SWARA – Banyak teman saya yang bercita-cita menjadi dokter, mereka mendaftar jurusan kedokteran selepas SMA. Animo masyarakat terhadap kedokteran memang tinggi, nggak heran kalau jurusan ini menempati passing grade nomer 1 di perguruan tinggi terbaik Indonesia, sebut saja Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Airlangga.
Profesi dokter dipandang keren, prestisius, dan bakal mendapat gaji besar. Mereka bangga apabila bisa menempuh pendidikan di fakultas kedokteran, nggak heran kalau banyak orang tua rela menggelontorkan uang ratusan juta demi melihat anaknya menjadi dokter.
Lalu, apakah dengan menjadi dokter akan mendapatkan gaji besar? Yuk, simak artikel berikut ini!
1. Biaya kuliah yang mahal
Biaya kuliah di Fakultas Kedokteran memang terkenal mahal. Beberapa universitas swasta mematok Sumbangan Pendidikan lebih dari Rp100 juta, bahkan ada yang mencapai Rp350 juta, lho. Sumbangan Pendidikan tersebut dibayarkan ketika awal masuk kuliah, beberapa universitas memberikan keringanan agar dana tersebut bisa dicicil tiap semester.
Salah satu universitas swasta di Jakarta membanderol biaya pendidikan dari awal sampai lulus S1 Pendidikan Kedokteran Umum mencapai Rp 700 juta. Biaya tersebut hanya biaya pendidikan, lho.
Pengeluaran lain untuk menunjang kuliah juga nggak kalah mahal. Misalnya, biaya beli jenazah untuk praktikum sebesar Rp10 juta Meski bisa patungan, tetapi iuran tiap mahasiswa tetap mencapai jutaan.
Kuliah kedokteran membutuhkan banyak buku yang wajib dimiliki, buku tersebut harganya tergolong mahal. Mahasiswa juga bakal merogoh kocek dalam-dalam ketika koas karena ada banyak keperluan yang harus dibayar. Wah, kalau ditotal, dana untuk menjadi seorang dokter sangat mahal ya.
Artikel terkait: Ini dia pekerjaan yang menjanjikan gaji besar!
- 5 Pekerjaan di Industri Bank & Finance dengan Gaji Besar
- 5 Pekerjaan di Industri Manufaktur dengan Gaji Besar
- 5 Pekerjaan di Industri Tambang, Minyak, dan Gas dengan Gaji Besar
2. Waktu kuliah yang lama
Kalau kamu masuk di Fakultas Ekonomi atau Ilmu Sosial, 4 tahun kemudian kamu sudah bisa bekerja dan menghasilkan uang. Tapi kalau kamu masuk di Fakultas Kedokteran? Sabar saja, menyandang gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked.) rasanya baru setengah jalan. Kamu masih harus melaksanakan koas yang berlangsung antara 1,5 hingga 2 tahun.
Setelah koas kamu harus mengikuti Uji Kompetensi Dokter Indonesia dan ujian praktis. Kalau lulus ujian tersebut, kamu baru bisa ikut wisuda profesi dokter. Kemudian dilanjutkan magang di bawah pengawasan dokter senior selama kurang lebih 1 tahun. Setelah magang, kamu akan mendapatkan Surat Tanda Registrasi (STR). STR ini digunakan untuk mengurus pembuatan Surat Izin Praktik (SIP) agar bisa membuka praktek dokter sendiri. Tanpa SIP, kamu juga nggak bisa melanjutkan studi dokter spesialis. Wah, ribet banget ya!
Jadi, untuk menjadi dokter umum setidaknya membutuhkan waktu 7 tahun. Sedangkan kalau ingin melanjutkan studi dokter spesialis, pendidikannya bisa sampai 4 tahun. Pengorbanan untuk menjadi dokter bukan hal mudah!
3. Gaji awal ternyata kecil
Kamu tahu berapa gaji awal menjadi dokter? Dokter magang hanya digaji Rp2 juta saja. Uang itu habis untuk bayar kos dan makan sederhana.
Setelah magang, gaji dokter fresh graduate di klinik atau rumah sakit swasta berkisar Rp5 juta. Ada juga yang bekerja di klinik kecantikan karena gajinya menggiurkan, yakni antara Rp5 juta hingga Rp20 juta. Nggak banyak yang berminat menjadi dokter kecantikan, mereka seperti nggak menjadi dokter karena nggak membantu menyembuhkan penyakit. Mereka hanya membantu konsultasi pasien, tetapi harus menjual produk si pemilik usaha kecantikan.
4. Pekerjaan nggak kenal waktu
Banyak yang tahu bahwa jadwal dokter super padat. Bekerja sejak pagi, seharian di rumah sakit, bahkan malam masih buka praktek di rumah. Kalau pendapatan mereka banyak, sebenarnya itu adalah hal wajar, karena mereka kehilangan waktu untuk keluarganya. Bahkan, di hari libur pun mereka tetap harus ke rumah sakit kalau ada panggilan emergency.
Artikel terkait: Universitas dengan jurusan kedokteran
- 7 Universitas Negeri dengan Jurusan Kedokteran Gigi Terbaik
- 9 Universitas Negeri dengan Jurusan Ilmu Kedokteran Terbaik
- 8 Jurusan Spesialis Kedokteran yang Paling Dibutuhkan di Indonesia
5. Setarakah gaji dokter dengan pengorbanannya?
Setelah melihat biaya kuliah dokter yang super mahal, waktu kuliahnya sangat lama, gaji awal jumlahnya kecil, serta pekerjaan yang nggak kenal waktu, apakah menurutmu hal itu terbayar dengan besarnya gaji seorang dokter?
Nggak tepat bila kamu memilih kuliah di jurusan kedokteran agar bisa kaya raya. Kalau kamu ingin kaya raya, jadilah pengusaha. Menjadi dokter adalah sebuah pengabdian tulus demi membantu orang yang membutuhkan. Menjadi dokter bukanlah tentang prestige, tetapi tentang pelayanan yang ikhlas untuk masyarakat.
Jadi, kamu sudah mantap mendaftar jurusan kedokteran?
Ajukan pinjaman uang tanpa agunan, tanpa kartu kredit hanya di Tunaiku sekarang juga!
Pinjaman dari Rp2-20 juta yang dapat diangsur mulai 6-20 bulan.
PAULUS RISANG