SWARA DARI AMAR BANK – Sudahkah kamu berinvestasi di instrumen obligasi? Ya, obligasi menjadi salah satu alternatif diversifikasi investasi karena memberikan keuntungan yang cenderung tetap.

 

Obligasi dikelompokkan sebagai jenis investasi dengan profil risiko moderat dalam artian cocok untuk tujuan finansial jangka menengah dan tingkat return fluktuasinya yang tidak signifikan. 

 

Bagi kamu yang saat ini sedang berinvestasi di obligasi atau ingin mencari tahu cara menghitung obligasi yang benar, simak artikel ini sampai habis!

 

Kalkulator Finansial Swara
Hitung segala kebutuhan harian kamu dengan Kalkulator Finansial dari Swara. Mulai dari modal bisnis, biaya pernikahan, renovasi rumah, traveling, hingga pendidikan. Klik Banner untuk Mencoba!

 

Apa yang dimaksud dengan obligasi?

 

Apa itu obligasi
Sumber: Unsplash

Sebelum cari tahu soal cara menghitung obligasi, terlebih dahulu harus mengetahui pengertiannya. Obligasi atau surat utang adalah sebuat pernyataan utang dari penerbit obligasi bisa jadi pemerintah atau perusahaan. 

 

Penerbitan obligasi biasanya memiliki tujuan seperti membangun infrastruktur pada obligasi pemerintah atau tambahan modal usaha untuk obligasi korporasi. 

 

Saat menerbitkan obligasi, penerbit obligasi berkewajiban mengembalikan pokok utang beserta dengan besaran nominal kupon serta periode pembayaran kupon atau bunga. Umumnya, jangka waktu investasi obligasi berkisar 1-4 tahun. 

 

Berbeda dengan obligasi korporasi yang umumnya tidak dapat diperjualbelikan kepada investor publik, surat utang negara (SUN) kebanyakan bisa dibeli oleh masyarakat dengan minimum nilai tertentu. 

 

Berbagai Jenis Obligasi

 

Jenis obligasi bisa dibedakan atas berbagai hal misalnya penerbit, pembayaran bunga, imbal hasil, nominal yang akan diuraikan sebagai berikut. 

 

Obligasi berdasarkan penerbitnya:

 

  • Obligasi pemerintah: Surat utang yang diterbitkan negara dengan tujuan membiayai kebutuhan anggaran pemerintah seperti membangun infrastruktur atau menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). 
  • Obligasi korporasi: Surat utang yang diterbitkan perusahaan BUMN atau swasta untuk membiayai kelangsungan usahanya seperti tambahan modal usaha atau pembayaran utang bank dan lain sebagainya. 

 

Obligasi berdasarkan pembayaran bunga: 

 

  • Obligasi kupon: Bunga diberikan secara berkala kepada investor. Kupon dalam istilah obligasi berarti nominal bunga keuntungan tertentu sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
  • Obligasi tanpa bunga: Surat utang yang diterbitkan tanpa memberikan kupon. Namun, investor bisa mendapat keuntungan dari selisih harga jual dan nilai tampak saat surat utang diperdagangkan. 
  • Obligasi kupon tetap: Obligasi yang menawarkan tingkat suku bunga tetap kepada investor hingga masa jatuh temponya berakhir. 
  • Obligasi kupon mengambang: Kupon yang ditawarkan nilainya bisa berubah tergantung indeks pasar uang. Meskipun begitu, terdapat kupon batas minimal yang berlaku sampai waktu jatuh tempo.

 

Obligasi berdasarkan imbal hasil:

 

  • Obligasi konvensional: Surat utang yang diterbitkan dengan perjanjian memberikan imbal hasil berupa bunga dalam jangka waktu tertentu. 
  • Obligasi syariah atau sukuk: surat utang yang memberikan imbal hasil berdasarkan prinsip syariah berupa uang sewa tanpa mengandung unsur riba.

 

Obligasi berdasarkan nominal:

 

  • Obligasi konvensional: surat utang yang punyai satuan nominal yang besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot.
  • Obligasi ritel: surat utang yang mempunyai nilai nominal kecil, misalnya Rp 1 juta.

 

Cara Menghitung Keuntungan Obligasi

 

cara menghitung nilai obligasi
Sumber: Unsplash

 

Sebagai contoh, pemerintah terakhir kali menerbitkan Saving Bond Ritel (SBR) 012-T4 dengan imbal hasil sebesar 6,35% per tahun, tenor 4 tahun dan minimum pembelian sebesar Rp1 juta. 

 

Jadi jika uang yang kamu tempatkan adalah Rp20 juta, maka cara menghitung obligasinya adalah:

 

Imbal hasil gross per tahun = Rp20 juta x kupon 6,35% per tahun : Rp1.270.000.

Imbal hasil nett per tahun = Rp1.270.000 – Rp127.000 (pajak 10%) = Rp1.143.000

Imbal hasil nett per bulan = Rp1.143.000/12 = Rp95.250

 

Baca juga: 7 Cara Trading Saham yang Cocok untuk Pemula, Dijamin Cuan!

 

Keuntungan Berinvestasi Obligasi

 

Investasi di instrumen obligasi menjadi sangat menarik bagi pemula dan investor kawakan yang ingin melakukan diversifikasi portofolio dengan tujuan memaksimalkan keuntungan dan meminimalisir risiko. 

 

Nah, beberapa keuntungan berinvestasi di instrumen obligasi adalah sebagai berikut:

 

  • Investasi yang aman

 

Obligasi termasuk jenis investasi yang aman karena dilindungi oleh penerbit obligasinya. Jadi, selama negara atau perusahaan belum bangkrut, pokok utang dan imbal hasilnya pasti akan kamu dapatkan hingga akhir periode jatuh tempo. 

 

  • Memberikan pendapatan tetap

 

Karena memiliki kupon dengan besaran yang sudah ditetapkan di awal penerbitan, maka investor berhak mendapatkan pendapatan hasil dari kupon yang dibayar sesuai periode yang ditentukan misalnya satu hingga enam bulan sekali. 

 

Meskipun beberapa obligasi juga menawarkan kupon mengambang, tetapi investor tetap berhak mendapat imbal hasil dari kupon batas minimal yang sudah ditentukan.

 

  • Imbal hasil lebih tinggi dari investasi berbasis pasar uang

 

Meskipun jenis investasinya cenderung aman, tetapi imbal hasil dari obligasi jauh lebih tinggi dari kelas aset pasar uang seperti tabungan atau deposito. 

 

Dilihat dari data LPS hingga Mei 2023, tingkat bunga penjaminan bank umum berkisar 4% dengan pajak deposito sebesar 20%. Sementara, SBR 012-T4 ditawarkan dengan kupon 6,35% dengan pajak obligasi hanya sebesar 10%. 

 

Baca juga: Di Tengah Ancaman, Ini Peluang Resesi untuk Investor

 

  • Berkesempatan mendapatkan capital gain

 

Beberapa jenis obligasi bisa diperjualbelikan di pasar sekunder bahkan sebelum akhir masa jatuh temponya selesai.

 

Hal ini membuat kamu berkesempatan untuk mendapatkan capital gain dari transaksi jual beli tersebut. Beberapa jenis surat utang negara yang dapat diperjualbelikan adalah Obligasi fixed rate (FR), Obligasi Negara Ritel (ORI), dan Sukuk Ritel (SR).Â