SWARA KAMU – Covid-19 adalah bencana bagi dunia. Dari hari ke hari, dari waktu ke waktu, cerita tentang Covid-19 adalah cerita tentang angkara murkanya yang mempengaruhi semua lini kehidupan manusia. Di bidang kesehatan global, total kasus positif Covid-19 telah menginjak angka lebih dari 6,2 juta dan telah mewabah di 213 negara di dunia. Di bidang ekonomi, Covid-19 juga telah membuat penyusutan 3% ekonomi global. Di bidang pendidikan, sekitar 1,6 miliar siswa terpaksa belajar dari rumah akibat dari penutupan sekolah. Di bidang sosial, jutaan orang telah kehilangan pekerjaan yang mendorong tambahan 40-60 juta orang ke dalam kemiskinan.
Fakta di atas dengan sendirinya membuktikan bahwa Covid-19 telah membalikkan keadaan dunia.
Meskipun dampaknya yang begitu besar, namun banyak negara di dunia menyadari bahwa tidak ada negara yang dapat mengisolasi diri dari keadaan darurat global dalam waktu yang lama. Oleh sebab itu, banyak negara berusaha untuk tetap survive dengan melakukan pelongggaran kebijakan dengan membuka kembali pusat-pusat perbelanjaan, pariwisata dan sektor-sektor penting lainnya. Pelonggaran ini bukan hanya sebagai upaya dalam menumbuhkan kembali perekonomian sebuah negara, tetapi juga sebagai langkah awal agar aktivitas masyarakat dapat berjalan seperti biasa dengan pola yang baru. Banyak negara menyebut keadaan ini sebagai new normal.
Bagaimana dengan Indonesia?
Sama halnya dengan negara-negara di dunia, saat ini pemerintah Indonesia tengah menggodok wacana untuk memberlakukan new normal. Menurut data yang didapatkan dari Tempo, penerapan new normal akan dilakukan secara bertahap guna menumbuhkan kembali perekonomian negara dan melibatkan masyarakat dalam beraktivitas dengan pola yang baru.
Meskipun demikian, banyak pihak menganggap jika penerapan new normal masih belum tepat, bahkan berbahaya untuk diterapkan di Indonesia, mengingat kasus Covid-19 yang belum mengalami adanya penurunan yang signifikan hingga akhir bulan Mei.
Tingginya kasus Covid-19 di Indonesia bukan tanpa sebab, hal ini dikarenakan kurang disiplinnya masyarakat dalam mematuhi protokol-protokol pencegahan Covid-19. Berbagai pelanggaran kerap kali diperlihatkan, seperti melakukan perjalanan mudik, berkumpul dan berlibur. Fakta tersebut memperlihatkan kurangnya partisipasi masyarakat dalam bersatu menghadapi pandemi Covid-19.
Ketika negara berusaha untuk menerapkan new normal dalam upaya untuk menuju pemulihan pasca-Covid-19 dan sebagai cara untuk mendapatkan kembali kualitas hidup yang kita miliki sebelumnya. Maka jalan menuju new normal juga harus dibarengi dengan partisipasi, kesadaran dan semangat kemanusiaan yang berdiri dan mengikuti pedoman-pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. Tanpa itu semua, penerapan new normal hanya sebatas kata tanpa peristiwa, layaknya sampah yang dilempar ke tempat pembakaran.
Momentum lahirnya Pancasila?
Peringatan hari lahirnya Pancasila dapat menjadi momentum bagi masyarakat Indonesia untuk bergandeng tangan dalam memasuki new normal. Semangat persatuan yang terkandung di dalamnya dapat menjadi pengingat bagi masyarakat agar terus bersatu dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang diwujudkan dengan mengikuti setiap kebijakan pemerintah dalam penerapan new normal.
Semangat gotong royong dapat menjadi kekuatan untuk bersikap aktif dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19, sekaligus sebagai cara untuk berlaku disiplin dalam penerapan new normal dengan menerapkan protokol kesehatan, membiasakan pola hidup bersih, memakai masker saat beraktivitas dan jaga jarak. Sementara itu, penerapan nilai kemanusiaan dapat diwujudkan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, yang diwujudkan dalam semangat saling menghargai, toleran, yang dalam perilaku sehari-hari didasarkan pada nilai-nilai moral yang tinggi.
Dengan demikian, aktualisai Pancasila menjadi sebuah cara untuk meningkatkan kepedulian terhadap setiap ciptaan lain, manusia lain dan semangat untuk saling mendukung dan bekerja sama dalam menghadapi persoalan bangsa. Karena kesamaan, kata Aristoteles adalah jiwa persahabatan.
Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.Â
Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!