SWARA – Bohong kalau nggak ada yang suka berwisata saat hari libur. Liburan, travelling mengunjungi tempat-tempat menarik jauh dari hiruk pikuk perkotaan sudah menjadi bagian terpenting dari kehidupan masyarakat perkotaan. Beragam aktivitas harian, rutinitas yang terkadang nggak mengenal waktu membuat kebutuhan wisata soalah nggak tergantikan.
Tapi, tahukah kamu, meski semua orang gemar berwisata, banyak yang justru salah kaprah terkait jurusan pariwisata. Banyak yang justru merasa kejebak, pikirnya jurusan pariwisata dan perhotelan sangat menyenangkan karena akan jalan-jalan terus.Padahal gosip-gosip tersebut nggak selamanya benar lho, malahan bisa dibilang itu hanya mitos.
Lalu apa saja sih mitos-mitos yang paling sering membuat seseorang salah mengartikan jurusan pariwisata? Nah, berikut ini sepuluh mitos jurusan pariwisata yang paling sering beredar.
Artikel terkait: Bicara mitos, ini mitos lainnya yang nggak boleh terlewat
- 5 Mitos Seputar Hubungan Percintaan, Abaikan Jika Ingin Bahagia
- 5 Mitos Soal Investasi Emas yang Nggak Harus Dipercaya
- 5 Mitos Menyesatkan tentang Investasi BitCoin Ini Nggak Perlu Dipercaya
1. Kuliahnya gampang
“Bertahun-tahun dijejali materi-materi memusingkan sedari SD-SMA, mending ambil kuliah pariwisata perhotelan, enak bisa jalan-jalan terus.”
Padahal, kuliah di jurusan Pariwisata dan Perhotelan itu susah lho.Faktnya, kamu akan belajar berbagai mata kuliah menantang seperti Statistik Pariwisata, Tourism Behavior-Law-Philosophy, Ekonomi Pariwisata. Selain itu, kamu wajib belajar beberapa bahasa asing populer seperti Inggris, Perancis, Jepang, dan Cina. Nah kebayang kan, gimana saat kuliah nanti.
2. Jalan-jalan terus kerjaannya
Kalau mata kuliahnya Studi Wilayah (Ilmu Tata Ruang) sih iya… Kamu jalan-jalan, mengunjungi daerah dengan potensi wisata bagus. Tapi bukan untuk wisata, kamu ke sana ya untuk melihat aksesibilitas, ngukur jalan ke objek wisata, menghitung jembatan, melihat sarana dan prasarana lain.
Mengkaji amenities destinasi wisata, seperti tersedia-tidaknya dan butuh berapa banyak tong sampah, kamar mandi, toko-toko cinderamata sampai pembuangan limbah. Kemudian melihat ancillary service, seperti brosur pemasaran, pintu gerbang, peta dan lain lain.Jalan-jalan sih, tapi kalau masih bilang kuliahnya enak, sepertinya kamu harus kaji ulang pernyataanmu.
3. Nama jurusan kurang populer
“Eh, udah lama nggak ketemu… Apakabar? Kuliah di mana sekarang? | Pariwisata – perhotelan nih. | Wah, ada ya? Jalan-jalan melulu dong kerjaannya!”. Kamu pasti pernah terlibat di obrolan basa-basi seperti itu. Parahnya lagi, saat kamu sebutin jurusan Pariwisata, langsung ditembak dengan “jalan-jalan”. Memang nggak sepopuler jurusan ekonomi, hukum, sastra, teknik, dan lain sebagainya, hal ini karena memang jurusan ini termasuk baru, baru diakui pada tahun 2008 lalu.
Meski dianggap kurang populer tetapi di berbagai kota, jurusan pariwisata jadi favorit, lho. Di Fakultas Ilmu Budaya UGM misalnya, jurusan pariwisata menjadi yang favorit, mengalahkan IT dan ekonomi. Di Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan, Manajeman periwisata juga yang terfavorit. Selanjutnya, STP Trisakti, STP Bandung, STP Bali, sampai STP Ambarrukmo Yogyakarta, mengalami peningkatan pesat terkait jumlah mahasiswa pariwisatanya. Ini bukti kalau jurusan Pariwisata kini jadi pilihan.
