SWARA – Mungkin kita sudah familiar dengan kata endorse. Terlebih di media sosial, sering ditemui pelaku bisnis yang memanfaatkan pengaruh seorang tokoh untuk mempromosikan produk yang dimiliki. Bahkan tidak heran jika saat ini, sosok social media influencer terasa begitu penting dalam hal marketing.

 

Sederhananya, influencer marketing berupa strategi pemasaran di media sosial yang menggunakan endorsement dan menyebut produk yang ditawarkan untuk disebar ke followers yang dimiliki.

 

Influencer marketing berkembang sangat pesat. Beberapa tahun lalu, influencer hanya terbatas pada selebritas atau public figure. Saat ini, siapa saja bisa menjadi influencer. 

 

Seberapa berpengaruh seorang influencer?

Seiring dengan berkembangnya teknologi, pola pemasaran pun berubah. Iklan konvensional tidak lagi digemari, dan beberapa tahun belakangan mulai bermunculan sosok penting yang berperan sebagai influencer. Influencer ini dipercaya lebih ‘menjual’ dibanding iklan konvensional.

 

Seperti dilansir dari Forbes, generasi muda saat ini mulai tidak percaya dengan cara-cara tradisional. Pola komunikasi konvensional yang umumnya satu arah, sekalipun menggunakan sosok terkenal, dirasa kurang menarik. Hal inilah yang membuat kehadiran influencer menjadi penting karena pola komunikasi yang bersifat dua arah dan menyinggung perasaan personal.

 

Bagi konsumen, influencer erat dengan kata otentik dan jujur. Konsumen bisa merasa terikat secara langsung dengan seorang influencer, karena engagement yang tinggi dari si influencer, misalnya melalui kolom komentar sehingga terjadi komunikasi dua arah. Influencer marketing seringkali sukses berkat cara influencer menjalin hubungan dengan followers dan menjaga kepercayaan yang diberikan followers selama bertahun-tahun, sehingga dirinya menjadi sosok yang berpengaruh bagi sekelompok orang.

 

Pengaruh yang dimiliki itulah yang dimanfaatkan oleh brand untuk memasarkan produk dan mengembangkan bisnis. Dari segi bisnis, ditemukan tingkat kesuksesan yang cukup signifikan ketika menggunakan influencer sebagai channel komunikasi dan pemasaran. Dilansir dari Forbes, dalam sepuluh tahun terakhir, influencer mengalami peningkatan yang sangat tinggi dan kini berada di daftar teratas daftar cara paling efektif dalam menjalin hubungan antara pebisnis dan konsumen, sekaligus untuk meningkatkan brand awareness.

 

Beberapa perusahaan besar sudah melakukan influencer marketing ini. Misalnya P&G dengan produk Olay Regenerist. Dalam enam bulan, Olay bekerjasama dengan tujuh orang influencer dalam bentuk Instagram post dan video. Campaign ini menghasilkan 1.500.000 views dengan CPV sebesar US$0,02, sudah termasuk biaya produksi dan distribusi.

 

Contoh lainnya seperti Pond’s saat merilis produk Pond’s Acne Solution dan menggunakan jasa 40 orang influencer untuk melakukan 3-days face regime challenge dengan tujuan agar publik bisa mengikuti tantangan tersebut. Campaign ini berhasil meraih 1.050.000 views dengan CPV US$0,01, termasuk biaya produksi dan distribusi.

 

Perhatikan hal ini saat memilih influencer

Mengingat popularitas influencer yang kian tinggi, tidak ada salahnya untuk melirik influencer marketing sebagai bagian dari strategi pemasaran dan meningkatkan brand awareness. Namun, ada banyak influencer di luar sana, sehingga tidak mudah memilih sosok yang pas. Terlebih untuk pelaku UMKM yang memiliki keterbatasan modal. Berikut beberapa hal yang harus kamu perhatikan sebelum memilih influencer.

 

 

  • Do your research

Sebelum memutuskan akan menghubungi seorang influencer, pastikan kamu sudah melakukan background check. Penting untuk menemukan seseorang dengan followers yang cocok dengan bisnis yang kamu tawarkan. Misalnya, jika bisnismu menjual baju anak-anak, tentu sosok Rachel Vennya lebih cocok untuk memasarkan produkmu ketimbang Ayla Dimitri.

