SWARA – Belum lama ini, Bank Indonesia (BI) baru saja kembali memangkas suku bunga acuan menjadi 3,50 persen. Investasi dengan deposito juga terkena imbasnya. Lalu, dengan penurunan bunga deposito, masihkah deposito menjadi instrumen investasi yang menguntungkan?

 

Oleh karena BI menurunkan suku bunga acuan, secara otomatis bunga deposito perbankan juga mengalami penurunan. Namun, walaupun suku bunganya menurun, deposito ternyata masih menjadi produk investasi yang cukup banyak diminati, bahkan peminatnya terus bertambah.

 

Bunga Deposito Dulu dan Sekarang

 

Sejak pandemi melanda, banyak orang semakin menyadari pentingnya mempunyai tabungan atau dana darurat. Kamu mungkin mulai tertarik untuk berinvestasi, salah satunya dengan deposito. 

 

Di tahun 2020 lalu, BI sudah melakukan penurunan suku bunga berkali-kali. Bunga deposito perbankan pun ikut menurun lebih dari satu kali. Kenyataannya, pengguna deposito justru semakin bertumbuh. 

 

Dikutip dari Kontan, data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menunjukkan kalau pertumbuhan simpanan dengan nominal di atas Rp5 miliar mencapai 14,2 persen. Angka ini dinilai berdasarkan year-on-year per Desember 2020. 

 

Padahal, bunga paling tinggi di bank per Selasa, 23 Februari 2021, hanyalah sebesar 5,13 persen saja. Angka ini jauh berbeda kalau dibandingkan dengan bunga beberapa tahun lalu yang bisa mencapai 6-7 persen. 

 

Selain itu, rata-rata besaran bunga deposito perbankan saat ini berkisar antara 4,19 persen sampai dengan 4,15 persen. Sedangkan, pada akhir tahun 2019, rata-rata bunganya adalah 6,31 persen. 

 

Jadi, bisa disimpulkan bahwa setelah pandemi, penurunan suku bunga terus terjadi. Tapi, hal itu tidak membuat tren investasi dengan deposito menurun. 

 

Investasi Deposito di 2021, Untung atau Tidak?

Meskipun suku bunga deposito terus mengalami penurunan, nominalnya tetap lebih besar dibandingkan bunga dari tabungan biasa. Jadi, ketika kamu menabung di deposito perbankan, bisa dibilang kamu tetap mendapatkan keuntungan.

 

Walaupun, dengan nilai suku bunga yang terus menurun, keuntungan tersebut mungkin tidak terlalu besar. Apalagi jika dibandingkan dengan sejumlah instrumen investasi lainnya, seperti reksa dana, obligasi, saham, dan lain-lain. 

 

Akan tetapi, deposito perbankan memiliki daya tarik tersendiri, yang membuat banyak orang tetap menggunakannya meski nilai bunga yang tidak terlalu besar. Salah satunya adalah kestabilan nilai bunga saat terjadi inflasi.

 

Menurut Kontan, di tahun 2021 ini, inflasi diprediksi akan tetap rendah. Karena itu, bunga deposito akan memiliki nilai yang tetap berada di atas angka inflasi, bahkan setelah dipotong dengan pajak sekalipun. 

 

Jadi, kamu tetap bisa mendapatkan keuntungan ketika berinvestasi dengan deposito. Keuntungan itu tidak akan terkalahkan oleh inflasi. 

 

Selain itu, deposito juga menjadi instrumen investasi yang cenderung stabil. Tidak seperti saham yang sangat fluktuatif, di deposito, tidak ada risiko kerugian yang terlalu besar. Jadi, instrumen ini aman digunakan bagi kamu yang memiliki profil risiko konservatif. 

 

Memilih Deposito untuk Investasi

 

Karena deposito masih aman dan menguntungkan di tahun 2021, maka kamu bisa mulai memilih deposito jika ingin mencoba investasi sebagai pemula. Ada beberapa tips yang perlu kamu perhatikan ketika akan memilih deposito, yaitu: 

 

  • Memilih bank yang terpercaya

 

Di deposito, nominal simpanan biasanya cukup besar, di atas Rp10 juta. Walaupun, ada bank yang menyediakan layanan deposito dengan biaya minimal yang cukup rendah.

 

Oleh karena modal investasi tidak kecil, maka kamu harus memilih bank yang aman dan terpercaya. Pastikan bank itu memiliki reputasi yang baik dan melakukan kegiatan secara aman sesuai dengan ketentuan dari OJK. 

