SWARA – Menjalankan bisnis di tengah pandemi bukanlah hal yang mudah, khususnya jika kamu memiliki bisnis di bidang makanan. Sebelum pandemi, bisnis cafe tampak menjanjikan karena tingginya tren nongkrong sambil minum kopi di berbagai kalangan. Tapi, sejak pandemi melanda, mempertahankan bisnis cafe jadi semakin sulit.
Secara khusus, dampak ini semakin dirasakan oleh para pemilik cafe berskala kecil. Adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mengurangi jumlah pengunjung cafe. Ditambah lagi, permintaan akan kopi semakin menurun.
Jika kamu pemilik bisnis cafe, mungkin kamu mulai menentukan strategi untuk mempertahankan bisnis cafe di tengah situasi pandemi seperti sekarang ini.Â
Cara Pebisnis Cafe Menyesuaikan Diri dengan Situasi Pandemi
Selama pandemi, masyarakat lebih berhati-hati untuk melakukan aktivitas di tempat umum, termasuk di cafe. Pemerintah pun menetapkan sejumlah aturan guna mencegah penyebaran virus corona di kalangan masyarakat.
Karena itu, sebagai pemilik bisnis cafe, kamu pun perlu menyesuaikan bisnismu dengan kondisi tersebut. Berikut ini beberapa cafe yang telah melakukan upaya penyesuaian diri dengan situasi pandemi:Â
-
Melakukan inovasi produk
Sejumlah cafe telah mencoba untuk melakukan inovasi produk selama masa pandemi. Inovasi tersebut bertujuan untuk menambah variasi dan keunikan produk yang dijual. Selain itu, adanya inovasi produk membantu dalam menghindari kebosanan di mata konsumen.
Dilansir dari Kompas, salah satu inovasi yang menjadi tren bisnis cafe saat ini adalah penjualan produk kopi kemasan literan. Produk ini menjadi jawaban bagi para pecinta kopi yang kesulitan mendapatkan produk kopi untuk dikonsumsi secara jangka panjang.
Tidak hanya itu, ada juga inovasi berupa kopi campur jamur atau rempah-rempah. Dengan adanya campuran ini, kopi yang disajikan menjadi lebih sehat. Hal ini sejalan dengan kepedulian masyarakat saat ini yang berfokus pada kesehatan.
Sebagai pemilik cafe, kamu juga bisa melakukan inovasi produk dengan memanfaatkan kreativitas dan permintaan pasar di masa sekarang.Â
-
Mengubah operasional cafe
Selama pandemi, banyak cafe melakukan perubahan jam operasional untuk membatasi aktivitas pengunjung yang terlalu lama. Selain itu, sejumlah cafe juga menerapkan kebijakan pembatasan jarak 1,5 meter bagi para pengunjung dan menyediakan hand sanitizer di setiap sudut cafe.
Sebagai contoh, pemilik Elman Kopi telah menerapkan perubahan ini sebagai upaya mempertahankan bisnis cafe yang dijalani. Dikutip dari Detik, selama masa PSBB, Elman Kopi tetap beroperasi tapi dengan menaati protokol kesehatan.
Ditambah lagi, Elman Kopi juga mulai memasarkan produknya dengan sarana online. Hal ini membantu agar penjualan kopi di cafe tersebut dapat tetap berjalan meski di tengah situasi pandemi.Â
-
Membuat sistem pre-order
Strategi lainnya untuk mempertahankan bisnis cafe adalah melalui pemberlakukan sistem pre-order. Sistem ini bisa membantu kamu supaya tidak memproduksi kopi dalam jumlah yang berlebihan.Â
Dengan adanya sistem pre-order, kamu hanya akan membuat kopi sesuai dengan permintaan yang ada. Dengan begitu, kamu bisa menghindari kemungkinan mengalami kerugian karena banyaknya sisa produk yang tidak terjual.
Coffee Shy di Depok telah menerapkan sistem ini untuk menyesuaikan diri dengan keadaan pandemi. Cafe ini melakukan pemasaran mengenai pre-order produknya melalui sarana digital, khususnya di media sosial.Â
Tips Mempertahankan Bisnis Cafe di Tengah Pandemi
Berkaca pada upaya para pemilik cafe dalam mempertahankan bisnisnya, kamu pun bisa mencoba untuk melakukan strategi yang serupa. Agar perencanaanmu menjadi lebih mudah, berikut ini tips mempertahankan bisnis cafe di tengah pandemi:Â
-
Menjaga kebersihan produk
Di situasi pandemi seperti sekarang ini, banyak orang mencemaskan masalah kebersihan saat akan membeli produk, khususnya produk makanan dan minuman. Karena itu, kamu perlu menyesuaikan cara pengemasan produk untuk meyakinkan pembeli akan kebersihan produkmu.
Salah satu caranya adalah dengan menggunakan segel khusus pada kemasan kopi. Segel itu menjadi tanda bahwa kopi yang dibuat masih segar dan belum pernah dibuka setelah selesai dibuat. Jika pembeli menerima segel yang rusak, artinya kemasan kopi tersebut sudah pernah dibuka sebelumnya dan kebersihannya pun dipertanyakan.
Selain itu, kamu juga bisa mengedukasi para pembelimu mengenai proses pembuatan kopi yang dilakukan di cafe. Berikan informasi mendetail tentang kebersihan yang dijaga selama proses pembuatan melalui media sosial.Â
-
Memanfaatkan teknologi digital
Karena adanya pembatasan sosial, masyarakat kini mengandalkan interaksi melalui media digital. Dalam melakukan transaksi pun, kamu bisa menjangkau lebih banyak pembeli dengan memanfaatkan platform online.Â
Saat ini, ada banyak e-commerce yang dilengkapi dengan berbagai fitur untuk memudahkan interaksi antara penjual dengan pembeli. Kamu bisa memanfaatkan e-commerce tersebut untuk memasarkan produk.
Tidak hanya itu, cobalah juga untuk bekerja sama dengan layanan jasa pengiriman makanan seperti Grab Food dan Go-Food. Dengan mendaftarkan diri di platform tersebut, akan ada peluang yang lebih besar bagi cafe-mu untuk dilihat oleh orang banyak.Â
-
Mengolah produk sesuai permintaan
Strategi yang satu ini merupakan strategi untuk mendukung sistem pre-order. Setelah membuka pre-order di media sosial, kamu bisa mulai mengolah produk kopi sesuai dengan jumlah pesanan.Â
Kamu juga bisa melakukan inovasi dengan tidak hanya menjual produk kopi yang telah diolah, tetapi juga kopi racikan yang bisa diseduh sendiri di rumah. Dengan begitu, kualitas kopi akan lebih tahan lama dan pembeli pun bisa meracik sendiri kopi tersebut sesuai dengan selera.
Itulah beberapa strategi mempertahankan bisnis cafe di tengah pandemi yang bisa kamu coba. Bisnismu pasti bisa bertahan melewati masa pandemi jika kamu menjalaninya dengan strategi yang tepat.