SWARA – Nggak dapat dipungkiri, masa pandemi COVID-19 ini mengubah pergerakan bisnis, bukan hanya di Indonesia, tapi secara global. Di media sosial, nggak jarang saya melihat berita bagaimana bisnis UMKM bertahan mati-matian untuk tetap menjalani usahanya, bahkan sejak diberlakukan aturan physical distancing dan work from home (WFH).

 

Beberapa kenalan saya yang juga memiliki bisnis skala kecil menengah pun mengalami hal yang sama. Tidak sedikit dari mereka yang akhirnya menutup usahanya untuk sementara untuk mengurangi cost, karena jumlah pesanan per harinya menurun drastis.

 

Bahkan di kompleks perumahan saya saja, ada warung soto yang bisa dibilang setiap hari jualannya laku, tapi terancam tutup karena nggak sanggup lagi membayar upah kerja dari pegawainya. Omset menurun drastis.

 

Sampai kapan krisis ini berlangsung?

3 Hal yang Bisa Diterapkan Pebisnis UMKM Pasca Krisis COVID-19
Photo by Obi Onyeador on Unsplash

 

Indonesia bukan pertama kalinya mengalami krisis ekonomi. Kita pernah mengalami krisis juga pada tahun 1998 dan 2008/2009. Tapi menurut Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath, dilansir dari Bisnis Indonesia, krisis kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, karena tidak dapat diprediksi akan sampai kapan dan sejauh apa dampaknya.

 

Bahkan negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Jepang, diprediksi akan mengalami penurunan masing-masing sekitar -5,9% dan -5,2%. Di China pun, walau tidak sampai merosot, pertumbuhan ekonominya akan melambat, jadi sekitar 1,2%.

 

Lalu bagaimana dengan ‘ramalan’ ekonomi di Indonesia?

Masih dari sumber yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan perkiraan pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada tahun 2020 ini akan mencapai 2,3% dan skenario terburuknya, pertumbuhan akan mengalami penurunan 0,4%.

 

Diperkirakan juga angka kemiskinan di Indonesia akan meningkat sekitar 1,1 juta orang di skenario buruk sampai 3,78 juta orang di skenario yang sangat buruk. Hal ini disebabkan oleh banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan di tahun ini atau bisnis yang gulung tikar, termasuk bisnis UMKM.

 

Baca juga: Investasi Saham di Tengah Virus Corona COVID-19, Bijakkah?

 

COVID-19 mengubah strategi bisnis di masa depan, bisnis UMKM bisa coba sesuaikan

3 Hal yang Bisa Diterapkan bisnis UMKM Pasca Krisis COVID-19
Photo by Alex Robert on Unsplash

 

Bukan hanya akan mengubah perekonomian dunia, masa pandemi COVID-19 ini juga dikabarkan akan mengubah strategi para pelaku bisnis di masa depan. Tampaknya para pelaku bisnis ini akan belajar dari apa yang mereka alami selama krisis ini.

 

Dilansir dari Harvard Business School, ada beberapa hal yang akan berubah di bisnis masa depan, yang bisa diantisipasi oleh para pelaku bisnis, termasuk UMKM.

 

1. Komunikasi yang jujur antara pemilik usaha dengan karyawan

Saya bekerja dari tahun 2013 dan ini tahun ke-7 saya terjun di dunia kerja. Saya cukup beruntung karena setiap perusahaan tempat saya bekerja memiliki komunikasi yang cukup terbuka antara atasan dan bawahan, maupun perusahaan dengan karyawannya. Tapi tidak semua orang seberuntung saya.

 

Sebelum krisis ini menyerang, banyak perusahaan yang menjaga jarak dengan karyawannya, terutama kalau soal perkembangan bisnis atau profit perusahaan. Bisa tahu-tahu dapat bonus (kalau tahun sebelumnya profit), bisa juga mendadak PHK karena perusahaan harus melakukan efisiensi.

 

Yang bisa diterapkan pebisnis UMKM:

Dengan terjadinya krisis COVID-19 ini, bisa lebih terbuka soal keadaan bisnis dengan karyawanmu. Misalnya bulan lalu penjualan belum mencapai target. Alih-alih menyembunyikan ini dari karyawan, kamu bisa kasih mereka pengertian kalau ada effort lebih yang harus dilakukan di bulan ini untuk menutup kerugian bulan lalu.

 

Hal ini selain memberi gambaran jujur pada karyawan, bisa juga memacu kerja keras bersama dan juga memicu ide-ide kreatif tiap orang agar target berikutnya tercapai. Siapa tahu ada terobosan baru yang selama ini dipikirkan oleh karyawanmu yang paling pendiam!

 

2. Bekerja remote atau dari rumah akan menjadi sesuatu yang normal

Ini terkait dengan habit atau sistem kerja dari customer. Seperti yang sedang terjadi di saat ini, banyak perusahaan memberlakukan sistem kerja dari rumah. Sistem kerja dari rumah seperti sekarang ini dinilai cukup efektif untuk meningkatkan produktivitas pekerja.

 

Maka, bukan sesuatu yang mustahil kalau setelah krisis ini berakhir, akan semakin banyak perusahaan yang memberlakukan sistem kerja dari rumah dan semakin sedikit yang bekerja dari kantor.

 

Yang bisa diterapkan pebisnis UMKM:

Pertama-tama, yang pasti kamu harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan customer. Jika sistem kerja dari rumah ini sudah menjadi umum, maka tidak ada salahnya kamu mulai memaksimalkan pelayanan delivery atau menggunakan platform marketplace.

 

Untuk strategi bisnis lainnya, kamu juga bisa lihat di artikel berikut ini: 5 Hal yang Bisa Pengusaha Lakukan untuk Mempertahankan Bisnis UMKM di Tengah Pandemi

 

3. Kebersihan dan kesehatan menjadi fokus utama

Sepertinya peristiwa COVID-19 ini akan memberikan trauma dan kenangan yang cukup mendalam bagi semua orang, termasuk calon customer kamu. Setelah masa pandemi COVID-19 ini lewat, diperkirakan kebiasaan orang menjaga kebersihan dan kesehatan tidak akan berkurang, malah semakin waspada.

 

Orang jadi lebih peduli dengan kebersihan dirinya dan juga kebersihan apa pun barang yang ia pakai atau konsumsi. Mereka juga semakin perlu tahu dari mana asal barang yang mereka pakai, apakah dari tempat yang terjamin kebersihannya atau tidak.

 

Yang bisa diterapkan pebisnis UMKM:

Yakinkan calon customer kalau kebersihan dan kesehatan produk yang kamu jual itu terjamin. Misal, kamu bisa update di media sosial soal behind the scene dari proses bikin skincare atau keadaan dapur tempat kamu memproses makanan. Dengan sering update soal keadaan kantor atau tempat usahamu, itu bisa memberikan titik cerah buat mereka. 

 

Baca juga: 6 Langkah Mengatur Keuangan Saat Kehilangan Pekerjaan Karena Dampak COVID-19

 

Kesimpulan

 

Krisis ini pasti memberikan dampak yang cukup besar bagi para pebisnis di Indonesia. Bisnis yang besar seperti perusahaan airlines saja terkena dampaknya, apalagi bisnis kecil menengah seperti UMKM. 

 

Berhenti sejenak mungkin pilihan yang tepat untuk saat ini. Tapi bukan berarti menyerah dan pasrah dengan keadaan. Ada saatnya ketika semua ini sudah berakhir, kita bisa memulai lagi dari awal. Dengan mengetahui gerak-gerik bisnis setelah COVID-19 ini, setidaknya kita sudah bisa merancang strategi dari sekarang. Semangat!