 

  • Membandingkan suku bunga

 

Meskipun suku bunga dari BI dijadikan acuan, setiap bank tetap menentukan nominal suku bunga deposito yang berbeda-beda. Ketika akan memilih deposito, coba lakukan perbandingan terlebih dahulu antara deposito di satu bank dengan bank lainnya. 

 

Kamu akan mendapatkan keuntungan lebih besar ketika memilih bank dengan bunga tinggi. Jadi, lakukan riset mendalam tentang setiap bank, serta besaran bunga yang ditetapkan untuk produk depositonya. 

 

  • Menyesuaikan tenor atau jangka waktu

 

Kebanyakan produk deposito perbankan menyediakan pilihan jangka waktu mulai dari 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, sampai 12 bulan. Kamu tidak akan bisa mencairkan deposito sebelum mencapai jangka waktu yang sudah ditetapkan sejak awal.

 

Sebagai nasabah, kamu bebas menentukan jangka waktu yang kamu inginkan. Pilihlah jangka waktu yang sesuai dengan kebutuhanmu. 

 

Kalau kamu memerlukan deposito untuk jangka waktu panjang, maka tidak masalah untuk memilih tenor 12 bulan. Sebaliknya, jika akan dipakai untuk keperluan mendesak, maka sebaiknya pilihlah tenor yang singkat, misalnya 3 atau 6 bulan. 

 

  • Memilih bank yang praktis

 

Berinvestasi dengan deposito sebenarnya tidak rumit. Hanya saja, beberapa bank masih menerapkan cara konvensional, di mana nasabah harus datang secara langsung ke bank untuk mengurus pembukaan rekening deposito.

 

Jika menginginkan cara yang lebih mudah, kamu bisa memilih bank yang menyediakan layanan pembukaan deposito secara digital. Contohnya seperti Senyumku dari Amar Bank. 

 

Di Senyumku, kamu bisa melakukan semua transaksi, termasuk berinvestasi dengan deposito, secara online. Bunga deposito di Senyumku pun cukup besar, mencapai 8 persen. 

 

Alternatif Investasi Saat Suku Bunga Menurun

 

Deposito memang masih populer di tengah penurunan suku bunga acuan dari BI. Akan tetapi, kamu juga bisa mencoba mencari alternatif investasi lain untuk memperkaya portofolio investasimu.

 

Di tengah tren penurunan suku bunga saat ini, berikut ini beberapa alternatif investasi yang bisa dicoba:

 

  • Obligasi

 

Tahun ini, pemerintah merencanakan akan menerbitkan 6 Surat Berharga Negara (SBN) ritel. SBN ritel yang pertama sudah ditawarkan sejak tanggal 26 Januari sampai 18 Februari lalu, dengan tanggal setelmen di 24 Februari 2021. 

 

Berikutnya, masih akan ada 5 SBN ritel lagi yang akan ditawarkan oleh pemerintah sepanjang tahun. Obligasi ini bisa menjadi instrumen investasi yang tepat ketika suku bunga deposito sedang mengalami penurunan.

 

Dibandingkan dengan deposito, obligasi memberikan peluang imbal hasil yang lebih besar. Risikonya juga cenderung cukup rendah dan lebih stabil bila dibandingkan dengan instrumen investasi lainnya. 

 

  • Reksa dana pendapatan tetap

 

Reksa dana juga tergolong sebagai instrumen investasi dengan risiko yang rendah. Khususnya jika kamu memilih reksa dana jenis pendapatan tetap, bukan reksa dana saham.

 

Di reksa dana, sejumlah investor bisa menanamkan modal, kemudian modal-modal itu akan dihimpun dan dikelola oleh manajer investasi. Untuk berinvestasi dengan reksa dana, kamu tidak perlu mempersiapkan modal dalam jumlah yang besar, bahkan bisa dimulai hanya dengan Rp100 ribu saja. 

 

Reksa dana bisa memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan deposito. Perlu diingat, keuntungan yang lebih tinggi sebanding dengan risiko yang lebih tinggi pula. 

 

Sebaiknya, ketika akan melakukan investasi, pertimbangkan kembali apa kebutuhanmu. Jika kamu memerlukan investasi yang stabil, maka tidak ada salahnya tetap memilih deposito walaupun suku bunga mengalami penurunan.