Memiliki usaha atau bisnis mungkin sudah menjadi impian dari banyak orang. Bisnis tidak selalu berarti perusahaan besar, tapi juga meliputi UMKM dan pedagang kecil.

 

Dalam berbisnis, ada satu pendanaan yang sering digunakan baik oleh perusahaan besar hingga level UMKM, yaitu utang. Tapi, apakah sehat menggunakan utang dalam berbisnis? Berapakah rasio utang perusahaan yang sehat? Mari kita cari tahu.

 

Komposisi Utang Perusahaan

 

Utang sudah menjadi sumber utama dalam pendanaan bisnis di Indonesia. Hampir setiap perusahaan di Indonesia maupun dunia pasti memiliki utang, karena perusahaan sangat membutuhkan pendanaan untuk berbisnis.

 

Sebelum masuk ke rasio utang perusahaan yang sehat, mari kita bedah dahulu. Mungkin masih banyak yang belum tahu apa itu komposisi utang perusahaan.

 

Utang perusahaan itu sedikit berbeda dari utang pribadi. Utang pribadi hampir pasti harus dilunasi, karena pribadi, saya dan kamu itu dapat meninggal. Utang pribadi kita harus lunas sebelum kita berpulang. 

 

Sedangkan bagi perusahaan, perusahaan itu tidak dapat meninggal dan dapat hidup ratusan tahun selagi tidak bangkrut. Oleh karena itu, selagi perusahaan hidup, utangnya pun kadang akan terus ada bahkan meningkat secara nominal seiring waktu. 

 

Perusahaan tidak wajib untuk mengurangi utang perusahaan, selama perusahaan tersebut masih memiliki untung dan rasio utang perusahaan yang sehat masih terpelihara. 

 

Pinjaman Uang Online Bisnis Hingga 20 Juta

 

Utang perusahaan secara garis besar dibagi menjadi dua:

 

1. Utang lancar

 

Utang lancar ini dapat berupa utang ke supplier yang tanpa bunga ataupun utang-utang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun.

 

2. Utang jangka panjang

 

Utang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Biasa berupa utang berbunga seperti utang ke bank maupun lewat obligasi. 

 

Bagaikan pedang bermata dua, utang dapat menjadi alat yang dapat membangun bisnis kita, tetapi bisa juga menjadi alat untuk menghancurkan bisnis kita. Utang yang besar tentu membawa beban bunga yang besar. Bunga ini menjadi beban perusahaan. 

 

Ketika perusahaan kita untung maupun rugi, bunga bank ini harus dibayar. Jika perusahaan terus merugi dan tidak dapat mengembalikan bunga apalagi pokoknya, maka perusahaan kita dapat dituntut bangkrut. Aset perusahaan akan disita dan dilelang untuk membayar utang. 

 

Karena itu, dalam berutang, ada satu prinsip yang harus selalu kamu tekankan, yaitu utang harus selalu dibayar sampai lunas.

 

Artikel Terkait: Tips Atur Keuangan Agar Pinjaman Cepat Cair bagi Pebisnis Pemula

 

Rasio Utang Perusahaan yang Sehat

 

Masuk ke rasio utang perusahaan yang sehat. Ada yang namanya rasio solvabilitas. Ini adalah rasio analisa laporan keuangan untuk mengetahui seberapa sehat utang perusahaan. 

 

Berikut adalah perhitungan untuk menilai rasio utang perusahaan yang sehat.

 

1. Current ratio: (Aset lancar/utang jangka pendek)

 

Sebenarnya rasio ini masuk kedalam rasio likuiditas. Rasio ini menilai bagaimana perusahaan mampu melunasi utang jangka pendeknya. 

 

Rumusnya adalah aset lancar dibagi dengan utang jangka pendek perusahaan. Aset lancar adalah kas, piutang, dan persedian atau aset-aset likuid yang mudah diuangkan. 

 

Misal perusahaan ABC mempunyai uang tunai sebanyak Rp1.000.000, kemudian piutang dagang sebesar Rp1.000.000,00 , serta persediaan barang dagang sebesar Rp10.000.000. 

