instrumen investasi dengan risiko rendah, kamu bisa memilih deposito, reksa dana pasar uang, ataupun obligasi negara jangka pendek. Instrumen ini cocok untuk investasi jangka pendek, dengan waktu investasi sekitar satu hingga lima tahun. 

 

2. Risiko sedang

Risiko sedang atau moderate risk ada pada instrumen investasi berupa obligasi negara jangka panjang, obligasi korporasi investment grade, reksa dana obligasi, dan reksa dana campuran (saham dan obligasi). 

 

3. Risiko tinggi

Instrumen dengan risiko tinggi atau high risk meliputi saham, tanah, emas, hingga cryptocurrency. Instrumen-instrumen ini sangat fluktuatif. Bisa mengalami kenaikan tinggi dan juga bisa turun sangat dalam. 

 

Oleh karena itu, butuh waktu agar instrumen investasi yang disebutkan di atas dapat berkembang dengan maksimal, terlepas dari fluktuasinya yang tinggi. Jangka waktu untuk jenis instrumen di atas adalah 10 tahun hingga seumur hidup. 

 

Ketika berinvestasi, jangan lupakan fundamental dari masing-masing aset investasi. Ketahui dan pelajari apa yang mau kamu beli. Jangan hanya mengandalkan kata teman, influencer, atau bahkan broker atau sales. 

 

Telitilah satu per satu instrumen investasi, dan pastikan kamu percaya penuh dengan aset investasi yang kamu miliki. Dengan begitu, kamu akan terbebas dari rasa panik ketika berinvestasi, dan bisa menjalankan investasi yang menguntungkan.