SWARA – Demi mendapatkan berat badan yang ideal dan sehat, banyak orang berupaya untuk melakukan diet sehat. Akhir-akhir ini, salah satu bentuk diet yang sedang populer adalah intermittent fasting.

 

Intermittent fasting merupakan salah satu metode diet yang dilakukan dengan puasa makan selama beberapa waktu yang ditentukan. Selama puasa, kamu masih diperbolehkan untuk mengonsumsi minuman.

 

Manfaat Berdiet dengan Intermittent Fasting

 

Dalam melakukan intermittent fasting, kamu bebas memilih berbagai macam pola yang tersedia. Setiap pola memiliki manfaat dan keunggulan masing-masing. 

 

Secara garis besar, metode diet ini tidak hanya efektif untuk menurunkan berat badan, tetapi juga membawa manfaat bagi kesehatan, seperti: 

 

 

  • Menjaga kesehatan jantung

 

Dilansir dari Healthline, sejumlah penelitian yang dilakukan pada hewan telah membuktikan bahwa metode diet puasa ini mampu menurunkan faktor risiko untuk penyakit jantung. Faktor risiko tersebut meliputi kadar tekanan darah, kolesterol, trigliserida, dan kadar gula darah. 

 

 

  • Menurunkan risiko diabetes

 

Intermittent fasting telah terbukti mampu mengurangi resistensi insulin, menyebabkan penurunan kadar gula dalam darah. Hal ini membawa dampak besar pada penurunan risiko terkena penyakit diabetes tipe 2.

 

 

  • Meningkatkan kesehatan otak

 

Saat kamu memutuskan untuk melakukan metode diet puasa ini, secara tidak langsung kamu juga sedang berupaya meningkatkan kesehatan otak. Diet ini dipercaya mampu meningkatkan pertumbuhan sel saraf baru yang bermanfaat bagi fungsi otak. 

 

 

  • Mencegah penyakit Alzheimer

 

Metode diet ini mungkin tidak bisa sepenuhnya menjauhkan kamu dari risiko Alzheimer, tetapi diet ini bisa membantu menunda atau mencegah kemunculan dini. Bahkan, puasa harian jangka pendek, seperti yang dilakukan dalam intermittent fasting, mampu meringankan gejala Alzheimer secara signifikan. 

 

Pola Diet dengan Intermittent Fasting yang Benar

 

Ada beberapa pola dalam intermittent fasting yang bisa kamu coba. Setiap pola bisa memberikan manfaat dan efektif untuk menurunkan berat badan. Kamu bisa memilih pola yang paling sesuai dengan keadaanmu. Berikut ini beberapa polanya:  

 

 

  • Metode 16/8

 

Dalam metode ini, kamu akan berpuasa selama 14-16 jam setiap hari dengan waktu untuk makan sepuasnya selama 8-10 jam. Dalam waktu 8-10 jam tersebut, kamu bisa makan setidaknya 2-3 kali, sesuai dengan kondisi tubuhmu.

 

Sekilas, angka 14-16 jam terkesan terlalu berat untuk berpuasa. Tapi, sebenarnya durasi ini tidak terlalu lama bila jam tidurmu digabungkan ke dalam waktu tersebut.

 

Misalnya, kamu menetapkan waktu pukul 12 siang hingga 10 malam untuk makan. Kemudian, setelah lewat dari jam 10 malam, kamu bisa langsung tidur selama kurang lebih 8 jam hingga pukul 6 pagi keesokan harinya.

 

Dari pukul 6 pagi, kamu bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti mandi dan berolahraga, tanpa menyentuh makanan. Saat sudah jam 12 siang, barulah kamu mulai makan. 

 

Jadi, kamu hanya akan merasakan lapar saat sudah bangun tidur selama kurang lebih 6 jam. Walaupun sebelum jam 12 siang kamu belum bisa makan, kamu tetap bisa mengonsumsi minuman.

 

 

  • Metode diet 5:2

 

Tidak seperti metode sebelumnya, metode 5:2 dilakukan dengan berpuasa dalam 2 hari dalam seminggu. Selama satu minggu, kamu diperbolehkan untuk makan secara normal selama 5 hari, sementara 2 hari berikutnya kamu perlu membatasi asupan kalori hanya sebesar 500-600.

 

Kamu bebas memilih hari apa saja untuk melakukan diet 5:2. Misalnya, kamu memilih Senin dan hari Kamis untuk membatasi asupan kalori. Maka, selain kedua hari tersebut, kamu bebas makan secara normal seperti biasa.

 

Pembatasan kalori sebesar 500-600 pada hari Senin dan Kamis sebaiknya dibagi ke dalam dua kali makan. Contohnya, kamu mengonsumsi 250 kalori saat makan siang dan 250 kalori berikutnya saat makan malam. 

 

 

  • Metode eat-stop-eat

 

Metode yang satu ini melibatkan puasa selama 24 jam. Tapi, puasa ini tidak kamu lakukan setiap hari. Kamu bisa memilih dua hari dalam satu minggu untuk melakukan puasa ini.

 

Secara khusus, metode ini akan lebih baik dilakukan dengan berpuasa setelah makan malam. Jadi, waktu 24 jam dihitung dari makan malam hari ini sampai ke waktu makan malam di hari berikutnya.

 

Sebagai contoh, kamu memilih Selasa dan Jumat untuk berpuasa dengan metode eat-stop-eat. Artinya, waktu terakhirmu untuk makan adalah pada saat makan malam di hari Senin, misalnya pada pukul 7 malam.

 

Kemudian, kamu akan berpuasa dengan tidak mengonsumsi apa pun sampai pukul 7 malam di hari Selasa. Saat itulah baru kamu diperbolehkan untuk kembali makan secara normal.

 

Dengan melakukan puasa 24 jam selama dua hari dalam seminggu, metode ini tidak akan terasa terlalu berat dan tidak membahayakan kesehatanmu. Namun, pastikan selama hari tidak berpuasa, kamu tetap mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

 

 

  • Metode The Warrior Diet

 

Metode diet yang satu ini juga termasuk sebagai salah satu metode intermittent fasting yang cukup populer. Diet ini melibatkan konsumsi sayur dan buah-buahan dalam jumlah kecil di siang hari, lalu diikuti dengan makan besar di malam hari.

 

Bisa dibilang, metode ini seperti mengharuskan kamu untuk berpuasa di pagi dan siang hari. Bedanya, selama puasa ini, kamu tetap diperbolehkan untuk makan, tapi hanya dalam jumlah kecil dan berupa sayur atau buah.

 

Misalnya, setelah bangun tidur, kamu tidak sarapan dan tidak makan siang. Dari pukul 8 pagi saat kamu bangun sampai pukul 7 malam, kamu hanya makan buah dan sayur dalam jumlah kecil.

 

Saat waktu makan malam di pukul 7, kamu bebas untuk makan, bahkan dalam jumlah besar sekalipun. Akan lebih baik lagi kalau makanan yang kamu konsumsi saat makan besar berupa makanan utuh dan bukan produk olahan.

 

Itulah beberapa pola atau metode melakukan intermittent fasting yang cukup populer saat ini. Kamu bisa memilih pola yang paling sesuai denganmu. Jangan memaksakan diri untuk menggunakan pola yang terlalu berat dan tidak bisa diikuti dengan baik oleh tubuhmu.