 

Sedangkan utang jangka pendek perusahaan ABC sebesar Rp 2.000.000,00 yang harus dilunasi.

 

Maka berdasarkan data diatas, Current ratio dari perusahaan ABC adalah sebagai berikut:

 

(aset lancar: uang tunai, piutang, dan persediaan barang dagang / utang jangka pendek)

((Rp1.000.000 + Rp1.000.000 + Rp10.000.000) / Rp2.000.000)

= 6x

 

Artikel Terkait: 5 Langkah Aman Mencari Modal Bisnis Secara Online

 

Artinya, perusahaan ABC dapat dengan mudah membayar kewajiban janka pendeknya. karena aset lancarnya 6x lebih besar dari utang jangka pendeknya.

 

Current ratio yang baik adalah diatas 1. Semakin besar, semakin baik. Artinya, perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar utang jangka pendeknya.

 

2. Interest coverage ratio: (EBIT / interest)

 

Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan untuk mampu membayar bunga pinjamannya. Nah, teman-teman bunga ini adalah biaya dari “sewa” uang yang harus dibayar. 

 

Rumusnya adalah keuntungan sebelum bunga dan pajak dibagi oleh total beban bunga. 

 

Contoh: tahun 2020, Perusahaan ABC mencetak laba sebelum bunga dan pajak sebesar Rp100.000.000. Perusahaan ABC juga berutang Rp50.000.000 rupiah dengan bunga 15% per tahun.

(laba sebelum bunga dan pajak / bunga pinjaman)

(Rp100.000.000 / (Rp50.000.000 x 15%))

= 13x

 

Artinya profit perusahaan dapat secara cukup digunakan untuk membayar bunga utang perusahaan. profit perusahaan adalah 13 kali lipat beban bunganya.

 

Banyak yang belum tahu, ada perusahaan yang hanya membayar bunganya saja, sedangkan pokok utangnya dapat terus diperpanjang. Ini disebut refinancing, yang penting biaya “sewa” alias bunganya dibayar. 

 

Sama seperti kita menyewa rumah/mobil, yang penting bayar uang sewanya tepat waktu, lalu rumah/mobilnya dapat kita nikmati manfaatnya terus menerus. Kalau mau dilunasi nanti toh juga banknya akan menawarkan pinjaman lagi.

 

3. Debt to asset ratio : (total debt / total asset)

 

Rasio ini untuk menunjukan seberapa besar total utang perusahaan. Rasio ini juga dapat kalian pakai untuk menunjukan seberapa besar aset kalian yang dibiayai menggunakan utang.

 

Rumusnya adalah total semua utang perusahaan dibagi dengan total aset perusahaan. Semakin kecil hasilnya, semakin aman suatu perusahaan. 

 

Perlu diingat, utang yang besar itu tidak menunjukan profitabilitas. Bukan berarti perusahaan yang utangnya besar itu tidak profitable, hanya saja risikonya menjadi lebih besar. 

 

Risiko jika keadaan ekonomi yang kurang baik melanda, perusahaan dengan utang besar akan terkena dampak yang paling besar. Begitu juga dengan ketika ekonomi sedang baik, perusahaan dengan DER yang tinggi akan mendapat profit lebih besar. 

 

Pentingnya Memperhatikan Rasio Utang Perusahaan

 

Jika rasio utang perusahaan yang sehat sudah kamu penuhi, jangan lupakan keadaan ekonomi. Keadaan ekonomi yang sedang buruk kadang membuat perusahaan harus mengurangi tingkat utangnya. 

 

Melihat pada kasus krisis ekonomi akibat Covid-19, ketika permintaan masyarakat menurun, maka omzet perusahaan pun akan turun. Omzet turun dapat mengakibatkan turunnya profit atau bahkan rugi. 

 

Rasio-rasio keuangan diatas dapat membantu kamu untuk mengerti apakah suatu utang dapat dinaikan atau harus dikurangi. Apakah kamu percaya diri dapat membayar bunganya ditengah krisis? Dari rasio solvabilitas, kamu akan mendapat jawabannya.