SWARA – Work life balance. Sering dengar kata ini, kan? Menjelang empat tahun menjalani kehidupan sebagai buruh ibu kota, saya akui tak mudah meraih goal yang satu ini. Contoh gampangnya, di beberapa bulan terakhir, kesempatan untuk menikmati weekend dengan quality time bisa dihitung dengan jari. Lembur melulu!

 

Nah, karena resolusi 2019 saya adalah work smart not work hard, saya sadar bahwa saya harus cerdas-cerdas mencari cara agar ada titik seimbang untuk karier dan kehidupan pribadi. Karena, saya nggak mau mengisi masa muda dan tua dengan kepenatan bekerja saja.

 

So, apa saja sih yang harus kita lakukan agar bisa menyeimbangkan antara karier dan kehidupan pribadi?

 

Artikel Terkait: Keputusan Penting yang Mungkin Akan Kamu Ambil

  1. Mana yang Harus Dipilih, Karier atau Percintaan Terlebih Dahulu?
  2. 5 Tips Atasi Rasa Penyesalan Setelah Memutuskan Resign
  3. Tips Fengshui Agar Kamu Sukses dalam Kehidupan Cinta dan Karier

 

1. Menjaga kesehatan raga dan jiwa

Hal pertama yang benar-benar harus kamu cek adalah kesehatan raga dan jiwamu. Hal-hal seperti jam tidur, asupan makan, dan tentunya olahraga. Memang, mungkin kamu nggak punya cukup waktu atau dana untuk ke gym. Namun, kamu bias olahraga dengan cara lain. Misalnya, jogging sebelum ngantor atau sekadar ikut klub zumba dan yoga di kantor. Sudah banyak riset yang membuktikan bahwa olahraga membantumu tetap fit dan siaga.

 

2. Jika memungkinkan, cari lingkungan kerja yang family friendly

Saat mencari pekerjaan, salah satu kriteria perusahaan yang saya idamkan adalah yang family friendly. Perusahaan yang memandang karyawannya tak sekadar sebagai tenaga kerja saja, tapi, sebagai manusia yang punya  kehidupan lain di luar pekerjaan, punya teman dan keluarga. Dengan begini, kamu tentunya akan lebih lega dan leluasa jika suatu hari kamu punya keperluan terkait keluarga di jam kerja. Di kantor saya, nggak jarang beberapa rekan kerja membawa anaknya yang masih balita ke kantor karena nggak bisa meninggalkan anaknya di rumah.

 

3. Utarakan kebutuhanmu kepada kantor

Selain poin nomor 2, hal yang kamu perlu lakukan adalah mengomunikasikan kebutuhan pribadimu kepada atasan dan kantor. Jangan berasumsi bahwa mereka akan mengerti pola bekerjamu dengan sendirinya, lho. Contohnya, teman saya di kantor. Dari saat diwawancara, dia sudah terlebih dahulu mengajukan syarat bahwa setiap liburan Natal dan akhir tahun, dia butuh day off hingga tanggal 9 Januari untuk mengunjungi keluarganya yang ada di Eropa. Bisa, kok!

 

4. Be yourself!

Di mana pun dan apa pun jenis pekerjaanmu, kamu seharusnya nyaman menjadi diri sendiri. Bebas dari tuntutan untuk menjadi orang yang nggak kamu banget apalagi sampai harus panjat sosial. Nggak perlu memaksakan diri untuk mengikuti gaya tertentu hanya supaya kamu diterima di lingkungan kantor. Selama pekerjaanmu beres dan kamu melakukan yang terbaik, sudah cukup, kok.

 

5. Unplug, alias tahu kapan waktunya harus berhenti

Namanya pekerjaan, itu pasti nggak ada habis-habisnya. Masih ada esok hari untuk mengurusi konten meeting atau mengerjakan revisian. Makanya, kamu harus tahu kapan saatnya harus unplug alias mematikan gawai pekerjaan. Terutama saat sedang berada di rumah atau sedang hang out dengan teman.

 

Artikel Terkait: Dinamika Kehidupan di Kantor yang Harus Kamu Antisipasi

  1. Tips Berteman Sehat Meski Sedang Bersaing di Kantor
  2. Bos dan Teman Kantormu Bipolar? Ini Ciri dan Cara Menghadapinya!
  3. Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental di Lingkungan Kantor

 

6. Terakhir, sediakan waktu untuk keluarga, sahabat, dan hobi

Last but not least, alih-alih sekadar menyisihkan, kamu seharusnya benar-benar menyediakan waktu untuk keluarga, sahabat, dan hobi.  Coba ingat-ingat, kapan terakhir kali liburan bersama mereka? Atau sekadar bangun pagi untuk bersepeda dan menikmati jalan-jalan keliling kota sebagai me time. Ingat, pekerjaan dan proyek ini-itu akan selalu ada, silih berganti. Namun, orang-orang terdekatmu ya hanya akan ada itu-itu saja dan tak akan terganti.

 

Kamu nggak mau kan sampai kehilangan momen-momen pertumbuhan anakmu, misalnya. Saat mereka pertama merangkak, pertama berjalan, atau mengucapkan kata ‘mama’ dan ‘papa’.

 

Dalam satu bulan, setidaknya kamu bisa dong membuat family time dengan makan bersama di rumah? Menurutmu bagaimana? Di 2019 ini, kira-kira kamu bisa menyeimbangkan karier dan kehidupan pribadi, nggak? Dicoba, ya!

 

Yuk, ajukan pinjaman tanpa agunan, tanpa kartu kreditmu sekarang juga! Hanya dengan modal KTP, kamu sudah bisa pinjam uang tunai sampai Rp20 juta, lho. Tertarik? Ajukan pinjamanmu di sini!

 

WINNY WITRA MAHARANI TUNAIKU    WINNY WITRA MAHARANI

 

Tunaiku

 

 

 

Â