SWARA-Tahukah kamu bahwa kalimat ancaman bisa memengaruhi sisi emosional si buah hati? Saya percaya, setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya. Karena rasa sayang dan over protective, terkadang ungkapan larangan hingga ancaman sering kamu lontarkan tanpa sadar. Hati-hati, apa yang kamu ucapkan sekarang, bisa saja menjadi bumerang di masa depan, lho!

 

Agar nggak berpengaruh buruk pada perkembangan emosional anak, yuk cari tahu dulu apa saja kalimat yang mesti kamu hindari saat berbicara dengannya. Ini dia daftarnya dikutip dari Smartparents.sg.

 

1. “Berhenti nangis, nggak!”

Saat si kecil merasa marah, sedih, atau nggak nyaman dengan sekitar, sebisa mungkin jangan membentaknya agar segera berhenti menangis. Dengan mengekang emosi si buah kecil dalam waktu yang lama, bisa bikin si kecil menjadi pribadi yang tertutup. Dia juga nggak terbuka kepadamu saat dewasa nanti.

 

2. “Jangan jadi anak yang cengeng

Tanpa kamu sadari, kalimat seperti ini ternyata bakal berpengaruh pada pencitraan diri si kecil, lho. Dengan mengucapkan hal ini, sama saja kamu sedang merendahkan si kecil. Saat menginjak dewasa, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang nggak punya rasa percaya diri.

 

3. “Kenapa kamu nggak bisa seperti si A (saudara, teman, atau tetangga), sih?”

Saat kecil, saya selalu protes kalau dibanding-bandingkan dengan anak tetangga. Saya rasa, semua anak pasti punya pemikiran yang sama, bukan? Dan nggak suka dibanding-bandingkan dengan orang lain. Efek buruk dari sering dibanding-bandingkan, si kecil akan mengenal persaingan.

 

Artikel Terkait: Serba-serbi Pendidikan

  1. 5 Modal untuk Jadi Chef Andal Tanpa Perlu Pendidikan Formal, Tertarik?
  2. Tertarik Pilih Pendidikan Kepolisian? Ini Seluk Beluk yang Perlu Diketahui
  3. Serba-serbi Pendidikan Kepolisian, Persiapkan Ini Syarat Penerimaannya

 

Bukannya nggak mungkin, ia akan merasa inferior dan membenci anak yang sering kamu puji-puji. Sementara itu, menurut  seorang psikiater, Dr. Lim Boong Leng, “Anakmu mungkin saja nggak akan punya rasa percaya diri pada keputusan dirinya sendiri kalau orangtua selalu mengkritik keputusannya”.

 

4. “Ayah/Bunda nggak sanggup beli”  

Sudah berapa banyak orang tua yang berbohong pada anaknya kalau nggak punya uang untuk beli mainan? Sebenarnya, kamu nggak papa kok mengatakan kalimat ini kalau benar-benar nggak ada uang. Namun, kalau sampai berbohong agar si kecil nggak beli mainan maka kamu baru saja melakukan kesalahan.

 

Beberapa tahun ke depan saat si kecil tumbuh dewasa, jangan sampai kamu menyalahkannya karena berbohong kepadamu. Apalagi, kalau dia berbohong untuk mendapatkan uang. Namanya juga mengikuti kebiasaan orang tua, kan?

 

5. “Karena Ayah/Bunda bilang begitu!”

Saya adalah tipe orang yang nggak gampang nurut dengan perintah orang kalau memerintah tanpa dilandasi oleh alasan rasional. Apalagi, kalau si pembicara malah terkesan diktaktor dan mendikte.

 

Hal ini juga berlaku pada anak-anak, lho. Saat si kecil melakukan hal berbahaya dan mengancam jiwa, sebagai orang tua kamu pasti ingin dia segera berhenti melakukannya. Terkadang, ada orang tua yang sedikit malas untuk menjelaskan alasan rasional dari larangannya tersebut. Alhasil, si kecil pun terus melanggar apa yang kamu larang.

 

6. “Adik harus kurusan, bajumu jadi makin ketat tuh!”

Kalau kamu terlalu fokus pada tampilan fisik, hal ini bisa ‘menular’ kepada si kecil. Saat mereka ingin makan banyak dan kamu mengkritik fisiknya, bisa saja si kecil minder dengan fisiknya. Hal ini akan menciptakan mindset ke anak, kalau fisik itu lebih penting daripada kemampuan dan kepribadian.

 

7. “Ayah/ Bunda nggak akan ngomong sampai adik berhenti”

Ada kalanya kamu merasa jengkel dengan si kecil karena nggak mau mendengarkan. Entah dia mengabaikan larangan atau perintahmu, akhirnya kamu pun sewot sendiri. Ungkapan di atas bisa diartikan kalau kamu meminta si kecil nggak datang kepadamu saat ada masalah. Kecuali, dia nurut dan melakukan apa yang kamu inginkan.

 

8. “Orang-orang akan menertawakan adik kalau suka mainan itu”

Masih seputar kebiasaan orang tua yang mengkritik pilihan anaknya. Kalau kamu terbiasa mengkritik dan melarang, si kecil akan merasa inferior dan kurang percaya diri. Dalam proses pertumbuhan, dia akan meragukan dirinya sendiri dan kurang percaya diri dengan keputusan yang diambilnya.

 

Artikel Terkait: Sistem Pendidikan di Dunia

  1. Tertarik Kuliah di Jepang? Kenali Sistem Pendidikan dan Cek Persiapannya
  2. Sebelum Kuliah di Belanda, Kenali Sistem Pendidikan di Sana
  3. Sebelum Kuliah di Jerman, Kenali Sistem Pendidikan di Sana

 

Dampaknya, si kecil akan merasakan penolakan dan nggak percaya diri. Dia merasa kalau nggak ada orang yang mendukung sehingga takut untuk mencoba hal-hal baru di dunia ini.

 

Kata-kata yang selama ini kamu ucapkan secara refleks ini ternyata membawa pengaruh buruk kepada si kecil. Mulai dari sekarang, harus lebih hati-hati, ya.