Adanya pandemi COVID-19 di Indonesia telah menghadirkan berbagai pembatasan sosial di dalam masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat telah terbatasi dalam melakukan aktivitas dan kegiatan sehari-hari, termasuk para pelajar.

 

Untuk mengatasi permasalahan di bidang pendidikan, pemerintah telah mengeluarkan perintah agar para pelajar tetap mengadakan belajar dari rumah masing-masing.

 

Namun apa yang terjadi? Penyaluran edukasi yang telah dilakukan secara virtual nyatanya tidak sepenuhnya mendukung mereka dalam menangkap pembelajaran yang telah disampaikan.

 

Survei SMRC, Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis data hasil survey yang dilakukan pada tanggal 5-8 Agustus 2020 terkait belajar online di masa pandemic COVID-19 bahwa 92% siswa atau pelajar memiliki banyak masalah dalam belajar daring dari rumah.

 

Dengan kata lain, belajar online masih memiliki kekurangan yang akhirnya dapat berdampak pada para pelajar.

 

Dalam hal ini, Indonesia tentu telah memiliki tantangan baru terkait mengatasi penanganan penyaluran edukasi untuk semua kalangan pelajar di seluruh penjuru Indonesia.

 

Dipaksa untuk beradaptasi dengan cepat pada lingkungan baru

 

Pandemi yang telah tiba-tiba hadir ini telah memaksa kita semua untuk mematuhi kebijakan social distancing dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi, terutama pada bidang pendidikan.

 

Dengan kata lain, pandemi telah memaksa semua pelajar untuk tetap memakmurkan makna hidup dengan menuntut ilmu dimana para pendidik dan terdidik tidak lagi perlu bertatap muka secara langsung di sebuah kelas.

 

Lantas para pelajar Indonesia saat ini hanya membutuhkan penyaluran edukasi yang lebih sederhana namun dapat menyenangkan.

 

Seperti yang bisa dijangkau sambil refreshing ketika membuka platform TikTok atau ketika mencari info dunia dalam gadget pintar di dalam media sosial lainnya.

 

Pada kenyataannya, keinginan para pelajar itu sudah terkabulkan. Kini media sosial seperti facebook, twitter, dan Instagram semaki memudahkan dalam proses pembelajaran.

 

Lewat sosial media, para pelajar secara aktif bisa menjadi lebih mandiri dan kreatif sehingga kualitas dalam menuntut ilmu dan edukasi pun bisa semakin ditingkatkan

 

Tak tertinggal juga media platform TikTok dan webinar yang di dalamya sudah semakin mudah dalam menjangkau proses pembelajaran.

 

Perjalanan penyaluran edukasi melalui jalan alternatif

 

Untuk mengatasi kendala pelajar dalam menerima edukasi, harus ada solusi dengan membentuk sistem baru yang lebih mudah dijangkau oleh para pelajar.

 

Adapun salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi permasalahan ini adalah dengan memanfaatkan platform digital.

 

Seperti yang telah kita ketahui, penggunaan platform digital seperti youtube, tiktok, hingga webinar atau kelas online telah menjadi tren yang paling banyak diakses oleh masyarakat Indonesia selama masa pandemi belakangan ini.

 

Tak ketinggalan pula, penggunaan sosial media yang juga kian meningkat seiring berjalannya masa pandemi ini.

 

Dalam hal ini, tak sedikit masyarakat Indonesia yang menggunakan aplikasi tiktok untuk ajang memberikan dan menyalurkan edukasi agar nantinya dapat dikonsumsi oleh banyak khalayak umum.

 

Sebagai contoh, pemuda kembar bernama Ekida Rehan Firmansyah dan Ugiadam Farhan Firmansyah yang baru saja lulus dari jurusan Kedokteran Universitas Indonesia, sudah menjadikan platform TikTok sebagai tempat untuk berbagi ilmu.

 

Mereka juga menjadikan media sosial itu sebagai tempat menyalurkan edukasi pada seluruh masyarakat Indonesia, terutama pada pelajar di masa-masa pandemic seperti saat ini.

 

Setelah diamati, banyak orang yang tertarik dan menyukai cara mereka dalam memberikan pembelajaran dengan cara yang baru.

 

Dalam hal ini, TikTok bukan lagi sekadar platform yang digunakan orang-orang hanya untuk bersenang-senang dan mencari hiburan.

 

Namun, kali ini aplikasi menyenangkan tersebut sudah bisa menjadi perantara baik dalam penyaluran edukasi dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.

 

Media sosial seperti Facebook, Twitter, dan Instagram dalam hal ini pun juga telah memiliki potensi yang besar untuk mengemban perantara sebagai mediator dalam penyaluran edukasi kepada masyarakat di era pandemi dan di era yang akan datang (new normal).

 

Berdasarkan laporan Hootsuite yang berjudul “Digital 2021: The Latest Insights Inti The State of Digital” yang diterbitkan pada 11 Februari 2021 menyatakan bahwa dari total populasi Indonesia sebanyak 274,9 juta, pengguna aktif media sosial mencapai angka 170 juta.

 

Hal tersebut dapat diartikan bahwa jumlah pengguna media sosial di Indonesia setara dengan 61,8 dari total populasi pada Januari 2021. Angka yang cukup fantastik bukan?

 

Jangkauan sosial media yang semakin besar telah membuat platform tersebut dapat dijadikan sebagai mediator dalam penyaluran edukasi yang sederhana.

 

Sudah terlihat sejak saat ini bahwa postingan berupa foto maupun video di Instagram, Facebook, dan Twitter sudah banyak yang memuat terkait edukasi.

 

Lalu ditambah dengan adanya aktivitas saling berbagi ilmu yang dilontarkan di dalam kolom komentar yang terbuka untuk umum telah melahirkan interaksi baru dalam menambah wawasan seorang pelajar.

 

Betapa besarnya pengaruh pada pelajar Indonesia dari adanya penggunaan media sosial sebagai ajang berdiskusi terkait penyaluran edukasi antar sesama pelajar maupun masyarakat umum lainnya.

 

Sementara itu, pelaksanaan webinar tingkat sekolah dan universitas juga meningkat seiring berjalannya waktu pembatasan sosial di kalangan masyarakat Indonesia.

 

Banyak kelompok, lembaga, ataupun institusi yang berlomba untuk menarik perhatian masyarakat, terutama pelajar dalam menyalurkan edukasi atau informasi lainnya.

 

Dengan demikian, webinar juga memiliki potensi yang besar dalam mengajak masyarakat khususnya para pelajar untuk ikut serta menerima edukasi lebih di masa pandemi ini.

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!