Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini menular dengan sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia, hanya dalam waktu beberapa bulan.

 

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan lockdown dalam rangka  mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini.

 

Pandemi covid-19 telah merubah seluruh tatanan kehidupan manusia, khususnya di dunia pendidikan. Hal tersebut mengharuskan pendidikan berubah dan beradaptasi secara cepat untuk tetap melanjutkan proses pembelajaran. Banyak negara yang mengambil kebijakan dengan melakukan penutupan sekolah sebagai langkah menyelamatkan pendidikan dari hantaman bahaya virus, tak terkecuali Indonesia.

 

Penutupan lembaga pendidikan tersebut kemudian bermuara pada kebijakan belajar dari rumah, mengajar dari rumah, atau bekerja dari rumah. Semuanya serba dirumahkan, yang secara otomatis penggunaan media atau ruang akan berganti pula dari offline menuju ke serba online.

 

Belajar dari rumah ditetapkan melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia melalui SE nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan pendidikan masa darurat penyebaran Corona Virus Desease 2019 (Covid-19).

 

Dari kebijakan tersebutlah kemudian berdampak proses pembelajaran yang ada di sekolah, terutama buat peserta didik, guru, maupun orang tua atau keluarga peserta didik.

 

Kebijakan peralihan media pembelajaran ini kepada pembelajaran dalam jaringan yang dilakukan secara online kemudian memberikan berbagai macam problematika di dunia pendidikan. Proses belajar dari rumah merupakan hal yang baru bagi sebahagian keluarga di Indonesia, itu merupakan kejutan besar khususnya bagi produktivitas orang tua yang biasanya sibuk dengan pekerjaannya di luar rumah.

 

Ada beberapa kendala dalam proses pembelajaran secara online, seperti berikut :

 

  1. Keterbatasan Pengetahuan Tekhnologi

 

Keterbatasan penggunaan tekhnologi menjadi hambatan yang signifikan bagi proses pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar, siswa dan juga orang tua di rumah. Sehingga, diperlukan proses pelatihan dalam peningkatan kapasitas mengajar berbasis media online tersebut.

 

  1. Keterbatasan Sarana dan Prasarana

 

Keterbatasan sarana dan prasarana tentunya akan berdampak pula terhadap proses transfer pengetahuan. Seperti kendala pada akses jaringan internet, tidak tersedia alat sebagai media pembelajaran, dan lain sebagainya.

 

  1. Keterbatasan Pengalaman Pembelajaran Online

 

Hal ini akan berdampak pada proses penyampaian materi juga penyampaian pemahaman kepada peserta didik, yang berakibat pada tidak efektifnya pembelajaran. Sehingga, banyak dari pelajar di Indonesia yang semakin malas dikarenakan minimnya pengetahuan yang di dapat sehingga menyalin tugas dari internet/teman nya.

 

Langkah strategis dan solusi bagi dunia pendidikan Indonesia

 

Dalam penanganan dampak Covid-19 pada dunia pendidikan, seluruh steakholders harus bahu membahu berbuat. Kondisi ini tidak boleh terlepas pandang dari kebijakan pemerintah dan pelaksanaannya operasionalisasi di lapangan. Adapun hal- hal yang wajib dilakukan oleh semua steakholders pendidikan adalah:

 

  1. Pemerintah

 

Peran pemerintah sangat penting dan fundamental. Alokasi anggaran yang sudah diputuskan oleh Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2020 tentang refocussing kegiatan, relokasi anggaran, serta pengadaan barang dan jasa dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 harus segera dilaksanakan.

 

 

2. Orang Tua

 

Orang tua sebagai pendidik utama di rumah tangga harus menjalankan fungsinya. Meskipun demikian tetap saja bantuan guru di sekolah perlu hadir door to door disemua peserta didik. Ini harus membuka cakrawala dan tanggungjwab orang tua bahwa pendidikan anaknya harus dikembalikan pada effort orang tua dalam mendidikan mental, sikap dan pengetahuan anak- anaknya.

 

3. Guru

 

Langkah pembelajaran daring harus seefektif mungkin. Guru bukan membebani murid dalam tugas-tugas yang dihantarkan dalam belajar di rumah. Guru bukan hanya memposisikan sebagai pentransfer ilmu, tetapi tetap saja mengutamakan ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.

 

4. Sekolah

 

Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan harus bersiaga memfasilitasi perubahan apapun menyangkut pendidikan siswanya. Pendidikan tingkah laku harus menjadi pijakan kuat ditengah perkembangan teknologi dan arus percepatan informasi.

 

Program-program pendidikan yang dilakukan sekolah harus benar-benar disampaikan kepada murid, terlebih dengan media daring tetap saja pihak sekolah harus benar-benar memperhatikan etika sebagai lembaga pendidikan. Penekanan belajar dirumah kepada murid harus benar-benar mendapat kawalan agar guru-guru yang mengajar melalui media daring tetap smooth dan cerdas dalam menyampaikan pelajaran-pelajaran yang wajib dipahami oleh murid.

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!