Di era modernisasi ini banyak sekali perempuan yang ahli dalam melakukan apapun, tetapi malah membuat perempuan tersebut menjadi mempunyai banyak kewajiban yang berlebih, atau biasa disebut dengan Double Burden. Lalu, Double Burden itu apa sih?

 

Apa itu Double Burden?

 

“Beban ganda (double burden) artinya beban pekerjaan yang diterima salah satu jenis kelamin lebih banyak dibandingkan jenis kelamin lainnya. Peran reproduksi perempuan seringkali dianggap peran yang statis dan permanen. Walaupun sudah ada peningkatan jumlah perempuan yang bekerja di wilayah public, namun tidak diiringi dengan berkurangnya beban mereka di wilayah domestic. Upaya maksimal yang dilakukan mereka adalah mensubstitusikan pekerjaan tersebut kepada perempuan lain, seperti pembantu rumah tangga atau anggota keluarga perempuan lainnya. Namun demikian, tanggung jawabnya masih tetap berada di pundak perempuan. Akibatnya mereka mengalami beban yang berlipat ganda.” – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia. 

 

Para tokoh feminisme menyatakan bahwa double burden adalah salah satu bentuk  manifestasi ketidakadilan gender. Setidaknya ada lima bentuk manifestasi ketidakadilan gender ini yaitu: marginalisasi (pemiskinan ekonomi), subordinasi (dianggap tidak penting), stereotype (pelabelan negatif), violence (kekerasan), dan double burden (beban ganda).

 

Hal ini sebenarnya bisa juga terjadi pada laki-laki, tetapi lebih banyak terjadi pada perempuan yang biasanya sudah berumah tangga, bahkan perempuan yang belum berumah tangga pun mengalami “beban ganda”. Hal ini terjadi karena adanya pandangan stereotype antara perempuan dan laki-laki.

 

Contoh Double Burden yang sering terjadi

 

Nah, setelah mengetahui pengertiannya, kemudian ada beberapa contoh terkait beban ganda, seperti: 

  • Seorang istri melakukan pekerjaan domestik, seperti: memasak, mencuci, berbelanja
  • Seorang istri sekaligus ibu mempunyai peran mengasuh dan mendidik anak, melayani kebutuhan suami
  • Seorang istri juga melakukan pekerjaan publik untuk mencari nafkah
  • Anak perempuan yang juga melakukan pekerjaan domestik, sedangkan anak laki-laki tidak mengerjakan pekerjaan domestik

*Biasanya, beban ganda ini terjadi pada perempuan yang sudah menikah, tetapi suaminya tidak melakukan bekerja dan tidak menghargai keberadaan istri

 

Solusi mengatasi masalah “beban ganda”

 

Dari contoh-contoh di atas, ada beberapa solusi untuk mengatasi masalah beban ganda yang mungkin dapat membantu kita terlepas dari beban ganda ini. Berikut solusinya:

 

  • Memberikan pengertian bahwa pekerjaan domestik dan mengurus anak tidak hanya dilakukan oleh istri, bisa juga dilakukan oleh suami
  • Membuat perjanjian dan pembagian untuk membagi pekerjaan domestik bersama suami
  • Jangan membebankan suatu pekerjaan kepada diri sendiri, cobalah untuk meminta bantuan
  • Sejak kecil biasakan orang tua tidak membedakan anak perempuan dan laki-laki untuk mengerjakan pekerjaan domestik

 

Setelah memahami dan mengetahui tentang double burden, semoga kedepannya kita bisa lebih mengatur pekerjaan yang seharusnya bisa kita kerjakan secara mandiri ataupun harus berbagi!

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!