SWARA – Beberapa saat yang lalu, saya pernah membaca ulasan di situs life style yang membahas relasi antara hubungan asmara dan kepribadian seseorang. Konon, kepribadian seseorang bisa berubah gara-gara pacaran.
Contoh kecilnya, beberapa teman saya yang dulu saya kenal childish dan awut-awutan, sekarang jadi jauh lebih kalem dan rapi sejak punya pasangan. Ada pula yang dulunya dikenal easy going, random tapi asyik, lama-kelamaan jadi lebih perhitungan dan serius sejak punya pacar.
Nah, pertanyaannya adalah, kok, hal ini bisa terjadi?
Artikel Terkait: Serba-serbi Hubungan Pacaran
- Keuntungan Tak Terduga Kalau Pacaran dengan Orang yang Nggak Masuk Tipe Ideal
- Masih Pacaran Sudah Punya Rekening Bersama? Penting Nggak, Sih?
- Ternyata, Bertengkar dengan Pasangan Juga Punya Sisi Positif, Lho!
Hubungan antara self-concept dan relasi dengan pasangan
Dilansir dari Elite Daily, kepribadian atau self-concept seseorang umumnya bersifat stabil dan bisa berubah perlahan-lahan seiring dengan kedewasaan. Baik memiliki pasangan atau tidak, seseorang tentu saja akan mengalami personal growth dan belajar mengenali dirinya sendiri selama masa-masa tersebut. Inilah yang kamu kenal dengan proses adulting!
Namun, satu hal yang harus kamu sadari, self-concept yang kamu miliki bisa jadi nggak sekuat batu karang di tepi laut. Faktanya, orang-orang terdekat, dalam kasus ini pasanganmu, punya andil besar mengubah dan membentuk kebiasaan dan kepribadianmu.
Nah, bagaikan gayung bersambung, kamu pun secara tidak sadar tunduk pada pengaruh mereka, perlahan-lahan berubah menjadi seseorang lain yang bisa jadi berbeda sama sekali.
Perhatikan, deh, saat kamu menghabiskan banyak waktu bersama dengan pacar, sedikit-banyak pasti ada kebiasaannya yang kamu tiru. Bisa jadi hal-hal kecil seperti, terbiasa menggunakan sendok-garpu alih-alih makan pakai tangan, jadi lebih menghargai waktu jika sedang janjian, atau jadi lebih baik bijak saat belanja bulanan. Â This is totally normal dan untungnya adalah hal yang positif. Setuju, kan?
Namun, beda kasusnya jika ternyata yang kamu tiru adalah hal-hal negatif. Bayangkan jika seandainya pacarmu adalah orang yang posesif dan abusive. Duh, kamu yang dulunya easy going dan selalu ceria, berubah jadi lebih pendiam dan depresif. Â
Â
Berubah sedikit nggak papa, asal kamu masih merasa nyaman
Gina, salah satu satu teman saya pernah berbagi cerita mengenai pengalamannya pacaran dengan salah satu anak kampusnya yang cukup populer.  Mau tak mau, Gina pun harus bersosialiasi dan beradaptasi dengan gaya hidup si pacar. Ia yang semula anak rumahan dan lebih suka membaca buku, mulai terbiasa berbaur dengan komunitas, menjadi lebih terbuka, dan sering ngobrol.
Sebenarnya ini bukan hal yang buruk, kan?
Namun, ternyata Gina nggak merasa demikian. Ia justru nggak nyaman dengan perubahan positif ini. Bahwa menjadi anak nongkrong adalah bukan dirinya. Jadi, ia memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan si mantan.
Moral of the story, kamu sebaiknya nggak memaksakan diri untuk berubah hanya demi pasanganmu. Kalau memang kamu merasa nggak nyaman, kamu bisa saja mendiskusikannya lagi. Lagi-lagi, komunikasi adalah kunci!
Â
Artikel Terkait: Supaya Tetap Sehat Jiwa Saat Punya Hubungan Asmara
- Kenali Terapi Pasangan untuk Pererat Kembali Hubungan Agar Harmonis
- Waspadai 5 Tanda Kamu Menjalani Hubungan dengan Pria yang Salah
- 7 Masalah Keuangan Ini Mengancam Hubungan dengan Pasangan, Waspada!
Itulah kenapa, selektif memilih pasangan itu penting!
Satu hal lagi, relasi pengaruh-memengaruhi ini bersifat dua arah. Artinya, pacarmu sebenarnya berada di bawah pengaruhmu. Kamu boleh saja berusaha memperbaiki beberapa karakter atau kebiasaan pasangan yang kamu atau kalian berdua anggap kurang baik. Misalnya, kebiasaan si dia yang suka buang sampah sembarangan, atau masih belum cerdas mengatur gaji supaya nggak living from paycheck to paycheck.
Namun, kalau bisa, carilah orang yang memang sudah satu vibe denganmu. Jadi, nggak perlu bersusah payah membentuknya jadi seseorang yang kamu butuhkan. Karena itu, sungguhlah penting untuk selektif memilih pasangan. Apalagi jika kamu bercita-cita menjadi pribadi yang lebih baik dari sekarang.
  WINNY WITRA MAHARANI