SWARA – “Pekerjaan ini diambil aja dulu, dicoba, lumayan buat pengalaman,” saran kakak saya saat tahu saya diterima di sebuah bank swasta. Ya, keputusan menandatangani kontrak kerja sebagai karyawan bank ini memang bukan murni keputusan saya. Banyak orang terdekat memberikan dorongan hingga akhirnya saya berkecimpung di bank tersebut selama dua tahun.
Satu minggu pertama tugas saya cukup mudah, mengamati pola kerja untuk belajar. Sebenarnya hanya sedikit yang bisa saya pahami. Namun, berangkat dari hasil observasi tersebut, pikiran untuk mengundurkan diri nggak pernah absen dari pikiran saya setiap harinya. Kebetulan di tempat saya bekerja nggak adanya sistem denda pinalti dan penahanan ijazah. Jadi menurut saya waktu itu, kabur sewaktu-waktu pun nggak akan merugikan saya.
Memang banyak faktor yang membuat saya awalnya nggak menyukai pekerjaan saya. Di antaranya adalah tekanan kerja yang tinggi, pekerjaan yang kurang saya kuasai, target yang rasanya terlalu mustahil dan jam kerja yang berlebihan. Hal paling penting adalah, nggak siap dengan iklim kerja mengingat waktu itu saya baru lulus kuliah.
Tapi siapa sangka? Satu tahun kemudian saya justru menandatangi perpanjangan kontrak. Satu tahunnya lagi saya masih bertahan hingga akhirnya kontrak benar-benar selesai dan saya meninggalkan perusahaan dengan menggenggam sejumlah pesangon.
Seiring berjalannya waktu, saya paham bahwa gegabah memutuskan mengundurkan diri adalah sebuah kesalahan. Kesalahan ini bisa jadi fatal kalau sebelum mengundurkan diri kita melakukan beberapa kesalahan ini. Kesalahan yang biasanya sering dilakukan seseorang sebelum mengundurkan diri.
1. Hanya terus memikirkan sisi negatifnya saja
Saat ini saya sadar. Kesenjangan kerja dua tahun lalu karena didorong oleh jiwa millenial yang saya miliki dan didukung oleh pola pikir fresh graduate yang belum paham juga kekanak-kanakan.
Bisa dibilang saya jadi kurang berjuang. Saat merasa nggak nyaman, meski baru sebentar saja, saya rasanya langsung ingin nyeran. Yang saya ingat dan terus pikirkan hanya yang negatif atau nggak menyenangkannya saja. Kalau diibarakan brang sih, jadinya ingin langsung buang saja tanpa mau coba memerbaiki.
Ya, saya mungking kurang berusaha untuk beradaptasi, apalagi mental fresh graduate saya saat itu mungkin masih cukup kaget dengan semua tuntutan dunia kerja yang jauh berbeda dari dunia kuliah.
Saya merasa pola pikir saya yang paling muda, adalah yang paling benar. Sedangkan untuk kantor saya yang sudah berumur puluhan tahun, karyawan di dalamnya berasal dari berbagai generasi dengan pola pikir yang berbeda-beda.
Padahal saya belum meberikan cukup waktu untuk beradaptasi, ya masih kekanak-kanakkan lah. Toh ternyata setelah saya coba lebih keras untuk beradaptasi dan mebiarkan diri saya berproses dan beradaptasi saya bisa bertahan cukup lam.
Artikel terkait: Generasi millennial dalam bekerja
- Dalam Mencari Pekerjaan, Ini Lho yang Diimpikan Generasi Millennials
- 5 Tipe Karyawan Milenial yang Biasanya Ada di Kantor
- Hati-hati Update Status di Medsos Kalau Mau Karirmu Aman
2. Nggak bekerja dengan maksimal
Karena sudah akan mengundrukan diri, banyak orang yang umumnya jadi malas-malasan untuk bekerja. Jadinya, hasil pekerjaan pun nggak maksimal. Asal ada dan selesai saja. Padahal ini bisa jadi meninggalkan kesan yang buruk bagi atasan atau rekan kerja. Kamu bisa jadi dinilai nggak profesional dan buka aset yang baik bagi perusahaan.
Hal ini akan merugikan saat kamu melamar pekerjaan ke kantor baru. Atasan kamu belum tentu mau memberi kamu surat rekomendasi atau mungkin tersebar rumor ke perusahaan lain tentang kinerja kamu yang nggak profesional ini.
Apalagi kalau masih mencari pekerjaan di bidang yang sama, karena biasanya ada saja rekan kerja yang ternyata mengenal orang di tempat kerja baru yang kita tuju atau justru atasannya sling mengenal. Kan gawat!
Lebih gawat lagi kalau kamu sampai kabur! Ya, tiba-tiba menghilang nggak masuk lalu mengirimkan email surat pengunduran diri pada atasan dan bagian HRD. Ini sih benar-benar meninggalkan kesan buruk dan nggak akan dapat surat rekomendasi sama sekali.
Padahal surat rekomendasi sendiri untuk referensi bekerja dan menjadi syarat dalam pencairan dana BPJS Ketenagakerjaa, lho. Tentunya mencari kerja baru pun bisa jadi lebih sulit.
3. Nggak berusaha memahi hak & kewajiban lebih lanjut
Bekerja nggak sesuai minat, membuat saya jadi malas juga mencari tahu lebih lanjut tentang kebijakan perusahaan, khususnya tentang hak saya sebagai karyawan. Saya cuma mementingkan dapat gaji setiap bulan sesuai dengan jumlah yang sudah ditentukan.
