SWARA – Siapa nggak kenal Rano Karno? Pemeran Si Doel dalam sitkom yang sempat fenomenal di era 90’an, Si Doel Anak Sekolahan. Aktor sekaligus seniman kenamaan ini kini banting setir di dunia perpolitikan dan berhasil menjabat sebagai Gubernur Banten pada, menggantikan Ratu Atut Chosiyah yang dinonaktifkan karena terganjal kasus suap Pilkada di MK.

 

Nah, tahu nggak? Ternyata Rano Karno nggak hanya populer karena peran Si Doel dan aksi di dunia politik. Lebih dari itu, ia juga dikenal sebagai penyanyi dan sutradara, lho.

 

Kok, bisa jadi sefenomenal itu, ya? Yuk, simak sedikit cuplikan kisah hidup Rano Karno.

 

Artikel Terkait: Hal Seputar Mendaki Gunung

  1. Peralatan Penting yang Wajib Kamu Punya Kalau Hobi Mendaki Gunung
  2. Manfaat Mendaki Gunung Bagi Kesehatan Mentalmu
  3. Pendaki Pemula, 5 Gunung Ini Aman dan Ramah untuk Dieksplor

 

1. Kepiawaiannya berakting diturunkan langsung dari sang ayah

Rano Karno merupakan anak ketiga dari enam bersaudara. Ayahnya merupakan seorang aktor bernama Soekarno M. Noer, dan cukup fenomenal dalam dunia seni peran layar kaca era ‘60 hingga ‘70-an.

 

Setidaknya, ada beberapa judul film yang pernah dibintangi Soekarno M. Noer. Ini meliputi Anakku Sajang (1960), Dibalik Tjahaja Gemerlapan (1967), dan Kemelut Hidup (1979). Nggak hanya itu, dia bahkan pernah pula dinobatkan sebagai Aktor Terbaik dalam Festival Film Indonesia.

 

2. Sudah beradu akting sejak usia 9 tahun

Terjun ke dunia akting dalam usia yang paling muda, bukan berarti kualitas Rano Karno “mentah”. Buktinya, ia berhasil meraih penghargaan sebagai Aktor Harapan I PWI Jaya di film Rio Anakku (1973) dan The Best Child Actor di Festival Film Asia (1974). Nah, saat kecil, ia juga membintangi film Lewat Tengah Malam (1971) dan Si Doel Anak Betawi (1972).

 

3. Semakin serius menekuni seni peran setelah lulus sekolah

Nggak hanya memiliki mentor hebat, sang ayah, Rano Karno bahkan berniat untuk seratus persen terjun ke dunia film. Kebulatan tekad itu ia tunjukkan atas keputusannya saat mengambil pendidikan di East West Player, Amerika Serikat untuk memperdalam ilmu beraktingnya selepas menamatkan SMA pada tahun 1979.

 

4. “Juru Kunci” Si Doel Anak Sekolahan

Di tengah lesunya kondisi perfilman Indonesia, Rano Karno bersama kawan-kawannya memunculkan sosok “Doel” dalam versi sinetron. Melalui rumah produksi Karnos Film, ia mulai menyutradarai dan mengambil peran sebagai Doel di Si Doel Anak Sekolahan (1994).

 

Rupanya, banyak orang suka sinetron tersebut. Bisa dikatakan, sinetron yang punya 162 episode ini jadi yang paling favorit kala itu. Saking fenomenalnya, kisah Si Doel bahkan sampai ditayangkan ulang ke layar lebar belum lama ini.

 

Artikel Terkait: Inspirasi Sukses dari Tokoh Wanita Paling Berpengaruh di Dunia

  1. 7 Tips Sukses dari Michelle Obama yang Sangat Menginspirasi
  2. Yuk, Ikuti 10 Tips dari Victoria Beckham Agar Jadi Wanita Karier yang Sukses
  3. Tiru 7 Tips Sukses dari Sophia Amoruso #GIRLBOSS agar Berhasil dalam Karier

 

5. Peraduan yang sama di panggung berbeda

Setelah meraih sukses di panggung sandiwara, Rano Karno mencoba peruntungan lain di panggung politik. Di sinilah, kiprah kader Partai PDIP ini bak berada di karpet terbang, melanggeng mulus.

 

Ia terpilih sebagai Wakil Bupati Tangerang pada periode 2008-2013, kemudian naik tingkat ke level Wakil Gubernur mendampingi Ratu Atut Chosiyah untuk periode 2012-2017. Nggak berhenti di situ, di tengah masa jabatan, kiprah Ratu Atut berakhir di tangan KPK yang berhasil membongkar kasus korupsi yang melibatkan dirinya. Rano Karno pun menjabat sebagai Pelaksana Tugas Gubernur Banten dan dilantik menjadi Gubernur Banten ke-3 periode 2014-2017.

 

Nah, itulah sedikit cuplikan kisah hidup Rano Karno yang berangkat dari dunia seni peran hingga ke seni perpolitikan. Nggak ada yang mustahil.

 

Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya. Jangan lupa, Tunaiku menyediakan pinjaman tunai cepat dan mudah, mulai dari Rp2-20 juta, yang bisa diangsur mulai dari 6-20 bulan. Yuk, ajukan pinjamanmu sekarang!

 

Tunaiku HENDRATANU WIJAYA