SWARA – Sebenarnya, setiap bulan saya sudah mengalokasikan pos pengeluaran nggak terduga. Jumlahnya ada sekitar 5% dari penghasilan. Harapan saya, jumlah itu bisa menutupi jika ada pengeluaran nggak terduga yang selanjutnya bisa masuk tabungan kalau nggak terpakai. Namun, kenyataan yang terjadi, jumlah pengeluaran pada pos nggak terduga justru lebih besar dari 5%.

 

Hal di atas bisa jadi karena saya yang nggak detail dalam membuat pos-pos pengeluaran nggak terduga. Ke depan harusnya saya membuat rincian pos pengeluaran nggak terduga lebih banyak. Jadi sekecil apa pun itu pengeluaran, akan saya catat agar ke depan alokasinya bisa sesuai.

 

Setelah saya koreksi, setidaknya, ada 6 kebutuhan untuk pengeluaran nggak terduga. Apa saja?

 

1. Kado pernikahan

 

Saya sendiri sejak awal bulan sudah memetakan siapa saja teman dan saudara yang akan menikah dan berulang tahun di bulan itu. Dengan demikian, saya sudah menyiapkan sejak awal berapa Rupiah yang harus saya alokasikan untuk hajat tersebut. Sayangnya, kadang list saya bisa bertambah mendadak karena dapat undangan yang nggak terduga.

 

Teman yang nggak disangka menikah tahu-tahu memberikan undangan di bulan tersebut. Jadilah uang kado pernikahan saya nggak cukup. Ke depan, saya sebaiknya mengalokasikan pengeluaran ini sebagai pos pengeluaran nggak terduga juga. Gunanya untuk menyediakan dana undangan yang nggak terduga-duga tadi.

 

Artikel Terkait: Hal-Hal Seputar Pernikahan Ini Sebaiknya Kamu Ketahui

  1. 9 Hiasan yang Biasa Digunakan dalam Pernikahan Adat Jawa Beserta Filosofinya
  2. 8 Harga Sewa Venue Pernikahan di Jakarta Tahun 2019
  3. 6 Ide Souvenir Pernikahan DIY yang Bisa Dimakan dan Unik

 

2. Uang dana sosial

 

Namanya juga hidup bersosial. Pasti ada teman atau saudara yang tiba-tiba sakit dan terkena musibah. Untuk itu kita sebaiknya menjenguk. Namun, apakah hanya cukup membawa diri dan nama baik? Rasanya nggak. Kita pun perlu merogoh koceng untuk itu. Karena saya nggak bisa memprediksi kebutuhan ini berapa, ya, sebaiknya mengalokasikan pada pos pengeluaran nggak terduga.

 

3. Uang kesehatan

 

Meskipun sudah punya asuransi kesehatan, ada baiknya kita juga tetap mengalokasikan kesehatan sebagai pos pengeluaran nggak terduga. Pasalnya, saya sendiri tergolong malas untuk menggunakan BPJS untuk sekadar mengobati sakit demam. Pasti ada pula obat yang kita beli tanpa terkover BPJS juga, kan? Untuk itu, pos ini memang penting.

 

4. Uang servis

 

Kadang hal yang nggak diharapkan tiba-tiba saja terjadi. Sebagai contoh, kendaraan mengalami lecet akibat jatuh. Atau bisa jadi alat-alat elektronik di rumah rusak. Perlu kiranya menganggarkan pengeluaran servis pada pos nggak terduga.

 

5. Uang traveling

 

Kepenatan bekerja itu bisa datang kapan saja. Pasalnya, seperti saya sendiri, kadang pekerjaan menumpuk datang tanpa diduga-duga. Mungkin saya memang sudah mengagendakan traveling bulan depan. Namun, kalau penat yang saya rasakan di minggu ini, ya otomatis weekend ini saya harus jalan ke luar biar nggak stres. Untuk itu, perlu adanya pos pengeluaran nggak terduga yang ditujukan untuk sekadar nongkrong atau jalan-jalan.

 

Artikel Terkait: Cara Agar Bisa Traveling Murah Meriah

  1. Ingin Traveling Tapi dengan Budget yang Murah? Begini Caranya!
  2. Traveling ke Phuket, Ini 9 Hostel Backpacker Terbaik dan Murah
  3. Lakukan 5 Cara Ini untuk Nikmati Akomodasi Murah saat Traveling

 

6. Uang belanja

 

Salah satu hal yang bikin pengeluaran membengkak adalah kalap saat belanja. Ya, sebenarnya bukan karena boros. Karena kebetulan kebutuhan itu juga harus dipenuhi dan kita kurang memasukkannya dalam list. Alhasil, besar pasak dari pada tiang pun terjadi. Nah, memang dibutuhkan pos pengeluaran nggak terduga pada belanja, buat menopang kalau biaya belanja melebihi dana yang tersedia.

 

Saya sendiri mulai menambah pos pengeluaran nggak terduga. Sebenarnya baru satu bulan ini, sih. Namun, efeknya sudah terasa dan pengeluaran saya pun jadi lebih terkontrol. Memang hal ini membuat jumlah tabungan per bulannya berkurang. Namun, pengeluaran saya nggak morat-marit dan harus mengambil tabungan kembali. Ya, sama saja sebenarnya, kan?