Nama DPR sedang naik daun belakangan ini. Selain karena tuntutan mahasiswa, aliansi masyarakat sipil dan pekerja melalui gerakan Senayan Memanggil mulai dari tanggal 23-24 September dan 30 September lalu, tanggal 1 Oktober 2019 sebanyak 575 anggota DPR dilantik untuk periode 2019-2024.
Namun ada yang baru di pelantikan anggota DPR tahun ini, karena untuk pertama kalinya Indonesia memiliki Ketua DPR perempuan, yaitu Puan Maharani dari fraksi PDI-P. Sebelumnya, posisi Ketua DPR selalu laki-laki, tapi kali ini Indonesia tidak demikian. Saya jadi penasaran soal Ketua DPR yang baru ini.
Sepak terjang Puan Maharani, dari Menteri jadi Ketua DPR

Sebelumnya, mungkin beberapa dari pembaca ada yang tahu kalau Puan Maharani sempat menjabat menjadi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo periode 2014-2019.
Namun ternyata jejak politik Puan Maharani tidak hanya itu saja, tapi beliau sudah lama berkiprah di dunia perpartaian, yaitu di PDIP sejak tahun 2008. Di internal PDIP sendiri, Puan menjabat menjadi Ketua Bidang Politik & Hubungan Antar Lembaga.
Dilansir dari cnnindonesia.com, Puan pertama kali mengikuti pemilu pada 2009. Saat itu beliau mencalonkan diri untuk mewakili PDIP dapil Jawa Tengah V. Beliau cukup berhasil karena meraih 242.504 suara dan akhirnya ditempatkan di Komisi IV DPR, yang membawahi bidang pertanian, pangan, maritim, dan kehutanan.
Nah, di tahun 2014, Puan kembali maju dengan daerah pilihan yang sama dan kembali menang dengan memperoleh 369.927 suara. Kemudian beliau ditempatkan di Komisi VI DPR yang memegang bidang industri, investasi dan persaingan usaha, sebelum akhirnya Puan ditunjuk untuk menjadi Menko PMK pada Kabinet Kerja 2014-2019.
Oh iya, buat yang belum tahu, Puan Maharani adalah putri dari Presiden Indonesia ke-5, Megawati Sukarnoputri, yang juga merupakan Presiden perempuan pertama di Indonesia. Beliau juga merupakan cucu dari Presiden Indonesia ke-1 sekaligus Proklamator Indonesia, Sukarno. Berasal dari klan serba pertama gini, harapan Indonesia akan lebih besar, sih, untuk Puan.Â
Hillary Lasut, anggota DPR termuda pada periode ini

Lagi-lagi ada yang membanggakan dari anggota DPR periode 2019-2024 ini, yaitu ada Hillary Lasut yang merupakan anggota DPR termuda dan kebetulan perempuan. Hillary yang masih berumur 23 tahun memutuskan terjun ke dunia politik, seperti sang ayah dan ibu.Â
Memiliki latar belakang pendidikan S1 Fakultas Hukum di UPH, Universitas Pelita Harapan, alias Uang Papa Habis *nangis, penulis iri*, dan melanjutkan S2 di Washington University, Hillary memiliki keinginan untuk masuk di Komisi III, yang membawahi bidang hukum, HAM, dan keamanan.Â
Tapi tidak menutup kemungkinan juga Hillary masuk di Komisi I yang bertanggung jawab di bidang pertahanan karena masih berhubungan dengan latar belakang pendidikannya atau Komisi X yang memegang bidang pendidikan, olahraga, dan sejarah, dengan tujuan memajukan pendidikan di Indonesia, terutama di pelosok-pelosok.
Perempuan memenuhi 20% kursi parlemen
Pada periode 2019-2024 ini, jumlah anggota DPR perempuan jauh lebih banyak dari periode-periode sebelumnya. Dari 575 anggota DPR yang dilantik pada 1 Oktober 2019, ada 118 anggota DPR perempuan yang berhasil tembus ke Senayan. Dibanding tahun 2014, hanya ada 97 anggota DPR perempuan, yang artinya ada peningkatan yang cukup signifikan.
Walaupun sebenarnya kuota perempuan 30% dalam parlemen belum tercapai, sepertinya ada setitik pencerahan di tahun ini, ya. Semoga perempuan yang duduk di parlemen juga bukan sebagai pemenuh kuota saja, tapi juga pembawa amanah rakyat sesungguhnya.
Selamat menjalankan tugas sebagai wakil rakyat untuk 575 anggota DPR terpilih. Semangat!
 Audrey Gabriella