SWARA – Kapan pertama kali kalian nonton drama korea alias drakor? Saya ingat drama korea pertama saya tonton itu judulnya Full House dan saya nonton pas masih SMP. Hm, ketahuan umurnya sudah berapa sekarang.

 

Sampai sekarang, saya masih suka nonton drakor dan memasuki kepala 3, selera drama saya mulai berubah. Dulu saya suka banget drama yang mellow dan cheesy. Drama dengan tema cinta ABG juga perlahan mulai saya tinggalkan. Akhirnya saya mulai pilih-pilih drakor apa yang cocok dengan selera saya, yang romantis tapi nggak menye-menye. *sorry, lagi membangun image cewek strong*

 

Buat yang satu selera dengan saya, kali ini saya mau merekomendasikan beberapa drakor yang kayaknya pas diganyam oleh 30 something crew kayak kita-kita ini. Walau dramanya bukan yang terbaru dan nggak terlalu populer, dijamin nggak mengecewakan.

 

Reply 1988

 

FANS-NYA PARK BO-GUM MANA SUARANYA??? SAYAAAA!! Maaf, rusuh.

 

Drama yang satu ini menurut saya unik. Kelihatannya drama ini simple banget, tema yang dibawa ringan, tapi terasa kompleks. Topik yang dibahas nggak cuma satu, mulai dari keluarga, persahabatan, dan percintaan. Dikemas dengan komedi yang natural banget dan konflik yang biasa terjadi di kehidupan nyata, bikin saya merasa relate dengan drama yang satu ini.

 

Menceritakan persahabatan 5 orang yang bertetangga sejak mereka masih kecil, sampai akhirnya ada yang punya kisah cinta segitiga di antara mereka. Nggak lupa juga selipan permasalahan keluarga masing-masing, mulai dari masalah keuangan, peran para ibu di rumah tangga, masalah anak tengah yang sering dianggap remeh, sampe cinlok duda dan janda di kompleks perumahan itu. Gemes!

 

Yang bikin mellow itu ketika sudah masuk ke isu keluarga, yang bikin saya ingat dengan keluarga sendiri. Hmm…jadi pengin nonton lagi.

 

Because This Is My First Life

 

Jujur, awalnya saya underestimate dengan drama yang satu ini. Pertama, alurnya sungguh lambat dan dialognya banyak banget. Kedua, female dan male lead-nya itu kayak nggak berekspresi, beda dengan drama korea pada umumnya yang menggebu-gebu.

 

Tapi saya mengaku kalau saya salah, karena drama ini bagus, bagus, bagus banget. Mengusung tema konflik kehidupan orang-orang single di umur 30an, drama ini seakan lagi ngajak saya ngobrol. Mulai dari mengangkat isu menikah yang dibagi menjadi 3: ada yang pengin banget nikah tapi nggak kunjung dinikahi, ada yang nggak mau nikah karena alasan personal, dan ada yang memilih menikah tanpa cinta.

 

Gimana? Isunya relate nggak dengan perbincangan kamu dan teman-teman kamu pas lagi ngumpul-ngumpul?

 

SPOILER!

Yang paling menancap di hati saya, sih, saat akhirnya ada salah satu pasangan yang memutuskan untuk pisah, karena akhirnya mereka sadar kalau mereka telah saling jatuh cinta tapi memulai hubungan dengan cara yang salah. Uuuuhhh…baper. Yang pasti, semua dialog di drama ini pengin saya quote satu per satu sangking bagusnya.

 

Another Miss-Oh

 

Another Miss-Oh juga mungkin bukan drakor yang populer. Saya juga tanpa sengaja nonton di channel tv korea dan jadi ngikutin. Plotnya juga unik karena melibatkan trauma masa SMA.

 

Sang tokoh utama, Oh Hae-Young, memiliki masa SMA yang menyebalkan. Hal ini karena dia satu sekolah dengan cewek yang memiliki nama yang sama, tapi nasibnya 100% berbeda. Oh Hae-Young kedua ini lebih populer dan disukai oleh cowok-cowok di sekolah, sedangkan Oh Hae-Young pertama kebalikannya.

 

Makanya Oh Hae Young (yang pertama) lega pas sudah kerja, dia nggak perlu berada satu lingkungan lagi dengan “kembarannya” itu. Tapi nasib sungguh nasih, cowok yang dia taksir ternyata mantannya Oh Hae Young (yang kedua) dan akan menjadi rekan kerjanya. Pusing? Sama.

 

Yang bikin baper adalah bagaimana perjuangan Oh Hae-Young melawan trauma masa SMA-nya dan berusaha berdamai. Belum lagi ada salah paham dengan gebetan yang memang bisa terjadi setiap saat di dunia nyata. Buat saya yang juga punya pengalaman nggak enak saat di bangku sekolah, apalagi yang behubungan dengan bullying soal penampilan, hal ini jadi relatable dan merasuk ke jiwa.

 

Buat saya, 3 rekomendasi drakor yang di atas pas banget dinikmati sama cewek-cewek umur 30an kayak saya. Kenapa? Sekali lagi, karena walau romantis, tapi nggak menye-menye yang cintaaaaa…melulu bahasannya. Hari gini kalau ngomongin cinta melulu kan bosen, ya. Ada yang lebih penting buat dipikirin, misalnya tagihan kartu kredit saya yang kayaknya bulan ini membengkak karena belanja online terus. Nangis.