Perkembangan musik di Indonesia belakangan ini menjadi sangat pesat. Banyaknya genre-genre musik di Indonesia, seperti pop, rock, dan dangdut membuat masyrakat banyak mengandrungi musik. Bahkan masyarakat menjadikan mendengarkan musik sebagai sebuah hobi.

 

Penelitan membuktikan bahwa mendengarkan musik memang banyak menuai manfaat. Salah satunya yaitu kemampuan musik untuk mengatur hormon-hormon stres yang ada dalam tubuh kita. Namun, sebelum kita menikmati musik lebih jauh, baiknya kita mengenal terlebih dahulu tokoh yang berperan dalam sejarah musik di Indonesia.

 

Sosok yang sudah lama mengabdi selama 100 tahun mewarnai kancah sejarah musik di Indonesia yaitu Ki Tjokrowasito. Lagu-lagu jelata dan campur sari tembang-tembang kocak, karawitan berisi pesan-pesan pembangunan di radio, dan komposer elite dunia musik kontemporer semua itu tidak akan luput dari jejak Ki Tjokrowasito. Beliau dikenal sebagai seorang empu seniman gamelan Jawa yang sangat dihormati.

 

Ki Tjokrowasito dikenal sebagai Wai Jolodro. Beliau lahir pada tanggal 13 Juli 1904. Ia dilahirkan dari keluarga seniman karawitan Jawa, dibesarkan dan dididik di tengah lingkungan budaya karawitan Jawa dalam Pura Paku Alaman.

 

 

Sejak muda, beliau sudah menjadi abdi dalam Pura Paku Alaman melalui sistem magang. Namun, beliau masih menggunakan nama masa kecilnya, yaitu Wai Jolodro, dan sudah memulai belajar karawitan dengan seorang karawitan Keraton Solo.

 

Jasa-jasanya begitu besar terhadap Pura Paku Alaman terutama dalam usahanya memajukan kesenian Jawa, khusunya karawitan hingga beliau menjadi abdi dalem Pura Paku Alaman.

 

Namun, sejak 1951, Ki Tjokrowasito dinobatkan sebagai Kepala Unit Kesenian RRI Nusantara II Yogya dan dianugerahi nama yaitu Raden Ngabehi Tjokrowasito oleh Paku Alam VII. Dan akhirnya, gelarnya pun bertambah menjadi Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T) Wasitodiningrat, kemudian Kanjeng Pangeran Haryo (K.P.H) Notoprojo. Beliau lah seorang pelopor pencipta gending-gending Jawa.

 

Pada tahun 1952, beliau menciptakan Jaya Manggala Gita yang mengisahkan sebuah gending patriotis yang dipersembahkan untuk negara yang memberikan imaji kejayaan zaman Kertanegara sampai Proklamasi 1945  di Pakualam, Yogyakarta. Jaya Manggala Gita menggunakan semua pathet laras slendro dan pelog. Karyanya itu dapat memadukan gamelan umum dengan gamelan sakral dan kuno, yakni Carabelan, Kodok Nggorek serta Monggang.

 

Selain itu, ia juga menciptakan gending ilustrasi tari yang memasukan unsur Banyuwangi, Banyumasan dan Sunda. Namun yang sempat dilupakan dari seorang Ki Tjokrowasito, bahwa beliau adalah pencipta gending-gending politik. Misalnya, Usdek yang mengajak rakyat percaya pada program Sukarno. Awal orde baru menciptakan karya – karya jargon pembangunan, seperti Modernisasi Desa (1970).

 

Keahliannya dalam bidang kerawitan serta melalui karya-karya karawitannya yang diwarnai dengan nilai –nilai budaya Jawa, sempat melejit sampai ke luar negeri sebagai anggota misi kesenian maupun sebagai tenaga pengajar di empar benua. Ki Tjokrowarsito juga pernah menjadi Profesor di California Institute Of The Arts, Amerika Serikat, di Asia, Afrrika dan juga Eropa.

 

Sehingga, ia banyak memperoleh penghargaan dan piagam dalam bidang kesenian. Sampai saat ini murid-muridnya tersebar sangat luas, baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang sekarang telah menjadi pengajar karawitan di lembaga-lembaga pendidikan kesenian.

 

Begitu besar peran Ki Tjokrowasito dalam sejarah musik di Indonesia yang sudah sepatutnya kita teladani. Keanekaragaman musik yang ada di Indonesia seperti gamelan dan karawitan tidak untuk dilupakan. Tetapi, sebagai generasi milenial sudah seharusnya kita mempertahankan musik Jawa dan menjaga peneinggalan-peninggalan yang diwariskan nenek moyang supaya tidak punah dan tergeser oleh kebudayaan yang baru.

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!