SWARA – Pandemi corona menyebabkan perekonomian negara terlihat lesu. Nilai tukar rupiah melemah, IHSG banyak yang anjlok, dan pergerakan ekonomi di dalam negeri terhambat karena masyarakat harus mengarantina diri. Dana pun dialokasikan di sektor kesehatan untuk menangani pasien COVID-19.Â
Konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah sama-sama menurun sehingga semakin menyebabkan perekonomian menjadi lesu. Namun di balik itu semua setelah melewati tiga bulan pertama di tahun 2020, bagaimana keadaan investasi di Indonesia sebenarnya pada triwulan I, mengingat corona baru menyerang di Indonesia pada akhir triwulan I ini?
1. Investor memiliki prioritas lain
Di masa pandemi corona seperti sekarang ini, diprediksi bahwa para investor luar negeri sedang sibuk untuk memfokuskan keuangan di kebutuhan masing-masing negaranya demi melawan virus ini.Â
Negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat dan negara-negara Eropa masih berjuang untuk menuntaskan permasalahan virus corona di negaranya masing-masing sehingga mereka belum sempat untuk mengembalikan fokus utama ke dunia investasi terutama di Indonesia.Â
Artikel terkait: Investasi di tengah pandemi
1. Siasat Investasi Saat Wabah Virus Corona Covid-19 Menyerang Yang Harus Kamu Ketahui!
2. Gara-Gara Virus Corona Investasi Saham Merugi, Ini Cara Menyiasatinya
3. Investasi Di Kala Virus Corona Merebak, Siapa Takut?
2. Penanaman modal dalam negeri pun menurun
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) pun diprediksi akan terjadi perlambatan. Hal ini terjadi juga karena para investor dalam negeri sedang mengalihkan prioritas keuangannya untuk kebutuhan pokok guna menjaga diri di masa pandemi corona ini.Â
Melihat dari Tiongkok yang mulai pulih dan terbebas dari pandemi corona baru-baru ini, kemungkinan Indonesia baru akan pulih sekitar pertengahan tahun ini jika berkaca pada jangka waktu Tiongkok mengembalikan perekonomiannya sejak awal terkena corona.
3. Nyatanya pada triwulan I investasi justru naik dibanding tahun lalu
Jika dilihat dari angka, ternyata kinerja investasi di Indonesia triwulan I ini justru meningkat sebesar 5% sampai 6% dibandingkan triwulan I tahun lalu, bukannya turun seperti yang dikhawatirkan. Kenaikan ini didapat akibat investasi di tahun 2019 yang masih berjalan hingga saat ini, sehingga jika dihitung maka kinerjanya justru masih meningkat.Â
4. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat ada peningkatan investasi
Peningkatan investasi yang dimaksud BKPM adalah dari angka permohonan Nomor Induk Berusaha (NIB). Hingga 18 Maret lalu, permohonan meningkat hingga 240.178 pemohon. Selain NIB, kenaikan permohonan tersebut juga meliputi Izin Usaha (IU), dan Izin Operasional Komersial (IOK).Â
Investasi pun terus meningkat terutama untuk sektor kesehatan dan perdagangan. Meski administrasi terhalang karena harus melakukan physical distancing, namun kenyataannya permohonan secara online tetap berjalan.
Artikel terkait: Survive dari pandemi virus corona
1. Penantian Kabar Munculnya Vaksin Virus Corona, Kapan?
2. Jaga Kesehatan Saat Traveling di Tengah Ancaman Virus Corona
3. Persiapkan Hal ini Kalau Harus Karantina Diri Sendiri di Rumah Akibat Virus Corona
5. Proyeksi untuk triwulan II
Dalam menghadapi pandemi corona ini, BKPN sudah menyiapkan simulasi realisasi investasi dengan tiga tingkatan, yaitu tingkatan optimisme, moderat dan juga pesimisme untuk menghadapi kemungkinan terburuknya. Selain itu, dengan adanya peningkatan investasi tentu akan ada peningkatan penyerapan tenaga kerja yang juga akan bertambah.Â
Namun yang harus diperhatikan sebenarnya adalah pemanfaatan teknologi agar investasi bisa berjalan lebih lancar dan cepat lagi. Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani, juga mengatakan bahwa ada kewenangan pemberian tax holiday yang sudah diserahkan kepada BKPN untuk membantu memudahkan perusahaan baru.
Itulah kondisi investasi di Indonesia pada triwulan I tahun ini. Meski dihantam pandemi corona, keadaan investasi Indonesia di triwulan I ini nggak mengecewakan, sehingga masih ada harapan besar bagi para investor untuk tetap menanamkan uangnya di Indonesia dan mendapatkan keuntungannya kelak. Sehingga bagi kamu yang seorang investor, masih ada alasan kuat untuk tetap menanamkan uangnya di beberapa sektor perusahaan yang tetap berjalan di kala pandemi corona ini.