4. Mahasiswa Pariwisata tahu semua objek wisata sampai hotel
Kalau ada yang beranggapan demikian, kamu jawab saja “saya kuliah untuk memajukan sektor pariwisata, bukan sistem pencarian Google”.
5. Kuliahnya selalu mahal
Nggak selalu kuliah jurusan pariwisata itu mahal. Kalau kamu mengambil jurusan pariwisata di kampus favorit ya jelas mahal. Karena yang kamu beli itu citra kampus. Kalau kamu ambil di kampus-kampus yang kelasnya lebih rendah namun masih punya kualitas pengajaran baik, kamu masih bisa kok dapat harga pendidikan yang terjangkau.
6. Proses kuliah gampang
Sekali lagi, “nggak semua yang loe denger itu bener!” orang awam mungkin berpikir kuliah di jurusan pariwisata gampang dari segi materi sampai proses.
Yang terjadi justru sebaliknya. Selain wajib mendalami materi-materi perkuliahan seperti yang sudah saya sampaikan di poin pertama, mahasiswa pariwisata juga diwajibkan untuk bisa memahami betulbetul fakta di lapangan terkait potensi wisata.
Hal itu bisa melalui analisa objek wisata di lokasi wisata, magang di kementerian dan dinas pariwisata, bandara, kantor imigrasi, hotel, tour and travel. Selanjutnya harus KKN-pariwisata, yang dilanjutkan dengan prosesi membuat skripsi secara umum.
7. Lulus, kerja di hotel atau objek wisata
Pola pikir tersebut terlalu konvensional… dasar ilmu pariwisata adalah hospitality atau keramah-tamahan, yakni ilmu tentang pelayanan (service). Memang ilmu tersebut berlaku di hotel, tapi itu dulu… sekarang “pelayanan” banyak juga digunakan di berbagai industri kok. Nggak melulu industri pariwisata.
Kamu tetap akan punya prospek di berbagai sektor. Menyeberang ke industri perbankan, bisa. Operator seluler sebagai customer service, lalu maskapai penerbangan, Kereta Api, PELNI, kemudian pelayanan konsultan, PNS, sampai ke perusahaan pertambangan, bahkan politisi juga bisa… Ilmu lobi-lobi bisa semakin terasah di jurusan pariwisata.
8. Mahasiswa anti stres
Nggak selamanya mendung itu hujan. Begitupula dengan jurusan pariwisata. Nggak selamanya anak pariwisata akan jalan-jalan terus. Yang namanya otak ngebul kuliah dalam kelas atau berhadapan dengan tugas-tugas kuliah juga dihadapi oleh anak pariwisata. Nggak ada bedanya dengan kamu.
9. Penampilan elegan
Kampus pariwisata perhotelan mungkin memang mewajibkan mahasiswanya untuk memakia seragam atau setidaknya ada aturan berpakaian waijb seperti jas, dasi, dan sepatu pantofel. Kelihatan elegan, tapi jauh dibalik semua penampilan menawan itu, mereka tetap mahasiswa biasa yang kadang kalo nongkrong pakai celana jeans robek, di kosan pakai kaus oblong celana boxer, makan di warteg dekat kosan.
10. Skripsi gampang
Skripsi gampang yang cuma ada di paralel universe nya DC Extended Universe. Di mana semua yang ada di dunia ini akan jadi kebalikan di DCEU Paralel Universe. Yang namanya skripsi ya tetap susah. Nggak terkecuali pengerjaan skrips anak-anak jurusan pariwisata.
Artikel terkait: Informasi kampus lainnya
- Lanjut Kuliah di Bandung, Ini Kelas Karyawan yang Jadi Pilihan
- Ingin Kuliah Kedokteran di Singapura? Ini Perkiraan Biayanya!
- Anak Pilih Kuliah di Luar Kota?6 Hal Ini Wajib Dipersiapkan dengan Baik
Bagaimana dengan artikel yang kamu baca hari ini? Semoga bermanfaat untukmu, ya.
HENDRATANU WIJAYA