Isu kesehatan selalu menjadi topik pembicaraan yang hangat untuk diperbincangkan, salah satunya adalah isu kesehatan mental. Kesehatan mental kini menjadi topik yang harus mendapat perhatian serius jika melihat dari data yang dilansir oleh Riset Kesehatan Dasar Kemenkes RI.
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi gangguan jiwa berat di Indonesia mencapai 1,7 per mil. Hal ini berarti, 1-2 orang dari 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat (Viora dalam Ika, 2015).
Pada saat 2013, pengobatan gangguan jiwa tercatat bahwa kurang dari 10% orang yang mengalami gangguan jiwa mendapatkan layanan terapi oleh petugas kesehatan. Angka yang dapat dikatakan jauh dari harapan.
Di tahun 2018, survei yang dilakukan oleh Riset Kesehatan Dasar, prevalensi gangguan jiwa berat meningkat secara signifikan menjadi 7 per mil, yang artinya 7 dari 1000 penduduk Indonesia mengalami gangguan jiwa berat (Depkes, 2018), atau meningkat 312% dari tahun 2013. Pandemi COVID-19 memicu peningkatan masalah psikologis terutama akibat hambatan belajar.
Menurut data Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, sejak pandemi pada Maret hingga Agustus 2020 tercatat ada sekitar 14.619 kasus masalah psikologis. Data ini disampaikan anggota IPK Indonesia sekaligus psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Indria L. Gamayanti.
Hal ini menjadi menarik untuk dibahas karena peningkatan angka ini dapat menunjukkan kenaikan masalah kesehatan mental di Indonesia. Selian itu, adanya peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesehatan mental di Indonesia.
Kedua asumsi tersebut menjadi bahan yang menarik dan dapat memberikan dampak positif bagi pelayanan kesehatan mental di Indonesia. Sesuai dengan pernyataan Viora (2018) bahwa saat ini, masyarakat menjadi lebih terbuka untuk mengkomunikasikan gangguan jiwa yang dialami, maupun yang dilihat di sekitar kehidupannya.
Lebih dari itu, angka yang ditunjukkan dalam survei Riskesdas 2018 adalah gerbang awal bagi layanan kesehatan mental menyeluruh bagi masyarakat Indonesia.
Kesehatan Mental di Indonesia
Kesehatan mental tidak hanya sebatas kasus gangguan jiwa berat, kesehatan mental haruslah diartikan secara lebih luas.
Apabila dilihat dari UU Nomor 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa, kesehatan jiwa/mental adalah kondisi ketika individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga menyadari kemampuan yang dimiliki untuk mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.
Artinya, kesehatan mental dapat dikatakan menentukan produktivitas suatu bangsa.
Kesehatan mental dapat digunakan sebagai salah satu kriteria kesejahteraan masyarakat, yang tentunya bersinergi dengan kesehatan fisik. Hanya saja, literasi kesehatan mental pada tenaga kesehatan masih rendah. Kondisi tersebut berpengaruh pada proses diagnosis, pelayanan dan penanganan pasien, serta pemahaman keluarga tentang kondisi, dan cara memperlakukan pasien.
Sementara, jumlah tenaga Psikolog dan Psikiater belum mencapai standar WHO untuk proses pelayanan kesehatan mental. WHO menetapkan standar bahwa jumlah tenaga Psikolog dan Psikiater dengan jumlah penduduk adalah 1:30 ribu orang, atau 0,03 per 100.000 orang.
Dengan keterbatasan-keterbatasan tersebut, maka dibutuhkan ide-ide kreatif untuk lebih memajukan layanan kesehatan mental di Indonesia. Ide-ide tersebut dibutuhkan untuk menjangkau lebih luas masyarakat yang membutuhkan layanan kesehatan mental, baik secara promotif, kuratif, maupun rehabilitatif. Berikut cara agar kesehatan mental kita terjaga selama pandemi antara lain:
- Berhubungan dengan orang terdekat
Berinteraksi sosial dengan orang terdekat merupakan obat terpenting dalam mengatasi stress berlebih. Meski keadaan memaksa untuk social distancing, bukan berarti tidak bisa menjalin komunikasi dengan orang terdekat.
Kita bisa memanfaatkan aplikasi semacam Whatsapp, Googgle Meet dan Zoom agar dapat berkomunikasi tatap muka secara virtual.
- Membatasi melihat berita
Pertama, berita buruk akan membuat kondisi mental kita semakin buruk. Diri kita akan menanggapi berita buruk dengan perasaan was-was berlebihan. Kedua, tidak semua berita yang ada di internet dapat dipercaya.
Bila ingin mengikuti perkembangan berita yang membahas seputar corona, batasi satu kali dalam sehari. Selanjutnya, teruskan aktivitas kita sehari-sehari.
- Melakukan aktivitas
