SWARA – Semakin hari, kesadaran akan pentingnya investasi semakin tinggi, terlebih di tengah ancaman resesi seperti sekarang ini. Tapi, kesadaran itu tampaknya tidak sejalan dengan pemahaman tentang risiko investasi dan jenis-jenisnya.

 

Risiko investasi adalah perbedaan antara imbal hasil yang diterima dengan imbal hasil yang diharapkan. Ketika berinvestasi, kamu pasti akan berhadapan dengan risiko, apa pun yang terjadi. Dengan kata lain, investasi tidak akan bisa dilepaskan dari risiko.

 

Jadi, sebelum mulai melakukan investasi, sebaiknya pahami dulu apa itu risiko investasi dan apa saja jenis-jenisnya. 

 

Pentingnya Memahami Risiko Investasi

 

Banyak orang tertarik untuk melakukan investasi karena tergiur dengan imbalan yang akan didapatkan. Padahal, semakin tinggi peluang keuntungan yang didapat, semakin tinggi juga risikonya.

 

Dilansir dari Liputan 6, tidak semua investor cukup kritis terhadap risiko yang kemungkinan dihadapi dalam berinvestasi di bidang asuransi. Hal ini disampaikan oleh Pengamat Pasar Modal dan Direktur Avere Investama, Teguh Hidayat.

 

Belum lama ini, kasus gagal bayar polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero) cukup ramai menuai kontroversi. Dalam kasus tersebut, banyak investor yang mengalami gagal bayar karena tidak melakukan perhitungan dengan matang. 

 

Padahal awalnya mereka tergiur dengan produk JS Saving Plan yang memiliki bunga pengembalian cukup tinggi, yaitu 7 hingga 12 persen. 

 

Dari kasus tersebut, kita bisa belajar bahwa iming-iming imbal hasil yang tinggi sebenarnya juga menyebabkan adanya risiko yang cukup tinggi. Oleh karena itu, sebelum mulai berinvestasi, sebaiknya lakukan pertimbangan dengan matang dengan mengedukasi diri mengenai investasi sedalam mungkin. 

 

Mengenal Jenis-Jenis Risiko Investasi

 

Kata ‘risiko’ memang memiliki konotasi yang negatif. Tapi, dalam berinvestasi, risiko bisa dikendalikan selama kamu mau mencobanya. Agar kamu lebih mengenal risiko investasi, berikut ini beberapa jenis risiko yang ada dalam dunia investasi: 

 

  • Risiko suku bunga

 

Risiko suku bunga adalah risiko yang terjadi karena adanya fluktuasi atau peningkatan suku bunga. Adanya peningkatan suku bunga bisa mempengaruhi pendapatan dari investasi. 

 

Biasanya, risiko suku bunga diukur dengan teknik paling tua yang sering digunakan sebagai upaya mengelola risiko suku bunga, yaitu pengukuran dengan jangka waktu obligasi. 

 

  • Risiko inflasi

 

Inflasi adalah kondisi saat nilai mata uang mengalami kemerosotan akibat peredaran uang yang cepat di masyarakat. Dalam investasi, risiko inflasi juga seringkali disebut sebagai risiko daya beli.

 

Saat inflasi terjadi, daya beli masyarakat akan mengalami perubahan. Perubahan nilai mata uang membuat nominal yang kamu dapatkan dari hasil investasi di masa sekarang tidak bernilai sama di masa depan.

 

Sebagai contoh, selembar uang kertas dengan nominal Rp100 ribu saat ini dianggap sebagai nominal yang cukup besar. Namun, beberapa tahun yang akan datang, nominal ini mungkin nilainya hanya setara dengan Rp10 ribu di saat ini.

 

  • Risiko nilai tukar mata uang

 

Nilai tukar mata uang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Nilai tukar bisa saja menjadi lebih tinggi atau menjadi lebih rendah, sesuai dengan kondisi ekonomi di masa itu. Perubahan nilai tukar mata uang ini menjadi risiko yang tidak bisa kamu hindari ketika berinvestasi.

