Belakangan muncul kabar bahwa OJK mempertimbangkan penghapusan kategori KBMI 1 sebagai bagian dari penataan struktur perbankan nasional agar lebih sehat dan berkelanjutan.

 

Isu ini mendapat perhatian besar karena KBMI selama ini menjadi dasar pengelompokan bank berdasarkan modal inti. Banyak orang pun kembali mencari tahu apa itu KBMI, bagaimana kategorinya, dan apa dampaknya jika KBMI 1 benar-benar dihapus.

 

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel ini merangkum penjelasan KBMI secara ringkas dan mudah dipahami, mulai dari definisi hingga pembagian modal inti bank.

 

Apa yang Dimaksud dengan KBMI? 

 

KBMI adalah pengelompokan bank berdasarkan besaran modal inti. Regulasi ini pertama kali ditetapkan oleh OJK untuk memastikan bank memiliki ketahanan modal yang sesuai dengan skala bisnisnya.

 

Lalu, modal inti pada bank adalah dana yang berasal dari setoran pemilik, laba ditahan, dan komponen lain yang menjadi dasar kekuatan permodalan bank. Singkatnya, modal inti untuk bank adalah fondasi keuangan yang menentukan kemampuan bank dalam menanggung risiko dan mengembangkan usaha.

 

Melalui KBMI, OJK ingin menciptakan industri perbankan yang lebih sehat dan kompetitif. Namun kini, muncul isu bahwa pengelompokan KBMI, khususnya KBMI 1, akan dihapus untuk menyesuaikan kebutuhan industri yang terus berkembang.

 

Kategori KBMI dan Besaran Modal Inti 

 

Untuk menjawab berbagai pertanyaan seperti KBMI 1 modal inti berapa, KBMI 4 modal berapa, atau KBMI 2 bank apa, berikut penjelasan lengkap mengenai empat kelompok KBMI:

 

1. KBMI 1, Modal inti Rp3 triliun – Rp6 triliun

 

Kelompok ini diisi oleh bank-bank dengan modal inti paling kecil, sehingga ruang gerak layanan dan ekspansi mereka biasanya lebih terbatas. 

 

Saat ini, kategori KBMI 1 sedang menjadi sorotan karena muncul wacana dari OJK untuk menghapusnya demi penyederhanaan pengelompokan bank.

 

2. KBMI 2, Modal inti Rp6 triliun – Rp14 triliun

 

Kelompok ini umumnya terdiri dari bank-bank nasional berskala menengah. Daftar bank dalam kategori ini bisa berubah sewaktu-waktu mengikuti pertumbuhan atau penurunan modal inti masing-masing bank.

 

3. KBMI 3, Modal inti Rp14 triliun – Rp70 triliun

 

Saat mencari tahu apa itu KBMI 3 dan 4, KBMI 3 adalah kelompok yang dihuni bank-bank besar yang sudah memiliki kapasitas kredit luas, jaringan besar, dan kemampuan menyediakan produk yang lebih kompleks.

 

4. KBMI 4, Modal inti di atas Rp70 triliun

 

kategori ini biasanya ditempati oleh bank-bank terbesar di Indonesia seperti bank-bank besar milik negara. 

 

Perbedaan KBMI dengan Klasifikasi Bank BUKU

 

Sebelum KBMI hadir, masyarakat lebih familiar dengan klasifikasi Bank BUKU 1, 2, 3, 4.

 

BUKU (Bank Umum Kelompok Usaha) adalah pengelompokan berdasarkan modal inti dan kemampuan usaha bank. Namun, berdasarkan Peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2021, sistem BUKU resmi digantikan oleh KBMI agar penilaian perbankan lebih komprehensif.

 

Jika BUKU menekankan pada produk dan aktivitas usaha yang boleh dilakukan bank, KBMI menekankan kekuatan modal bank serta peran konglomerasi keuangan. Karena itu, KBMI dianggap lebih relevan untuk mengawasi stabilitas industri perbankan dalam jangka panjang.

  • KBMI 1: BUKU 1 dan BUKU 2
  • KBMI 2: BUKU 3
  • KBMI 3: BUKU 3
  • KBMI 4: BUKU 4

Dampak Penghapusan KBMI 1 oleh OJK

 

Belakangan, OJK memberi sinyal bakal menyatukan atau menghapus kategori KBMI 1. Penyebabnya antara lain:

 

  • Jumlah bank KBMI 1 cukup banyak sehingga pengawasan terfragmentasi.
  • Banyak bank kecil yang sedang meningkatkan permodalan sehingga klasifikasi KBMI 1 dinilai kurang efektif.
  • Industri perbankan digital berkembang pesat, menuntut regulasi yang lebih adaptif.

 

Jika KBMI 1 dihapus, bank-bank kecil kemungkinan akan diklasifikasikan berdasarkan faktor lain, misalnya model bisnis, risiko, atau integrasi dalam konglomerasi keuangan. 

 

Selain itu, bank-bank KBMI 1 diminta untuk melakukan upaya konsolidasi atau merger dengan bank-bank kecil lainnya, atau mencari suntikkan modal lagi hingga memenuhi persyaratan untuk masuk KBMI 2 di atas Rp6 triliun.

 

Bagi masyarakat, perubahan ini tidak memberikan dampak signifikan terhadap layanan sehari-hari. Namun bagi industri, perubahan pengelompokan bisa mempengaruhi strategi ekspansi, merger, atau konsolidasi bank.

 

Mengapa KBMI Penting untuk Nasabah?

 

Walaupun terlihat teknis, memahami KBMI membantu kamu menilai kredibilitas bank. Semakin besar modal inti, semakin kuat kemampuan bank dalam:

  • Menyalurkan kredit.
  • Menyerap risiko.
  • Mengembangkan teknologi dan layanan digital.
  • Meningkatkan keamanan simpanan nasabah.

Bank-bank besar di KBMI 3 dan KBMI 4 biasanya memiliki jaringan luas, sistem keamanan kuat, serta inovasi digital yang lebih matang.

 

Meskipun kini beredar isu penghapusan KBMI 1, pengelompokan KBMI tetap menjadi acuan penting bagi regulator untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.

 

Bagi masyarakat, memahami KBMI bisa membantu memilih layanan keuangan yang aman, kredibel, dan sesuai kebutuhan.

 

Kalau kamu ingin mengatur keuangan, butuh pinjaman terpercaya, atau sekadar memahami dunia perbankan lebih dalam, informasi mengenai KBMI ini bisa jadi pijakan awal yang baik.