SWARA – Saham adalah salah satu investasi yang paling menguntungkan karena berpotensi memberikan imbal hasil paling tinggi dibandingkan jenis investasi lainnya. Saya sendiri juga tertarik dengan instrumen investasi yang satu ini. Namun, risikonya juga relatif tinggi.
Nah, untuk meminimalkan risiko tersebut, kamu tentu perlu pengetahuan dan kemampuan yang cukup dalam melakoni investasi saham. Salah satu kemampuan yang penting adalah membaca pergerakan tren saham.
Lantas, gimana sih, cara mudah untuk membaca tren saham? Ini dia beberapa hal yang patut kamu perhatikan.
Â
Artikel Terkait: Tips Investasi Saham
- Biar Untung, Ini 4 Tips untuk Melatih Intuisimu dalam Bermain Saham
- 4 Tips Bagi Milenial yang Ingin Berinvestasi Saham
- 7 Pertanyaan Tentang Investasi Saham, Terjawab!
1. Analisis fundamental dan analisis teknikal
Sebagai landasan untuk membaca pergerakan harga saham, kamu perlu memahami terlebih dahulu dua jenis analisis yang biasa digunakan di lantai bursa, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal.
Secara sederhana, analisis fundamental berarti analisis untuk menggali informasi mendasar terkait kondisi perusahaan, sektor industri, maupun ekonomi secara keseluruhan. Ibarat fondasi pada bangunan, harga saham suatu perusahaan juga akan bagus kalau kondisi fundamentalnya baik. Fondasi yang baik mampu menjaga agar perusahaan tetap kuat bertahan di tengah terpaan kondisi ekonomi yang kurang menentu. Salah satu informasi yang digunakan untuk analisis berupa laporan keuangan perusahaan.
Sementara, analisis teknikal merupakan proses mengolah informasi berdasarkan tren pergerakan harga saham historis untuk memprediksi pergerakannya di masa mendatang. Untuk memahami ini, kamu perlu memperhatikan grafik pergerakan harga saham sekaligus mengamati data-data pasar lainnya, seperti pasokan, permintaan, dan volume perdagangan.
2. Moving Average
Kamu mungkin bingung membaca grafik tren harga saham yang tampak seperti sandi rumput. Namun, sebenarnya ada cara yang sangat sederhana tapi efektif untuk membaca grafik tersebut, yaitu dengan metode Moving Average (MA).
Moving average merupakan rata-rata pergerakan harga saham dalam kurun waktu tertentu. Variabel rentang waktu yang digunakan untuk membentuk MA bisa berapa saja, tapi umumnya adalah 10, 20, 50, 100, dan 200 hari. Untuk kurun 10 hari, grafiknya disebut MA10, 20 hari disebut MA20, dan seterusnya.
Contoh gambar MA200, Sumber:Â https://prod-swara.storage.googleapis.com/wp-content/uploads/2018/04/19224117/ma-1.jpg
Ada dua jenis Moving Average, yaitu Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA). SMA diperoleh dengan menghitung rerata harga saham pada saat penutupan dalam sekian hari terakhir. Sementara, penghitungan EMA lebih kompleks tapi lebih akurat dibandingkan dengan SMA.
Sebagai contoh penghitungan SMA, anggap saja pergerakan Saham A 5 hari terakhir adalah sebagai berikut:
Hari ke-1: 500
Hari ke-2: 550
Hari ke-3: 600
Hari ke-4: 500
Hari ke-5: 550
Maka rata-rata harga Saham A 5 hari terakhir (SMA5) = (500+550+600+500+550)/5 = 540.
Jika hari keenam harga saham A naik jadi 600, maka SMA5 = (550+600+500+550+600)/5 = 560.
3. Uptrend, downtrend, dan sideways
Nah, setelah memahami Moving Average, kini saatnya kita mengamati tren pergerakan harga saham. Ada tiga macam pergerakan, yaitu uptrend atau cenderung naik, downtrend, cenderung turun, dan sideways atau cenderung stagnan. Seperti pada gambar di bawah, kondisi uptrend ditandai dengan panah hijau, downtrend dengan panah merah, dan sideways dengan panah abu-abu.
Contoh gambar, sumber:Â http://mengelolakeuangan.com/wp-content/uploads/Membaca-trend-saham-dengan-analisa-teknikal-moving-average.png
Artikel Terkait: Saham yang Menjanjikan
- Yuk Kenali Sektor Saham yang Menjanjikan Tahun Ini
- 5 Jenis Investasi Saham yang Sebaiknya Dihindari di Tahun 2018 Ini!
- Diprediksi Punya Potensi Bagus di 2018, Perhatikan Hal Ini Saat Investasi Saham!
4. Strategi trading saham dengan Moving Average
Salah satu strategi trading saham menggunakan MA adalah dengan memanfaatkan crossover atau perpotongan pada grafik. Ada dua macam crossover, yaitu price crossovers dan MA crossovers.
Price cross over memanfaatkan grafik pergerakan harga saham dengan sebuah grafik MA. Jika grafik harga memotong grafik MA dengan posisi di atas, akan terjadi tren kenaikan, sehingga kamu bisa memutuskan untuk beli. Sebaliknya, jika grafik harga memotong grafik MA dengan posisi di bawah, maka terjadi tren penurunan, di mana kamu bisa memutuskan untuk exit atau jual. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
Contoh gambar price crossover, sumber: https://prod-swara.storage.googleapis.com/wp-content/uploads/2018/04/19224117/ma-4.jpg
Sementara, MA crossovers memanfaatkan dua grafik MA dengan jangka waktu yang berbeda. Sebagai contoh, kita gunakan MA50 untuk MA pendek dan MA200 untuk MA panjang seperti pada gambar di bawah. Prinsipnya sama dengan price crossovers. Ketika MA50 bersinggungan dengan MA200 dengan posisi di atas, ini bisa jadi indikator untuk beli. Jika terjadi sebaliknya, ini bisa jadi indikator untuk exit.
Contoh gambar MA crossovers, sumber:Â https://prod-swara.storage.googleapis.com/wp-content/uploads/2018/04/19224117/ma-5.jpg
Nah, itu dia sedikit penjelasan sederhana dalam membaca tren saham. Gimana, jadi tertarik untuk investasi di bursa saham?