 

Risiko ini secara khusus berkaitan dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Misalnya, ketika kamu melakukan investasi dengan mata uang dolar AS, kamu terpaksa mengeluarkan rupiah dalam jumlah yang sangat banyak karena kurs rupiah terhadap dolar AS saat itu sedang melemah.

 

Ini adalah salah satu risiko yang juga harus kamu antisipasi. Bila di kemudian hari terjadi perubahan yang membuat nilai dolar AS menjadi lebih rendah dari saat kamu melakukan investasi, bisa saja imbal hasil yang kamu dapatkan lebih kecil dari banyaknya rupiah yang dikeluarkan saat pertama kali berinvestasi. 

 

  • Risiko negara

 

Risiko negara adalah risiko yang berkaitan dengan situasi politik. Adanya perubahan perundang-undangan yang dilakukan oleh pemerintah bisa mempengaruhi risiko ini. 

 

Kebijakan pemerintah akan menentukan kondisi ekonomi suatu negara dan mempengaruhi aktivitas investasi. Bisa saja, investasi yang sudah kamu lakukan selama ini tiba-tiba hangus begitu saja karena adanya kebijakan baru yang ditetapkan oleh pemerintah.

 

Jika kondisi politik suatu negara baik, risiko ini bisa dihindari. Perubahan jajaran pemerintah juga akan berdampak pada perubahan kebijakan, yang kemudian mempengaruhi aktivitas investasi. 

 

Cara Mengukur Risiko Investasi

 

Setelah memahami macam-macam risiko investasi, sekarang kamu mencoba untuk meminimalisir resiko tersebut dengan strategi sebagai berikut: 

 

  • Diversifikasi portofolio

 

Ketika akan melakukan investasi, sebaiknya alokasikan dana ke lebih dari satu instrumen investasi. Hal ini bisa membantu mengurangi kerugian, karena dana investasi tidak terkumpul hanya di satu instrumen, melainkan di beberapa instrumen.

 

Sebagai contoh, kamu memiliki sejumlah dana untuk diinvestasikan. Dibandingkan menanamkan seluruh dana tersebut pada saham, akan lebih baik kalau kamu mendistribusikannya untuk beberapa instrumen, seperti 60% untuk saham, 20% untuk reksadana, dan 20% untuk deposito.

 

  • Tidak menggunakan uang dari dana darurat

 

Beberapa orang melakukan kekeliruan dengan menjadikan dana investasi sebagai dana darurat. Padahal, dana darurat harus bisa diakses dengan mudah bila sewaktu-waktu kamu berada dalam keadaan mendesak.

 

Lakukan pembagian tabungan dengan menyisihkan penghasilan bulanan untuk dana darurat, investasi, dan keperluan lainnya. Jangan sampai, kamu tidak memiliki dana darurat sama sekali karena seluruh dana kamu alokasikan untuk investasi. 

 

  • Investasi dalam jumlah kecil

 

Sebenarnya, berinvestasi dengan dana yang lebih besar memungkinkan kamu untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar juga. Akan tetapi, bila kamu masih baru dalam hal investasi, jangan mengambil risiko dengan menanamkan dana investasi dalam jumlah yang besar.

 

Lakukan investasi sedikit demi sedikit. Bila kamu sudah memahami dunia investasi lebih dalam, tingkatkan jumlah dana untuk investasi secara bertahap. Dengan begitu, kamu bisa meminimalisir kerugian yang lebih besar ketika berinvestasi untuk pertama kalinya. 

 

Dengan melakukan strategi-strategi di atas, kamu bisa mengendalikan risiko investasi dan menjadi investor yang bijak. Jangan terburu-buru berinvestasi kalau kamu belum memahami seluk beluk investasi, termasuk risikonya. 

 

Artikel ini ditulis dalam rangka memperingati Bulan Inklusi Keuangan yang jatuh setiap bulan Oktober. Dilansir dari Liputan 6, selama Bulan Inklusi Keuangan, masyarakat diharapkan bisa mendapat akses informasi seputar keuangan guna meningkatkan pemahaman masyarakat tentang produk dan layanan jasa keuangan.