Inspirasi dan Edukasi Finansial dari Amar bank – Mengatur keuangan cenderung lebih mudah dipelajari teorinya daripada diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak mudah memang untuk terus konsisten dalam melakukan perencanaan dan pengaturan keuangan.Apalagi bagi kalian yang berada dalam kondisi sandwich generation.Â
Kondisi sandwich generation memang tidak akan pernah mudah. Ada banyak pengeluaran yang harus kita tanggung yang bahkan pengeluaran tersebut tidak kita nikmati.Â
Lalu bagaimana bila kita sudah terlanjur berada di posisi sandwich generation? Apa yang harus kita lakukan untuk meningkatkan keuangan kita?
Sudah tahu belum, Swara kini sudah ada fitur Kalkulator Finansial, loh! Kamu bisa hitung segala perencanaan budgetmu dengan akurat, baik untuk persiapan bisnis, pendidikan, pernikahan, jalan-jalan, hingga renovasi rumah. Penasaran? Yuk, cobain sekarang di sini.
Sandwich generation, keadaan yang serba tidak enak

Sandwich generation adalah keadaan di mana kita harus menanggung beban finansial generasi di atas kita, dalam hal ini orang tua, dan juga kita juga harus menanggung beban finansial generasi di bawah kita, dalam hal ini anak-anak kita.Â
Sandwich generation biasa dialami oleh orang-orang pada usia produktif, kisaran 25 tahun sampai dengan 35 tahun. Pada usia 25 hingga 35 tahun, biasanya, orang tua sudah berada dalam masa pensiun dan juga kita sendiri juga sudah mulai membangun keluarga kecil dan memiliki anak.
Otomatis tanggungan keuangan kita menjadi berkali-kali lipat. Orang tua yang yang sudah tidak lagi bekerja, apalagi yang tanpa tabungan hari tua, tentu tetap harus hidup dengan biaya dari anaknya.Â
Sedangkan anak kita yang sedang berada dalam masa tumbuh kembang, tentu juga membutuhkan banyak asupan nutrisi dan berbagai macam kebutuhan lainnya yang tentu saja tidak kecil.Â
Jika tidak berhati-hati, kondisi sandwich generation seperti ini dapat membawa kondisi keuangan keluarga yang semula baik-baik saja menjadi penuh dengan bencana.Â
Sandwich generation sulit dihindari tetapi dapat diatasi
Kondisi generasi sandwich sebenarnya adalah takdir. Kita tidak mungkin menolak untuk membiayai orang tua kita ataupun anak kita.
Kondisi sandwich generation selalu dimulai dari generasi orang tua yang tidak menyiapkan dana pensiun. Ini menjadi mata rantai yang akhirnya membuat generasi di bawahnya juga tidak menyiapkan dana pensiun.Â
Mau tidak mau, kitalah yang harus menanggung orang tua kita.Â
Tetapi tenang, dengan perencanaan yang matang, kondisi sandwich generation dapat kita hadapi dengan lebih nyaman. Kalian dapat menerapkan tips-tips berikut:
1. Buat perencanaan matang, tentukan pos-pos pengeluaran terlebih dahulu. Kalian dapat membuat alokasi seperti ini: Dari total penghasilan kalian sebulan, gunakan 40% untuk pengeluaran keluarga inti, 25% untuk biaya orang tua, 10% untuk pembayaran cicilan, 20% untuk investasi, dan 5% untuk amal.
2. Disiplin dan berani untuk berkata tidak! Dalam mengatur keuangan bagi generasi sandwich, kita harus mampu bersikap disiplin dan menularkan kedisiplinan itu ke seluruh anggota keluarga. Tidak boleh ada anggota keluarga yang egois dan menghabiskan budget untuk kepentingan lain yang tidak mendesak.Â
3. Jika penghasilan utama dirasa tidak cukup, carilah penghasilan tambahan. Jika memang penghasilan utama kita tidak cukup, maka tidak ada salahnya juga mencari penghasilan tambahan. Bahkan, kalau bisa, seluruh anggota keluarga yang usianya masih produktif, harus di-encourage untuk mencari penghasilan untuk tambahan keluarga.Â
Baca juga: Sandwich Generation, Begini Cara Menabung untuk Keuangan yang Lebih Siap
Generasi Sandwich, jangan tambahkan beban dalam hidupmu

Beban yang dirasakan oleh generasi sandwich memang sudah cukup besar. Oleh karena itu, janganlah menambah beban lagi.Â
Lupakan gengsi dan social cost jika membayar tagihan bulanan saja masih seret. Fokuslah pada kebutuhan keluarga dan income. Lupakan nongkrong-nongkrong bersama teman-teman jika income kalian belum mencukupi.
Prinsip seperti ini perlu ditularkan kepada semua anggota keluarga, mulai dari istri, anak, hingga orang tua. Jangan kedepankan gengsi. Hidup sejahtera, itulah tujuannya, bukan hidup mengejar gengsi demi impresi orang lain.Â
Ada banyak sekali contoh generasi sandwich yang masih mikirin gengsi. Sudah tahu pengeluarannya banyak, tetapi kerjaannya tiap hari kebanyakan nongkrong-nongkrong di cafe-cafe hits serta nyicil gadget-gadget mahal.Â
Sudah tahu ada tanggungan anak dan orang tua yang cukup besar, tetapi seakan tidak dipikirkan.Â
Mindset yang salah seperti inilah yang akan membawa seisi keluarga ke dalam bencana keuangan.Â
Baca juga: Stres dan Masalah Mental Lainnya yang Sering Dihadapi Sandwich Generation
Gara-gara kebiasaan buruk spending kita yang tidak terkontrol dan tidak terencana, bisa jadi, anak-anak kita tidak dapat menerima pendidikan yang bagus, orang tua tidak kita dapat hidup dengan layak, dan pasangan kita menjadi tidak nyaman dan akhirnya timbul konflik.
Yuk, mulai sekarang, sandwich generation harus mampu memperketat perencanaan keuangannya. Biasakan disiplin dan berpikir secara jangka panjang! Tundalah kesenangan jangka pendek untuk mengejar kesejahteraan jangka panjang.