SWARA KAMU -Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan social distancing atau pembatasan sosial. Masyarakat diharapkan untuk bekerja, belajar, dan melakukan aktivitas di rumah serta mengindari pusat keramaian manusia. Langkah ini ditempuh untuk menekan dan menghambat penyebaran Covid-19 di Indonesia.

 

Baru-baru ini telah diterbikan penelitian di International Journal of Infectious Diseases. Sebanyak 565 warga negara Jepang berhasil dievakuasi dari Wuhan kemudian dilakukan pengujian terhadap Covid-19. 30.8% di antaranya menunjukkan hasil positif dan tidak memiliki gejala sebagaimana pengidap Covid-19 pada umumnya.

 

Gejala Covid-19

Menurut CDC (Center for Disease Control and Prevention), gejala yang umum ditemukan setelah pemaparan virus dalam 2-14 hari meliputi: demam, batuk, dan nafas pendek. Gejala tersebut dapat berkembang ke tingkat berbahaya dan memerlukan pertolongan medis segera jika pasien mengalami kesulitan bernafas, sakit di bagian dada, tidak mampu berdiri, serta wajah dan bibir menjadi kebiruan. Penelitian lain yang dipublikasikan di medRxiv mengungkapkan bahwa ahli epidemiologi telah memeriksa 91 kasus infeksi Covid-19 di Singapura dan 135 kasus yang sama di Tianjin, China.

 

Transmisi virus, baik oleh orang yang tidak menunjukkan gejala akut atau pun belum menunjukkan gejala apapun menjadi penyebab 48% dari infeksi di Singapura. Berbeda dengan Singapura, 62% kasus yang terjadi di Tianjin disebabkan adanya penularan virus oleh orang yang terinfeksi akan tetapi tidak memiliki gejala apapun. Kedua penelitian tersebut harus menjadi perhatian bagi masyarakat bahwa pengidap Covid-19 yang tanpa gejala tetap mampu mentransmisikan virus kepada orang lain.

 

Terdapat model matematika yang dibuat oleh peneliti yang berasal dari Universitas Toronto yang menggambarkan betapa pentingnya social distancing untuk “flattening the curve of transmission” atau “melandaikan kurva transmisi” dengan harapan dapat mengurangi beban pemberi layanan kesehatan publik. Model tersebut bukanlah gambaran pasti dari apa yang akan terjadi ke depannya. Melainkan lebih menjadi prediksi dan panduan bagaimana pemerintah dari negara yang terdampak Covid-19 harus bertindak untuk membatasi pertambahan jumlah kasus baru dan memutus rantai transmisi dari virus. Penghambatan peningkatan infeksi Covid-19 dapat dilakukan dengan mendorong masyarakat untuk membatasi kontak dengan orang lain.

 

Social-distancing

Ditinjau dari penerapan social distancing beberapa waktu terakhir, banyak masyarakat yang berpandangan bahwa waktu yang diberikan untuk pembatasan sosial sama dengan waktu untuk berlibur. Pekerja di Jakarta yang diharapkan untuk bekerja di rumahnya masing-masing malah memanfaatkannya untuk melancong ke Puncak bersama keluarganya. Selain itu, mahasiswa justru menggunakan kesempatan kuliah jarak jauh untuk bercengkrama bersama rekannya di pusat perbelanjaan. Alih-alih menaati imbauan pemerintah, mereka justru mendekatkan dirinya pada rantai transmisi Covid-19.

 

Melihat total kasus Covid-19 yang ada, saat ini Indonesia masih berada pada fase golden moment untuk membendung wabah virus yang ada. Jika kita kehilangan kesempatan tersebut dan bertindak reaktif terhadap imbauan yang ada, jumlah kasus baru akan terus meningkat tajam seperti halnya di Italia. Beberapa waktu ke depan, bukan tidak mungkin jika kita harus menerima dengan lapang dada kalau pemerintah Indonesia harus menerbitkan kebijakan yang lebih ketat lagi seperti yang telah di terapkan di Wuhan maupun di Italia.

 

Lebih buruk lagi, saat fasilitas kesehatan sudah tidak mampu menangani seluruh pasien yang ada, kita harus sudah siap secara mental seandainya mereka harus memilih pasien mana yang harus mereka prioritaskan untuk diselamatkan. Di tengah pandemi yang hingga saat ini masih belum ditemukan obatnya, diperlukan sinergisme dari berbagai pihak untuk berpartisipasi aktif dalam upaya eradikasi Covid-19 dari muka bumi.

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis. 

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!