Siapa yang tidak kangen liburan? Pasir putih, deburan ombak laut, angin sepoi sepoi, minum kelapa di pinggir pantai.

 

Tenang, semua ini dapat kalian lakukan lagi dikarenakan Indonesia sendiri sudah dapat melakukan penerbangan domestik. Pada bulan Oktober kemarin saya terbang dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta ke Bandara Ngurah Rai Bali.

 

Setibanya saya di Bali, jiwa traveling saya serasa kembali dan adrenalin saya terpacu. Langsung saya menuju Pantai Tanjung Benoa untuk bermain watersport.

 

Pantai Tanjung Benoa berlokasi di Jl. Pratama Tanjung Benoa, Kabupaten Badung. Disini kalian bisa menikmati berbagai watersport mulai dari parasailing, jetski, banana boat dan lain sebagainya.

 

Bagi kalian yang belum memiliki pengalaman atau tidak pernah bermain watersport , tenang saja di Pantai Tanjung Benoa, fasilitas watersport yang ditawarkan dirancang untuk pemula. Selain itu, gelombang dari pantai ini begitu tenang sehingga lebih cocok untuk kalian yang memang masih pemula.

 

Setelah lelah bermain watersport di Bali, saya memanjakan lidah saya dengan makan makanan khas Bali. Makanan Khas Bali dapat dengan mudah dijumpai di Pasar Kreneng Denpasar.

 

Pasar Kreneng ini cocok bagi para Backpackers seperti saya. Dikarenakan pasar ini berkonsep pasar tradisional yang tentu nya memberikan harga murah dan di pasar ini makanan khas Bali cukup lengkap lho.

 

Rekomendasi makanan yang dapat saya rekomen adalah Babi Guling mereka yang merupakan pilihan kuliner utama di Pasar Kreneng ini. Dan tentu nya kuliner ini Non-Halal yang sobat. Untuk rekomendasi kuliner Halal yaitu Nasi Jinggo. Nasi Jinggo disajikan dengan lauk telor setengah matang.

 

Selain Babi Guling dan Nasi Jinggo, ada sop sapi, serta gado-gado yang dapat memanjakan lidah kita. Dari 4 menu rekomendasi saya, yang benar benar cocok dilidah saya adalah Nasi Jinggo. Nasi Jinggo ini benar benar mantap pol. Kalian wajib untuk mencoba Nasi Jinggo ini.

 

Hari kedua saya di Bali, saya mengunjungi Pura yang terdapat pada uang pecahan 50 ribu rupiah. Pura tersebut adalah Pura Ulun Danu Beratan yang berada di dataran tinggi kawasan Bedugul.

 

Bagi masyarakat sekitar memercayai bahwa Pura Ulun Danu merupakan tempat memuja Dewi Danu yang diyakini sebagai Dewi Kesuburan dan pemberi anugerah.

 

Pura ini menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan. Pura Ulun Danu memiliki gaya arsitektur yang unik serta pada saat air danau naik, candi tersebut seakan akan sedang mengambang atau mengapung di atas air.

 

Pada saat anda tiba dipintu gerbang masuk tempat wisata Pura Ulun Danu Bratan Bedugul, anda sudah dapat melihat candi bentar, keunikan arsitektur pura, suasana asri, udara sejuk dan lingkungan bersih.

 

Setelah menikmati indah nya Pura Ulun Danu saya beranjak ke Pantai Jimbaran yang dimana kita dapat menyantap makan malam ditemani dengan suara ombak serta duduk di atas pasir pantai. Menikmati indah nya ciptaan Tuhan. Selain itu, hidangan laut di Pantai Jimbaran ini masih ramah di kantong.

 

Saya datang pada saat sekitar jam 5WITA. Saya sengaja datang lebih awal untuk menikmati indah nya matahari tenggelam. Matahari tersebut seakan-akan ditelan oleh laut biru.

 

Hidangan laut mereka benar benar segar dan daging ikan nya pun manis. Betapa nikmat nya berada di Pantai Jimbaran. Sejauh mata memandang terdapat laut yang indah dan mulur dimanjakan dengan nikmat nya hidangan laut bakar yang dapat membuat perut keroncongan.

 

Dan tibalah hari terakhir saya di Bali. Saya mempersiapkan barang barang saya. Namun, sebelum menutup liburan singkat saya di Bali. Saya pergi ke pantai pandawa yang terkenal dengan tebing tebing indah yang menjulang tinggi.

 

Pantai Pandawa terletak di balik perbukitan dan sering disebut sebagai Pantai Rahasia atau Secret Beach. Di sekitar pantai ini terdapat dua tebing yang sangat besar yang pada salah satu sisinya dipahat lima patung Pandawa dan Kunti. Untuk mengakses Secret Beach anda harus turun melewati tebing yang lumayan curam.

 

Di pantai ini kita dapat bermain kano dan harganya pun tidak mahal. Selain itu, dikarenakan banyak tebing tinggi di Pantai Pandawa, bagi mereka yang suka dengan paralayang mereka dapat bermain paralayang dan mendarat di pasir Pantai Pandawa.

 

Di pantai ini juga banyak ditumbuhi dengan rumput laut. Rumput laut di pantai ini bukan hanya berguna atau bermanfaat memperindah lautan. Namun, dijadikan komoditas masyarakat setempat.

 

Tidak terasa sudah 3 hari 2 malam saya di Bali. Saya harus kembali menghadapi rutinitas saya. Pengalaman yang sangat menarik dan tentu nya para sobat yang dirumah dapat melakukan hal yang saya lakukan yaitu memulai kembali kegiatan travelling.

 

Namun, tetap diingat bahwa saya tetap memakai masker meskipun saya di Bali. Saya tetap mengikuti protokol kesehatan agar tidak terjangkit Covid-19 dan tetap melakukan Physical Distancing.

 

Saya menghimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan tetap mentaati peraturan yang ada di setiap wisata. Setiap tempat wisata yang saya kunjungi pun menjalankan protokol kesehatan dan Physical Distancing.

 

Pulau Dewata tidak ramai seperti pada saat keadaan normal. Namun, pada saat saya ngobrol dengan masyarakat sekitar, mereka berkata bahwa memang dikarenakan tourist tidak dapat masuk mengurangi pendapatan mereka.

 

Namun, jika dilihat dari segi alam, sampah-sampah akibat manusia yang tidak bertanggung jawab berkurang drastis. Menurut saya, alam sedang melakukan pemulihan dan tolong bagi para tourist untuk bisa menjaga kebersihan demi kenyamanan bersama dan kebaikkan alam.

 

Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.

 

Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!