 

Dalam riset ini, perhatikan pola komunikasi antara influencer dengan followers mereka. Pastikan karakter mereka sesuai dengan company value atau nilai yang kamu miliki. Hal ini penting untuk brand awareness, sehingga konsumen bisa menilai dengan tepat produk yang kamu tawarkan dengan melihat siapa influencer yang mewakilimu. Sosok yang terlalu kontroversial atau sering meninggalkan komentar negatif, tentunya bisa berakibat buruk pada bisnismu.

 

  • Pilih influencer yang tepat

Selain memilih influencer yang sesuai dengan target market, kamu juga bisa menyesuaikan dengan budget yang dimiliki. Dilansir dari Sensei Marketing, ada enam tipe influencer yang bisa kamu pahami: Mega, Macro, Micro, Advocate, Referrer, and Loyalist.

 

Mega influencer yaitu sosok dengan jumlah followers sangat banyak dan biasanya memiliki harga sangat tinggi. Beberapa selebriti ternama bisa dikategorikan ke dalam kelompok ini, misalnya Kylie Jenner yang mematok harga 1 juta dolar untuk satu post di Instagram. Oleh karena reach yang sangat tinggi, kamu bisa menggunakan mega influencer jika ingin produkmu dikenal banyak orang.

 

Lalu, Macro Influencer. Kelompok ini memiliki followers yang banyak tapi tidak sebesar Mega. Umumnya jumlah followers berkisar di antara ratusan ribu hingga jutaan. Jika kamu masih dalam tahap meningkatkan brand awareness, tapi juga ingin produkmu dikenal sekelompok orang dalam jumlah banyak, macro influencer menjadi pilihan.

 

Juga ada Micro influencer. Jumlah followers belum terlalu banyak, biasanya berkisar antara puluhan hingga ratusan ribu. Tarif yang dipatok juga tidak terlalu tinggi, sehingga cocok untuk kamu yang memiliki bisnis rumahan atau UMKM. Selain itu, kamu bisa memilih micro influencer dengan ciri khas tertentu dan sesuai dengan bisnismu, sehingga menyasar market dengan tepat.

 

Keempat ada Advocate, sering juga disebut sebagai special influencer. Advocate tidak hanya menjadi endorser, tapi terlibat secara aktif dalam mempromosikan bisnismu. Bisa juga disebut sebagai brand ambassador. Tentunya, dia haruslah seorang yang memiliki karakter dan nilai yang sama dengan produkmu, sehingga bisa berjalan bersama.

 

Selanjutnya ada Referrer. Influencer tipe ini bersifat accidental, tidak khusus kamu bayar untuk mempromosikan bisnismu. Misalnya Si A menyebut online shop milikmu, dia berfungsi sebagai referrer meskipun kamu tidak memintanya secara langsung.

 

Terakhir ada Loyalist, sekelompok orang yang merupakan pengguna aktif dan setia kepada brand, meskipun tidak dibayar untuk melakukannya. Loyalist ini bisa kamu kembangkan dengan menjalin hubungan yang baik dengan konsumen, sehingga mereka akan selalu menggunakan produk atau jasa yang kamu tawarkan.

 

  • Promosikan bisnismu

Ketika sudah menemukan influencer yang cocok, tanyakan pricelist. Kamu bisa menggunakan email yang sopan dan catchy untuk menawarkan produkmu. Ada banyak pelaku bisnis yang ingin menggunakan jasa seorang influencer, sehingga kamu harus memastikan penawaranmu lebih stand out.

 

Misalnya, pengalaman seorang influencer Alexander Thian. Di akun Instagram @amrazing, Alex bercerita soal email unik yang diterimanya ketika ditawarkan bedding set. Email yang jelas, catchy, dan menjelaskan dengan detail produk serta bisnis yang ditawarkan langsung menarik perhatian Alex sebagai influencer.

 

Influencer Marketing

 

Melihat perkembangannya yang kian pesat, yuk, mulai lirik influencer marketing. Dengan sosok influencer yang tepat, produk yang kamu tawarkan #PastiLebihSiap untuk dikenal oleh kalangan yang lebih luas.