Friday, 17 Oct 2025

SWARA KAMU: Pos Pancana, Upaya Antisipasi Bencana selama Pandemi

SWARA KAMU: Pos Pancana, Upaya Antisipasi Bencana selama Pandemi

Swara Kamu

Swara Kamu

Author

Tasya Wijaya

Tue, 07 Sep 2021

16:37 WIB

Post

“Gunakan Masker!”, “Hindari Kerumunan!”, “Pakai Hand Sanitizer!”, “Tidak Boleh Keluar Rumah!”, “Jokowi Perpanjang PPKM Level hingga 30 Agustus 2021.”

 

Kira-kira seperti itulah berita-berita masa kini, tak lepas dari topik COVID-19 yang masih ada di sekitar kita.

 

Maraknya virus ini membuat kita semua lebih memperhatikan berita kesehatan, seluruh siaran pun terus menyiarkan berita-berita covid-19, tak sedikit berita-berita lain yang tertutup atau terabaikan akibat virus ini.

 

Padahal terdapat banyak berita-berita yang tak kalah menarik dan penting contohnya berita bencana alam. Bencana alam terus terjadi di Indonesia meski situasi sedang pandemi tak menghentikan adanya bencana alam baik itu yang merugikan manusia maupun alam lingkungan sendiri. 

 

Berada diantara dua lempeng yang masih bergerak hingga sekarang dan termasuk dalam cincin api pasifik membuat Indonesia mengalami banyak bencana alam.

 

Tercatat 1.677 kejadian bencana alam dari Januari hingga awal Agustus 2021 di Indonesia hal ini menandakan Indonesia tidak dapat mengabaikan bencana alam yang terjadi di negaranya.

 

Bencana alam yang paling banyak terjadi adalah banjir sejumlah 676 kejadian, urutan kedua ada puting beliung dengan 452 kejadian, dan disusul dengan tanah longsor, kebakaran hutan, gempa bumi, dan lain-lain.

 

Tak sedikit korban jiwa dari bencana tersebut, 69 orang dinyatakan hilang dan 501 orang meninggal dunia. Bencana-bencana tersebut paling banyak terjadi di Jawa Barat dimana penduduk terbanyak Indonesia berada.

 

Hal ini menunjukkan Indonesia harus terus waspada terhadap bencana alam yang akan terjadi kedepannya.  

 

Di masa sekarang ini dimana virus covid-19 sedang maraknya, kegiatan pembangunan kerap dihentikan, hal ini guna menekan angka covid-19 serta keamanan bersama.

 

Sedangkan kita sendiri tidak tahu kapan situasi pandemi ini berakhir dan bisa saja untuk kedepannya virus ini akan selalu hidup bersama kita. Tidak ada yang pasti dari situasi saat ini.

 

Di lain sisi kebutuhan masyarakat terus meningkat, tak mengenal situasi pandemi atau pun banjir. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita tetap harus bergerak dan berkembang.

 

Hal ini tak terkecuali pembangunan, pembangunan nyatanya haruslah terus berlangsung, tentunya dengan mengikuti protokol kesehatan yang ada seperti mengurangi jumlah pekerja yang biasanya 50-an orang menjadi 20-an orang, menyesuaikan luas tempat tersebut.

 

Teknik sipil bergerak di bidang konstruksi yang memiliki fungsi yaitu memenuhi kebutuhan infrastruktur masyarakat. Infrastruktur tersebut bukan hanya gedung-gedung tinggi, jembatan, bendungan dan lain-lain, melainkan juga infrastruktur untuk warga yang terkena bencana alam yaitu pos pengungsian.

 

Kita memang tak bisa lepas dari bencana alam, yang kita bisa adalah menghindari atau mengurangi dampak dari bencana alam tersebut. Dalam menangani hal tersebut ada 2 cara yaitu pra bencana dan pasca bencana.

 

Pra bencana yaitu sebelum bencana terjadi kita dapat mengurangi risiko dengan cara memperkuat bangunan-bangunan sehingga bangunan dapat berdiri kokoh dan dapat menahan goncangan ataupun tantangan dari bencana alam.

 

Sedangkan pasca bencana yaitu setelah terjadinya bencana kita dapat membangun pos pengungsian. Pos pengungsian masyarakat merupakan tempat dimana warga terkena bencana dapat tinggal sementara di pos ini.

 

Pembangunan pos pengungsian memang menjadi salah satu solusi dari dampak terkena bencana alam. Pos pengungsian dapat berupa tenda ataupun bangunan rumah tanpa ada sekat kamar. Pos ini biasanya difasilitasi dengan air minum dan tikar untuk tidur.

 

Tak jarang warga mendapat baju-baju yang masih layak pakai dari sumbangan-sumbangan masyarakat lainnya yang merasa tersentuh ingin membantu para terkena bencana alam. Seluruh warga yang terkena bencana akan ditempatkan di satu pos pengungsian.

 

Hal tersebut membuat pos pengungsian menjadi ramai dan berkerumun. Mengingat keadaan saat ini dimana bukan hanya bencana yang harus kita perhatikan melainkan juga pandemi yang masih berada di sekitar kita, maka dari itu diadakannya inovasi baru yaitu Pos PANCANA.

 

Pos PANCANA singkatan dari pos pandemi bencana yaitu pos pengungsian bagi warga yang terkena bencana alam tetapi tetap memenuhi protokol kesehatan yang ada. Pos ini akan sedikit berbeda dari pos pengungsian biasanya.

 

Masa pandemi dimana dibutuhkannya jarak tiap masyarakat menjadikan pos pengungsian memiliki kapasitas masyarakat yang lebih sedikit tiap posnya dan diadakan jarak antar pos tersebut.

 

Selain itu pos ini juga dirancang dengan ukuran yang lebih kecil tetapi jumlah yang banyak. Biasanya satu perumahan akan mengungsi di pos pengungsian yang sama bersama-sama, tetapi pos baru ini akan membagi masyarakat menjadi beberapa rt untuk setiap pos, sehingga tiap-tiap pos tidak berkerumun atau terlalu ramai.

 

Pos pancana ini sangatlah efektif dan berguna di masa pandemi ini. Selain memenuhi protokol kesehatan, pos ini juga berguna untuk menekankan angka covid-19.

 

Masyarakat mendapatkan fasilitas untuk mengungsi dari bencana alam sekaligus mengantisipasi penyebaran virus covid-19.

 

Kita tidak tahu keberadaan virus tersebut, bisa saja virus itu berada di sekitar warga yang terkena bencana alam maka dari itu lebih baik kita menghindari penyebarannya dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. 

 

Kita harus menekan penyebaran virus tetapi kita tidak bisa mengabaikan kebutuhan masyarakat terutama saat terkena bencana alam. 

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!

Tentang Penulis


Author

Tasya Wijaya