Masa karantina di rumah lebih menyenangkan apabila dapat membuat aktivitas yang membangkitkan mood seperti memasak, membaca buku dan menonton film. Hal ini membuat jadi lebih produktif dan dapat menghilangkan rasa jenuh.
Pandemi COVID-19
Coronavirus disease 2019 atau disebut juga COVID-19 saat ini menjadi pandemi hampir di seluruh negara di dunia. Wabah pandemi ini memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan psikologis individu dan masyarakat.
Pasien COVID-19 berisiko mengalami penyakit mental usai dinyatakan sembuh. Fakta ini diperoleh dari sebuah penelitian yang melibatkan orang-orang yang pernah terpapar virus SARS-CoV-2. Para peneliti dari Universitas Oxford, Inggris, menyebut, 20 persen dari individu yang telah terinfeksi COVID-19 didiagnosis dengan gangguan kejiwaan dalam waktu 90 hari.
Saat ini, belum ada perkiraan akurat tentang berapa lama situasi COVID-19 akan bertahan, jumlah orang di seluruh dunia yang akan terinfeksi, atau berapa lama hidup orang akan terganggu.
Akhir-akhir ini, maraknya terjadi kasus Mental Illness atau gangguan kesehatan jiwa yang dapat berupa stress hingga depresi. Permasalahan ini dapat membahayakan penderita jika tidak ditangani dengan benar.
Memberikan pembekalan pengetahuan dan konseling bagi mereka yang merasa mempunyai gangguan kesehatan mental dan memberikan sosialisasi mengenai pencegahan bunuh diri sangatlah diperlukan di masa pandemi COVID-19. Dalam situasi seperti sekarang ini fenomena panic buying terjadi di beberapa negara.
Menimbun barang secara berlebih, akan mengakibatkan orang lain tidak punya akses terhadap barang tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga yang dapat merugikan semua orang.
Peran masyarakat di lingkungan sosial sangat dibutuhkan dalam perkembangan psikologis orang dengan gangguan kesehatan jiwa guna membantu menyadarkan dan mengantisipasi para penderita untuk tidak melakukan sesuatu yang buruk.
Cara merawat diri dan menjaga kesehatan mental yaitu menyadari bahwa kecemasan adalah hal yang wajar. Jika penutupan sekolah dan judul-judul mengkhawatirkan di media membuat merasa cemas, maka itu hal yang wajar karena semua orang merasakannya.
Temukan cara baru untuk berkomunikasi dengan teman-teman jika ingin bersosialisasi di tengah kondisi social distancing, media sosial adalah solusi yang bagus untuk berkomunikasi.
Satu hal yang bisa membantu kita untuk menghadapi situasi yang tidak bisa dikendalikan adalah dengan mencari pengalihan untuk kita sendiri. Mengerjakan kegiatan yang disukai akan menjadikan kegiatan pelampiasan dan menemukan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
Pemerintah juga  mengajak masyarakat untuk tidak panik berlebihan, namun tetap waspadai virus corona. Serta, menghimbau agar masyarakat tidak panik dan selalu waspada terhadap penyebaran virus COVID-19.
Pemerintah melalui Tim Penanggulangan dan Pencegahan Coronavirus Desease (COVID-19) mengambil respon cepat berdasarkan fakta dan situasi penting dalam penanganan Covid-19. Masyarakat diharapkan tenang dan waspada, menjaga perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kondisi tubuh tetap sehat supaya sistem kekebalan tubuh baik, rajin mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan menghindari percikan air ludah atau droplet.
Menangani isu kesehatan jiwa bukanlah persoalan sederhana. Butuh perhatian serius dari semua pihak. Dari pihak pemerintah sampai non-pemerintah. Semua perlu bersinergi, dan berkolaborasi dalam menangani masalah kesehatan jiwa.
Pembagian peran semua pemangku kepentingan mutlak diperlukan demi terwujudnya masyarakat yang sehat jiwa di masa pandemi COVID-19.
Swara Kamu merupakan wadah untuk menyalurkan inspirasi, edukasi, dan kreasi lewat tulisanmu. Kamu bisa menyampaikan pendapat, pemikiran, atau informasi menarik seputar finansial dan karier. Setiap artikel Swara Kamu menjadi tanggung jawab penulis karena merupakan opini pribadi penulis. Tim Swara tidak dapat menjamin validitas dan akurasi informasi yang ditulis oleh masing-masing penulis.
Ingin ikut berbagi inspirasi? Langsung daftarkan dirimu sebagai penulis Swara Kamu di sini!
 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
                                                                 
 
 
 
 
                     
    
 
                 
                         
                         
                         
                             
                        