SWARA – Di tengah pandemi Covid-19, negara-negara dunia memberlakukan lockdown. Pada awal wabah, pemerintah Tiongkok telah lebih dulu melakukan lockdown di kota Wuhan, Provinsi Hubei, yang merupakan sumber awal virus Corona (SARS-CoV-2).
Langkah ini penting, karena dianggap mampu menahan laju penyebaran infeksi virus. Dalam hal ini, lockdown berarti menutup seluruh akses keluar masuk dari dan ke sebuah wilayah untuk mencegah infeksi virus corona. Selain itu, aktivitas atau interaksi sosial juga dibatasi. Sekolah, kantor pemerintah, aktivitas sosial (konser, ibadah berjamaah, dan lain-lain), serta berkumpul di kerumunan juga dilarang.
Selain lockdown, istilah yang muncul di tengah pandemi Covid-19 adalah isolasi dan karantina. Isolasi hampir mirip dengan lockdown, yakni memisahkan atau memencilkan diri dari suatu hal atau kehidupan sosial. Sedangkan karantina merupakan tempat penampungan di lokasi terpencil guna mencegah terjadinya penularan. Contoh karantina adalah ketika pemerintah Indonesia mengarantina warga negara Indonesia di Natuna, Kepulauan Riau, selama 14 hari pascaevakuasi dari Wuhan, Tiongkok
Artikel Terkait: Jenis-jenis PenghematanÂ
- Langkah Sederhana Menghemat Uang yang Bisa Dilakukan Setiap Hari Tanpa Terasa
- Ingin Menghemat Pengeluaran Rumah Tangga? Ini 7 Cara Atur Keuangan dengan Gaji Rp4 Juta!
- Anak Kos, Ini Cara Cerdas Atur Keuangan Agar Aman Hingga Akhir Bulan
Saat ini karantina dan isolasi menjadi pilihan utama di Indonesia. Pemerintah enggan melakukan lockdown karena dianggap membuat ekonomi ambruk. Walikota Surabaya Tri Rismaharini, misalnya, menolak lockdown karena menganggap hal itu akan menyulitkan pekerja bluecollar yang pendapatannya harian.
Pilihan lain diambil pemerintah Italia. Negara berpenduduk 60 juta jiwa tersebut telah melakukan lockdown nasional sejak 9 Maret 2020. Kecuali tenaga kesehatan, orang sakit, atau yang punya izin, semua warga nggak boleh keluar atau masuk dari area yang diisolasi. Acara yang melibatkan keramaian juga ditiadakan seperti pertandingan sepak bola, ibadah, bioskop, ataupun klub malam. Transportasi publik juga dibatasi. Intinya, warganya nggak boleh kelayapan. Kalau bandel, bisa masuk penjara dan bayar denda 206 Euro. Hingga saat ini Italia memiliki sekitar 25.000 kasus dengan angka kematian lebih dari 1.800 jiwa. Â
Selain berdampak pada kesehatan dan interaksi sosial masyarakat dunia, Covid-19 juga berdampak negatif pada ekonomi dunia. Bahkan, resesi global dikhawatirkan terjadi. Nah, di tengah krisis yang mengancam, ada baiknya kamu juga menyiapkan keuangan pribadi. Ini dia beberapa di antaranya!
1. Menyiapkan tabungan
Kamu harus memastikan tabungan cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari tiga atau enam bulan mendatang. Nominalnya berbeda bagi setiap orang, tergantung kebutuhan sehari-hari. Dana ini bisa kamu simpan dalam bentuk tabungan biasa, uang cair, atau deposito.
2. Menulis daftar kebutuhan prioritas
Saat kondisi ekonomi krisis, membuat daftar prioritas bisa menyelamatkan kamu dari pengeluaran yang sembrono. Utamakan memenuhi kebutuhan sembako dan kesehatan. Kurangi pergi ke kafe atau belanja. Hal ini akan membantu kamu dalam berhemat.
3. Segera melunasi utang
Sebelum krisis ekonomi semakin parah, ada baiknya kamu melunasi utang. Contoh utamanya adalah utang kartu kredit. Pasalnya, kalau nggak segera melunasi, bunganya akan semakin bertambah.
4. Investasi
Selain tabungan dalam bentuk uang tunai, kamu bisa mengalokasikan uang ke dalam bentuk investasi. Pilihlah investasi yang tahan banting terhadap krisis ekonomi, seperti emas atau tanah. Jangan lupa divestasi supaya risikonya nggak terlalu besar.
5. Membatasi pengeluaran
Selain menabung, kamu juga disarankan untuk berhemat. Batasi pengeluaran seminimal mungkin. Mungkin kamu nggak bisa langsung memangkas seluruh pengeluaran yang ada, hal ini nggak mungkin. Namun, kamu bisa membatasi pengeluaran seperti televisi kabel. Tagihannya bisa kamu alihkan ke tabungan atau dibelanjakan ke hal yang lebih bermanfaat.
Artikel Terkait: Menimbang Tabungan yang Sesuai untuk Kebutuhan Kamu
- Tabungan Berjangka vs Deposito, Mending Yang Mana?
- 5 Tips Tolak Miskin dengan Tabungan Rutin Tiap Bulan
- Plus dan Minus Buka Tabungan Bersama
6. Memilih penyedia jasa keuangan yang tepat
Memilih penyedia jasa keuangan harus ekstra hati-hati. Pasalnya, kerugian bisa saja terjadi. Karena itu, pertama-tama kamu harus memastikan bahwa perusahaan jasa keuangan tersebut berada dalam kondisi sehat atau tak sedang merugi. Teliti sejarah perusahaan dan kalau bisa lakukan pengecekan ke Otoritas Jasa Keuangan.
Itulah beberapa hal yang perlu kamu lakukan untuk menyiapkan diri secara finansial di tengah krisis ekonomi yang mengintai. Ingat kawan, sedia payung sebelum hujan!Â