Virus Ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976, di 2 tempat terpisah di Afrika Barat akibat wabah yang terjadi di Nzara, Sudan Selatan sekitar 500 mil jauhnya dari Sungai Ebola yang dikenal sebagai Sudan Ebolavirus dan sebuah rumah sakit di Yambukum Republik Demokratik Kongo. Sebuah desa di dekat Sungai Ebola yang memberi nama penyakit tersebut sebagai strain Ebola yang mengalir di sepanjang sungai (CDC).

 

Penyakit yang di temukan di Republik Demokratik Kongo ini kemudian dikenal sebagai Zaire Ebolavirus dan mengakibatkan tingakat kematian yang tinggi (53%-90%). Sejak penemuan pertama, para ilmuan telah menemukan 5 jenis virus ebola, namun hanya 4 galur yang dapat menularkan penyakit ke manusia dan salah satu galur hanya dapat ditemukan pada hewan saja.

 

4 jenis galur yang diketahui ditemukan pada manusia melalui kontak langsung dari manusia ke manusia atau penularan dari hewan ke manusia adalah Zaire, Sudan, Tai Forest (Cote d’lvoire), dan Bundibugyo. Terakhir, satu-satunya jenis strain yang tidak ditemukan pada manusia tetapi hanya dapat ditemukan pada hewan dari inangnya adalah Reston.

 

Pada 1994, virus Ebola pantai gading ditemukan di Hutan Tai, yang melibatkan kasus tidak fatal tunggal pertama dari seorang dokter hewan, yang sedang melakukan otopsi pada Simpanse yang terinfeksi. Selain itu, Bundibugyo ebolavirus  kemudian ditemukan pada tahun 2007. Bundibugyo yang berkerabat jauh dengan Pantai gading menghasilkan 29 kasus suspek dan 56 kasus terkonfirmasi dengan tingkat kematian terendah.

 

Memimpin Zaire, Sudan, dan Bundibugyo menjadi satu-satunya 3 spesies yang memiliki wabah Ebola terbesar di Afrika mulai dari 25% hingga 90%. Lebih lanjut dikatakan bahwa kelelawar Afrika adalah inang resercoir, dan ilmuan telah menemukan kelelawar ini membawa antibody dan fregmen RNA virus.

 

Pada 2014, seketika dunia heboh saat ada wabah yang tidak disangka akan terjadi dan menyebabkan epidemi besar di seluruh dunia. Seisi dunia ketakutan terutama ketika wabah terjadi di Guinea dan menyebar ke bagian Barat Amerika Serikat dan banyak negara lain yang tanpa tahu jenis penyakit apa yang membunuh banyak orang dan menginfeksi petugas Kesehatan. Virus itu kemudian dikenal dengan wabah Zaire Ebolavirus yang diumumkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (CDC).

 

Virus ini adalah penyakit langka yang mematikan. Saat jumlahnya mulai meningkat, dalam beberapa bulan di Amerika, Pusat Pengendalian Penyakit menanggapi wabah tersebut. Dengan memilah semua orang di bandara yang telah melakukan perjalanan dari Afrika untuk membantu mengidentifikasi mereka yang berisiko membawa virus mematikan tersebut.

 

Selain itu CDC juga melatih anggota petugas kesehatannya tentang praktik pencegahan dan pengendalian infeksi sejak terakhir kali munculnya virus Zaire ini terjadi beberapa dekade yang lalu dan petugas Kesehatan adalah yang bekerja erat dengan pasien yang terinfeksi.

 

Virus ini adalah penyakit asli yang berasal dari Afrika yang di kenal sebagai bagian dari keluarga Filoviridae yang menyebabkan pendarahan tidak dapat diketahui di seluruh tubuh, namun sebagian besar di mata, telinga, dan lain-lain hingga kematian.

 

Menurut Center of Disease Control (CDC), ketika manusia terinfeksi virus Ebola, gejala awal mungkin muncul dalam jangka waktu 2 sampai 21 hari setelah kontak dengan virus. Tetapi orang yang terkena virus ini tidak dapat dipastikan terinfeksi hingga gejala awalnya muncul. Gejala awalnya adalah mirip dengan flu seperti demam, sakit kepala parah, mudah Lelah, sakit otot dan perut, muntah-muntah, diare, dan pendarahan yang tidak dapat dijelaskan.

 

Selain itu, virus ini pertama kali mewabah pada manusia melalui kontak langsung dengan darah, sekresi, organ, kotoran, dan cairan tubuh dari hewan yang terinfeksi yang ditemukan mati atau sakit di hutan hujan. Di masa lalu, petugas kesehatan sebagian besar terinfeksi oleh penyakit ini dengan merawat pasien yang diduga atau dikonfirmasi memiliki virus ebola tanpa mengetahui penyakit tersebut seperti yang terjadi 1 dekade lalu. Terakhir, relawan dan petugas Kesehatan terinfeksi dengan melakukan kontak langsung dengan jenazah di lokasi pemakaman tanpa menggunakan peralatan yang tepat.

 

Sejak virus mematikan ini pertama terjadi pada tahun 1976, mengkonfirmasi 318 kasus dan 280 kematian, CDC memahami penyakit ini dan bagaimana mencegahnya menyebar. Alasan kemunculannya kembali dilaporkan pada Desember 2013, ketika seorang anak laki-laki berusia 18 bulan dari desa kecil di Guinea diyakini terinfeksi oleh kelelawar buah dan 5 kasus lagi terjadi dengan gejala diare fatal.

