Mahasiswa yang terus menerus belajar rentan mengalami kelelahan belajar atau kerja. Hal ini dikarenakan mahasiswa harus belajar mulai dari pagi, siang, hingga sore.
Selain itu, banyaknya tugas dan kegiatan mahasiswa dapat menyebabkan burnout. Burnout merupakan kelelahan fisik, emosional, dan mental yang disebabkan keterlibatan jangka panjang dalam situasi yang penuh dengan tuntutan emosional.
Banyaknya metode dan rutinitas kehidupan yang dilakukan di kampus membuat mahasiswa lebih berisiko mengalami burnout.
Terlihat bahwa seseorang yang tadinya sangat percaya pada tujuan dia bekerja, dan sepenuh kemampuannya untuk tetap bertahan bekerja bagi organisasi, mulai kehilangan semangat karena stres yang dialami.
Ahli lain mengatakan bahwa burnout adalah suatu sindrom kelelahan emosional , fisik, dan mental ditunjang oleh perasaan rendahnya self esteem, dan self efficacy, disebabkan penderitaan stres yang intens dan berkepanjangan
Seseorang yang mengalami burnout pada awal melakukan pekerjaan merasa bersemangat. Namun lama kelamaan, orang tersebut akan bertingkah seperti robot saat terkena sindrom ini. Mereka akan kehilangan gairah dan semangat beraktivitas serta cenderung menarik diri dalam kehidupan sehari-hari.
Ia juga merasa semangatnya menurun dan memandang dirinya menjadi kurang berguna. Hal ini disebabkan karena menurunnya produktivitas mereka akibat stres yang berlebihan.
Beberapa hal yang dapat menjadi sebab terjadinya burnout yaitu pekerjaan yang banyak dengan waktu sedikit, kurang adanya apresiasi dari lingkungan, aturan yang sangat mengekang, perasaan tidak adil, dan rasa tidak nyaman terhadap lingkungan sekitar.
Burnout sendiri memberikan banyak dampak negatif bagi penderita serta orang di sekitarnya. Burnout dapat diklasifikasikan menjadi empat tahap. Tahap pertama adalah idealisme dan harapan yang tinggi. Tahap kedua adalah pesimis dan ketidakpuasan kerja dini.
Tahap ketiga, mundur dan mengisolasi diri. Tahap keempat, tidak dapat berbalik dan kehilangan minat.
Oleh karena itu, supaya sindrom kelelahan emosional, fisik, dan mental yang ditunjang oleh perasaan rendahnya self esteem, dan self efficacy tidak terjadi, maka perlu adanya bentuk pencegahan yang dapat dimulai dari diri sendiri.
Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.
Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!