Alhasil saya pun jadi nggak paham hak-hak saya lainnya sebagai karyawa. Misalnya penghitungan skema insentif lalu saya baru tahu kalau saya ternyata terlambat mendapatkan kartu BPJS Ketenagakerjaan juga tentang ketentuan pesangon.
Padahal sebelum memutuskan untuk mengundurkan diri, kamu harus tahu perbedaan hak antara mengundurkan diri dengan kontrak selesai. Bahwa ternyata di kantor saya, jika bertahan sampai kontrak selesai memiliki hak untuk mendapatkan pesangon. Sebaliknya, kalau megundurkan diri, meskipun seminggu sebelum kontrak selesai, nggak akan mendapat uang apa-apa.
Nggak hanya soal hak, tapi juga kewajiban. Coba baca kembali baik-baik kontrak kerja kamu. Khususnya kewajiban atau konsekuensi apa saja yang harus kamu hadapi. Jangan sampai ternayata kamu harus bayar penaliti yang tinggi atau ijazah kamu di tahan, atau lainnya. Dari situ kamu akan lebih bijaksana untuk menghadapi konsekuensi selanjutnya.
4. Nggak memerkaya diri
Memerkaya di sini bukan cuma dalam hal uang, tapi juga ilmu dan pengetahuan. Kesannya kilis? Tapi ini memang penting banget. Setidak suka apapun kamu terhadap pekerjaannya, pastikan ada ilmu yang kamu ambil atau koneksi yang kamu hasilnya. Entah koneksi untuk membangun usaha atau jembatan untuk bekerja di tempat lain. Jangan pergi dengan tangan kosong.
Mengundurkan dirin tanpa bekal yang cukup sama artinya kamu hanya membuang-buang waktu saat bekerja kemarin. Jadi kembangkanlah dirimu, curi pengetahuan sebanyak-banyaknya. Dijamin akan sangat bekerja untuk pekerjaan kamu selanjutnya.
5. Nggak punya rencana sama sekali
Rencana di sini maksudnya rencana setelah mengundurkan diri. Setidaknya kamu sudah tahu kamu akan melakukan apa selama beberapa bulan ke depan, dan tetap punya pegangan untuk hidup.
Lebih baik lagi kalau kamu sudah diterima di pekerjaan baru, sebelum benar-benar berhentik bekerja. Biasanya perusahaan meminta one month notice, sebelum kamu berhenti bekerja, terhitung sejak kamu mengajukan pengunduran diri.
Nah, kalau bisa sebelum memasuki waktu satu bulan ini, atau sebelu kamu memasukan surat pengunduran diri, kamu sudah punya pegangan pekerjaan baru. Sudah pasti diterima di perusahaan baru, alias sudah tanda tangan kontrak. Jangan sekali-kali kamu mengundurkan diri tanpa memiliki batu pijakan untuk langkah selanjutnya.
Artikel terkait: Cara bertahan di kantor
- Kalau Akhirnya Kamu Tidak Menyukai Pekerjaanmu, Harus Melakukan Apa?
- Beri Kesan Profesional, Siapkan 5 Dokumen Ini di Hari Pertama Kerja
- Tanpa Disadari, Ini 10 Tanda Kamu Akan Kehilangan Pekerjaan
Coba bertahan dulu
Berdasarkan pengalaman saya, saya ingin menyarankan agar kamu benar-benar yakin bahwa kamu sudah harus mengundurkan diri. Artinya karena kamu sudah mencoba semaksimal mungkin tapi tetap merasa nggak cocok.
Kalau boleh mengutip kata-kata mantan bos saya saat mengundurkan diri, titik kamu tahu kamu sudah harus mengundurkan diri adalah, saat kamu merasa bahwa diri kamu sudah tidak bisa berfungs secara optimal.
Jadi setidaknya, jangan terlalu gampang menyerah, coba lakukan dua dua usaha ini, sebelum kamu benar-benar mengundurkan diri.
1. Cari tahu apa masalah utama
Kalau bagi saya adalah saya nggak paham job desk saya, makanya saya berusaha terus untuk memahaminya sehingga bisa bekerja dengan baik. Ketidakmampuan biasanya muncul karena nggak paham. Untuk itu, penting memahami jobdesk atau elemen lain yang selama ini nggak kamu pahami (sistem kerja, misalnya), karena akan sangat membantu jika ternyata kamu betah bekerja di kantormu.
2. Membangun zona bertahan
Pada akhirnya, saya memutuskan untuk bertahan. Bukan karena saya bisa menerima 100% tekanan dan sistem kerja yang berat. Tapi lebih kepada telah menemukan beberapa poin menyenangkan dalam kehidupan perkantoran saya. Seperti tim kerja yang ternyata solid, adanya kesamaan hobi travelling, adanya kemauan untuk terus berkembang dan belajar, dan yang paling penting adalah saya masih membutuhkan pekerjaan.
Itu tadi pengalaman dan tips yang bisa saya pagi soal kesalahan yang nggak boleh kamu lakukan sebelum mengundurkan diri. Jadi gimana, sudah yakin akan mengundurkan diri? Kalau ya, pastikan kamu nggak melakukan lima kesalahan itu ya.
Nah, bagaimana dengan artikel hari ini, Kawan Tunaiku? Semoga bisa bermanfaat buat kamu dan jangan lupa, kamu juga bisa merasakan mudahnya melakukan pengajuan pinjaman di Tunaiku dengan klik di sini!
TRI PUSPITASARI