SWARA –  Saya yakin, masih banyak pasangan yang malas ngomongin duit. Ada yang sudah PD banget kalau semuanya akan baik-baik saja dan rejeki nggak ke mana, ada pula yang udah sembelit duluan kalau diajak mikirin nominal.
Memang sih, ngomongin duit memang nggak ada romantis-romantisnya. Apalagi kalau dibandingin sama topik lain yang lebih membuai, macam tema resepsi atau tujuan honeymoon. Â Hahaha.
Tapi, walaupun belum resmi pasutri, akan sangat baik kalau kalian sudah terbuka mengenai situasi keuangan masing-masing. Kalau masih pacaran sih, bisa langsung say bye-bye. Tapi, kalau udah menikah dan menyesal setelah tahu habit keuangan pasangan yang buruk, gimana hayo? Bakal repot banget! Â
Supaya ini nggak terjadi, ayo segera blak-blakan ke pasanganmu mengenai 6 perkara keuangan berikut sebelum menikah!
1. Karakter keuangan
Pasanganmu itu tipe yang seperti apa sih? Â Apakah dia tipe hemat, santai, tukang ngabisin, atau suka ambil risiko?
Memahami bagaimana kamu dan pasangan menyikapi keuangan menjadi salah satu syarat utama membangun hubungan finansial yang sehat. Â Nggak hanya saat merancang rencana jangka panjang seperti pilihan instrumen investasi, atau lokasi rumah yang ingin dibeli, bahkan hal-hal kecil seperti masalah makan di mana.
Jadi, lebih baik segera temukan persamaan dan perbedaan masing-masing, diskusikan jalan tengahnya dan bagaimana kalian akan berkompromi.
Kalau kamu belum mengenal karakter keuanganmu (money personality), coba jawab kuesioner 10 menit ini: http://www.themoneycouple.com/money-personalities.htm
Artikel terkait: Jenis investasi yang cocok untuk pasangan yang sudah menikah
- Pilih Investasi Perhiasan Emas, Cek Keuntungan dan Kerugiannya!
- Biar Nggak Rugi, Yuk, Kenali Kenali Investasi Reksa Dana dan Cara Perhitungannya
- 8 Alasan Investasi Properti Adalah yang Terbaik
2. Hutang-piutang
Kamu punya hutang atau tanggungan? Pasanganmu berhak tahu, dan sebaliknya. Ada lho, yang gengsi mengakui, atau sengaja merahasiakannya karena takut menganggu hubungannya. Padahal, cepat atau lambat pasti akan ketahuan, toh?
Meskipun sekarang masih kamu yang tanggung sendiri, jika sudah menjadi pasutri, pasti harus ditanggung bersama. Besar maupun kecil.
Setelah tahu rinciannya, diskusikan bagaimana kalian akan menghadapinya, karena mau nggak mau pasti akan ada penyesuaian di bujet bulanan dan rencana-rencana jangka panjang. Â
3. Penghasilan
Seperti halnya hutang-piutang, kamu pun harus jujur mengenai pendapatan masing-masing. Bukan kenapa-napa, ini supaya kalian punya gambaran yang sehat dan realistis mengenai kehidupan berumahtangga kelak. Terutama untuk tahun-tahun pertama yang cukup berat.
Contoh terdekat, nih. Saya dan pasangan sudah saling mengetahui penghasilan masing-masing di tahun pertama kami berpacaran. Ya, tentunya karena memang dari awal, memang sudah ada niat untuk membawa hubungan ini ke jenjang pernikahan sih, hehe.
Kamu gimana?
4. Pengeluaran
Sekarang, perkara pengeluaran. Sehari-harinya, apa saja nih yang menjadi pengeluaran tetapmu? Contohnya, gym membership, obat-obatan, pulsa telepon, atau internet bulanan.
Tuliskan. Dari sini, kamu dan pasangan bisa mengira-ngira pengeluaran tetap pribadi setiap bulannya dan totalnya sebagai pasangan. Kemudian, bandingkan deh dengan joint income kalian.
Kalau memang ternyata mencukupi atau bahkan lebih sedikit, it’s good then! Tapi, kalau ternyata besar pasak daripada tiang, berarti harus ada yang ‘dikorbankan’. Harus saling kompromi, ya. Jangan dua-duanya ngotot nggak mau ada yang dikurangi. Yang ada malah target nabung kalian nggak kesampaian.
5. Tabungan
Terlepas dari berapapun nominalnya, kamu perlu menginformasikan tabungan yang kamu miliki. Terutama, uang yang memang kamu simpan untuk kebutuhan rumah tangga.
Jangan hanya nominalnya yang diberitahu. Tapi juga kenapa dan bagaimana kamu sedikit demi sedikit menimbun pundi-pundi ini. Apakah untuk pos investasi? Untuk dana pensiun? Untuk cita-citamu keliling dunia saat sudah pensiun? Dengan begitu, pasangan akan belajar menghargai jerih payah dan menghormati tujuanmu.
Bahkan, bersama-sama kalian bisa memutar otak mengolah simpanan ini supaya lebih bermanfaat.
Anyway, mungkin masih ada beberapa di antara kamu punya tabungan yang nggak diketahui oleh pasangan. Istilahnya untuk jaga-jaga, ya. Menurut saya, ini bukan hal yang salah juga kok. Menurut kamu gimana?
Artikel terkait: Membangun hubungan finansial yang sehat dengan pasangan
- 5 Cara Menghadapi Pacar yang Pelit dan Perhitungan
- 7 Tips Menjaga Hubungan Ketika Penghasilan Istri Lebih Besar dari Suami
- 5 Tips Ini Dapat Mencegah Perceraian yang Disebabkan Faktor Finansial!
6. Ekspektasi
Dengan menikah, kalian pasti sering berandai-andai yang manis-manis dan ‘wah’. Tapi, sadar nggak sih kamu bahwa semua hal yang kalian obrolin itu pasti UUD, Ujung-Ujungnya Duit.
Romantis? Nggak juga. Penting? Banget! Makanya, harus diomongin. Hunian, misalnya. Mau tinggal di mana? Apartemen atau rumah tradisional? Kisaran harganya berapa? Kira-kira bagaimana pilihan ini akan mempengaruhi pengeluaran per bulannya? Â Atau mengenai karir. Apa kalian berencana pindah kerja? Berencana mau kuliah lagi?
Kamu dan pasangan nggak bisa baca pikiran masing-masing, kan? Jadi, daripada ada kekecewaan di ujung, lebih baik sebutkan apa yang kamu harapkan di awal. Â
Ya, itu lah 6 poin keuanga yang harus kalian obrolin dengan pasangan sebelum menikah. Kalau udah diobrolin, semoga kedepannya makin lancar, ya!