 

Baru pada 2013 Maret 2014 ketika Kementrian Kesehatan Guinea melaporkan peringatan penyakit yang tidak diketahui yang membunuh orang dengan cepat, demam, diare parah, dan muntah, yang kemudian diidentifikasi melalui penyelidikan epidemiologi , dan sampel darah oleh Institut Pasteur di Prancis. Bahwa penyakit ini tak dikenal yang membunuh orang dengan cepat adalah Zaire ebolavirus.

 

Pada 23 Maret 2014, dilaporkan ada 49 kasus terkonfirmasi dan 29 meninggal dunia. Zaire ebolavirus tidak dapat dikendalikan dengan baik, memningkinkan virus berbahaya ini menyebar ke negara-negara terdekat seperti Liberis dan Sierra Leone karena sistem pengawasan lemah dan infrastruktur Kesehatan masyarakat yang buruk di mana kasus-kasus perlahan dikehatui dan diidentifikasi. Tetapi, beberapa kasus tetap tidak dilaporkan. Itulah alasan mengapa kasus virus ini terus muncul kembali.

 

Sekitar 2 setengah tahun kemudian, ada 28.600 kasus dan 11.325 kematian. Di Liberia, virus ini merenggut 8% nyawa para dokter, perawat, dan bidan, namun, sekitar 30.000 anak menjadi yatim piatu setelah epidemi ini di tahun 2014-2016 dan sekitar 20% dari semua kasus, terjadi pada anak-anak berusia 15 tahun ke bawah.

 

Sementara itu, di Amerika Serikat, pada 20 September 2014, kasus terkonfirmasi pertama terjadi di Dallas, Texas, dimana pasien melakukan perjalanan dari Afrika Barat ke Dallas. Kemudian, pasien pertama yang dikonfirmasi meninggal, tetapi petugas Kesehatan yang merawat pasien dikonfirmasi dengan virus Ebola dan pulih.

 

Ini menunjukan kejatuhan dalam sistem perawatan kesehatan karena petugas kesehatan menangani infeksi Ebola dengan buruk yang memungkinkan penularan infeksi menyebar yang mempengaruhi dan meningkatkan kematian di antara petugas Kesehatan. Secara total ada 11 pasien yang dirawat dengan virus Ebola di Amerika Serikat, dan 4 dari gejala pasien terjadi setelah tiba di Amerika Serikat dari Afrika Barat.

 

Epidemi Ebola 2014-2016 mengambil total 28.652 kasus yang dicurigai, 15.261 kasus dikonfirmasi, dan 11.325 kematian di seluruh dunia. CDC menganggapi wabah setelah melihat betapa buruknya pengawasan yang ditangani dengan membiarkan penyakit menyebar dengan cepat ke negara-negara terdekat dan di seluruh dunia sebelum mengidentifikasi virus.

 

Selain itu, pemantauan peningkatan jumlah kasus yang dikonfirmasi tidak sepenuhnya akurat karena masuh ada kasus yang tidak dilaporkan dan hilang karena tidak ada akses medis gratis. Karena kasus di Amerika terjadi dari orang-orang yang berpegian ke Afrika Barat dan terinfeksi setelah tiba di Amerika, CDC mulai melakukan pemeriksaan di bandara bagi mereka yang bepergian dari Afrika Barat.

 

CDC memutuskan untuk melatih 55 rumah sakit di 17 negara bagian Amerika agar petugas kesehatan siap merawat dan waspada terhadap pasien dengan tanda atau gejala virus Ebola setelah petugas kesehatan yang merawat orang yang terinfeksi. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus Ebola adalah dengan menghindari pergi ke daerah  yang diketahui terjangkit virus tersebut.

 

Dengan melakukan itu, teliti tempat yang anda kunjungi dan lihat apakah ada wabah baru-baru ini sebelum pergi. Jika ada wabah cobalah untuk sering mencuci tangan dan hindari membeli dan makan hewan liar atau daging yang tidak dikenal. Juga cobalah untuk menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi, dengan melihat gejala penyakitnya sehingga anda tahu apa yang harus diperhatikan. Terakhir, jangan menangani jenazah orang yang terinfeksi tanpa peralatan pribadi yang layak atau mengizinkan seorang ahli untuk menangani jenazah tersebut.

 

Sesudah epidemi tersebut berhenti, kita semua sedunia memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik tentang cara melihat dan mengobati penyakit yang pernah terjadi pada tahun 1976 yang disebabkan oleh penularan nosocomial. Karena pelatihan yang lebih baik dilakukan untuk melakukan respon yang lebih cepat terhadap wabah Ebola akan memungkinkan petugas kesehatan di masa depan, mengidentifikasi, dan mengobati virus secara tepat waktu dimana penyakit tidak menyebar ke negara-negara terdekat dalam waktu singkat. Masyarakat kini mengetahui dari mana dan bagaimana penyakit itu berasal dan harus mendidik diri sendiri saat bepergian ke sumber dimana wabah tersebut pernah terjadi.

 

Daftar Pustaka

Admin. 2018. Penyakit Virus Ebola (PVE/EVD). Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.

(infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/penyakit-virus-ebola-pve-evd)

Papersowl. 2019. Ebola Virus Epidemic. Florida : Papersowl

(papersowl.com/examples/ebola-virus-epidemic/)

(www.bartleby.com/essay/The-Ebola-Virus-PKSCWFYTJ)

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!