SWARA – Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini bisnis rumahan atau bisnis berskala kecil semakin berkembang. Baik dijadikan sebagai sumber pemasukan utama ataupun sekadar usaha sampingan. Namun, perkembangan yang kian pesat itu juga menimbulkan masalah baru, yaitu pasar yang semakin kompetitif.
Untuk bisa bertahan di pasar yang semakin kompetitif tersebut, penting untuk memahami teknik pemasaran. Selama ini, kita mungkin berpikir bahwa teknik marketing yang tepat yaitu mampu menjangkau banyak pelanggan.
Hal tersebut tidak sepenuhnya salah. Lebih jauh lagi, saat menjalankan teknik pemasaran, kamu bisa berpikir lebih jauh. Yaitu, berapa banyak keuntungan yang kamu dapatkan. Tidak perlu memedulikan jumlah pembeli yang banyak atau sedikit, karena bisa saja kelompok kecil akan mendatangkan jumlah keuntungan yang jauh lebih besar ketimbang pasar yang luas tapi memiliki daya beli kecil.
Selain itu, dengan membidik target pasar yang luas bisa membuatmu kewalahan. Terlebih jika bisnis yang dijalankan masih berskala kecil alias hanya kamu satu-satunya sumber daya yang menjalankan bisnis tersebut. Dengan artian, kamu harus menjalankan semua proses sendiri dan menghadapi semua customer seorang diri.
Dengan mengubah mindset menjadi menargetkan seberapa banyak keuntungan yang didapat, kamu bisa lebih fokus pada saat memasarkan produk. Terlebih di era digital sekarang, kamu bisa memilah-milah instrumen komunikasi yang dirasa cocok dengan target market yang dituju.
Baca juga: Mengapa Berkarier di Bidang Digital Marketing Cukup Menjanjikan?
Instrumen Digital Marketing yang Bisa Dimanfaatkan
Dilansir dari Forbes, setidaknya ada 5 instrumen digital marketing yang bisa kamu manfaatkan dan selama ini masih sangat sedikit yang menggunakannya.
1. Podcast
Saat ini, Podcast memang sangat berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena perkembangan yang sangat signifikan, banyak pebisnis yang akhirnya ikut memanfaatkan tren tersebut. Podcast dirasa memiliki karakteristik yang mampu mengikat antara si Podcaster dengan pendengarnya. Selain itu, Podcast memungkinkanmu untuk berkomunikasi dengan customer dengan cara yang menyenangkan.
Podcast bersifat fleksibel, bisa didengarkan kapan saja dan di mana saja, sehingga kamu bisa menyampaikan soal produk yang dimiliki kapan saja. Kamu bisa memulai podcast sendiri dan mempromosikannya melalui media sosialnya.
Kamu bisa membuat konten yang menarik dan bersifat soft selling, seperti membahas topik gaya hidup terkait produk yang dipasarkan, bincang-bincang menggali kisah sukses, juga sharing soal memulai bisnis. Kamu juga bisa berkolaborasi dengan Podcaster lain yang bisa membantu mengembangkan bisnis tersebut. Dengan soft selling, pendengar tidak merasa dijejali iklan secara terang-terangan.
2. Google Retargeting Campaigns
Umumnya, setiap bisnis menggunakan PPC (pay per click) atau SEO (search engine optimization) untuk dikenal oleh Google. Namun, masih sedikit yang menggunakan Google Retargeting Campaigns. Dengan campaign ini, kamu bisa menjangkau calon customer yang lebih potensial karena pernah bersinggungan dengan brand yang kamu iklankan.
Dilansir dari Forbes.com, “Sederhananya, sistem ini akan meninggalkan tracking code di website, apps, atau tempat lain yang memungkinkan seseorang berinteraksi dengan brand, seperti YouTube. Pengguna akan menerima cookies yang akan memonitor semua aktivitas mereka di internet, dan cookies tersebut akan mengirimkan data kepadamu. Kamu bisa memanfaatkan data tersebut untuk memasarkan produk di saat yang tepat.”
Oleh karena data tersebut sesuai dengan aktivitas calon pembeli, tanggapannya lebih hangat dan cenderung mendorong customer untuk langsung membelinya.
3. LinkedIn
LinkedIn memang tempat bertemunya para profesional, sehingga ini tempat yang sangat pas untuk menjalankan layanan B2B alias business to business. Kamu bisa membangun brand di sini, sehingga produkmu jadi lebih terpercaya. Buatlah konten yang menarik dan soft selling, yang membuat page kamu lebih terpercaya dan banyak dikunjungi. Kamu bisa tunjukkan kalau kamu sangat ahli di bidang bisnis yang digeluti tersebut.
LinkedIn juga memungkinkanmu bertemu dengan calon klien potensial secara online. Di sisi lain, kamu juga bisa menjangkau langsung calon klien yang dirasa potensial untuk diajak bekerjasama. Kamu bisa menjelajahi profil demi profil di LinkedIn untuk mencari tahu sosok yang pas untuk bekerjasama denganmu.
4. Email Marketing
Tidak selamanya, cara mengembangkan bisnis adalah dengan menemukan klien atau customer baru. Kamu bisa melakukannya dengan mengembangkan dan memaksimalkan klien atau customer yang sudah dimiliki. Terkadang, mempertahankan jauh lebih sulit ketimbang menemukan customer baru.
Manfaatkan email marketing untuk menjalin relasi dengan customer yang sudah ada. Kamu bisa membuat info terbaru seputar produk dan informasi terkait lainnya, lalu mengirimkan via email. Setidaknya, kamu mengingatkan customer akan kehadiranmu dan lama-lama, brand tersebut bisa menjadi top of mind di customer.
Dalam membuat email marketing, lakukan personalisasi. Kamu memang tidak bisa menyapa semua customer, tapi setidaknya beri sapaan yang memberikan kesan dekat ketika users membaca email tersebut. Tidak perlu panjang, cukup email singkat dan catchy sudah membuat customer menyadari kehadiranmu.
5. World of Mouth
Cara ini mungkin sudah terkesan lama, tapi masih relevan sampai sekarang. Tidak bisa dipungkiri kalau WoM masih menjadi salah satu cara marketing dengan tingkat keberhasilan tinggi. Kamu bisa meningkatkan jenis WoM, dan tentunya dengan mengandalkan digital.
Misalnya, kamu memiliki satu kanal khusus di website yang membahas soal review dari customer. Tidak perlu ragu untuk meminta langsung review dan memajangnya di media sosial. Semakin banyak review, menandakan produkmu memang layak untuk dipertimbangkan.
Dunia digital yang begitu luas menyediakan banyak cara untuk meningkatkan bisnis. Yuk, manfaatkan channel digital marketing ini agar bisnismu semakin berkembang dan yang pastinya jadi #PastiLebihSiap buat bersaing dengan yang lain.