Inspirasi dan Edukasi Finansial dari Amar Bank – Bisnis startup sedang hangat diperbincangkan di media sosial. Generasi milenial sampai Z kini berbondong-bondong mendirikan usaha rintisannya.
Fenomena trendnya bisnis startup sendiri dimulai dari sistem kerjanya yang disebut fleksibel dan dinamis.
Generasi muda kini lebih memilih untuk membangun bisnis startup dengan berbekal ilmu yang dipelajari baik di ranah kampus maupun secara otodidak.
Nah, sebelum membahas lebih jelas tentang hal yang harus dipersiapkan dalam membangun bisnis startup, lebih baik mengenali lebih dulu jenis usaha rintisan ini.
Menjadi wirausaha memang terlihat menyenangkan. Namun, untuk permulaan kamu harus menghabiskan banyak modal usaha. Ajukan pinjaman untuk tambah modal usahamu di Tunaiku. Klik di sini.
Baca juga: Belajar dari Kegagalan Banyak Orang, Ini Tips Berbisnis di Usia Muda
Bisnis startup adalah
Startup selalu diidentikkan dengan bisnis berskala teknologi. Namun, ditinjau dari segi bahasa, Startup berasal dari bahasa Inggris yang berarti rintisan.Â
Artinya, bisnis startup merupakan perusahaan yang baru dirintis atau sedang di tahap pengembangan dan jangka waktu berdirinya belum terlalu lama.
Istilah startup dijuluki untuk usaha yang sedang dibangun dan dikembangkan dengan mengandalkan teknologi digital sebagai tombak utamanya.Â
Oleh karena itu, usaha rintisan ini mayoritas didirikan dan diisi oleh anak muda yang sudah melek perkembangan teknologi.
Namun sejatinya, usaha startup tidak melulu persoalan teknologi. Itu hanya label yang diberikan atas kesepakatan mayoritas di Indonesia.
Nah, bagi kamu yang mau mendirikan startup, kamu harus paham dulu apa saja keuntungan dan kerugian menjalani bisnis ini.
Baca juga: Cara Mendapatkan Dana Tambahan Modal Usaha Tanpa Agunan, Simak Sampai Habis!
Keuntungan dan kerugian membuka bisnis startup
Beberapa keuntungan dan kerugian membuka startup yang harus kamu pahami antara lain:
Keuntungan
1. Mengedepankan inovasi dan kreativitas
Membangun bisnis startup diperlukan banyak inovasi agar tetap eksis di depan publik. Tanpa adanya inovasi dan kreativitas, maka bisnis akan dengan mudah disalip oleh pesaing lainnya.
2. Bersifat dinamis dan fleksibel
Jika kamu tipikal orang yang tidak mau bekerja secara kaku, maka membuat bisnis startup menjadi pilihan.Â
Sebab, ciri khas startup adalah bekerja dengan cara fleksibel dan bisa dikerjakan di mana saja dengan syarat masih terhubung dengan jaringan internet.
Karena mengandalkan teknologi, pekerjaan menjadi lebih dinamis dan fleksibel asalkan target tetap pada ranah on progres.
3. Belajar banyak hal baru
Namanya sedang merintis usaha artinya kamu dan tim dituntut terus belajar. Mendirikan startup bukan hal mudah sebab harus terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi.
Kamu akan terus belajar banyak hal di dalamnya, baik dari segi penggunaan teknologi hingga proses marketing perusahaan.
4. Update dengan teknologi terkini
Sudah dipastikan bagi kamu yang mendirikan startup akan selalu update dengan perkembangan teknologi.Â
Sebab, bisnis ini memang pada dasarnya selalu mengandalkan teknologi sebagai tumpuan utama.
Biasanya bisnis startup akan banyak menghabiskan biaya di bagian marketing produk. Nah, bagi kamu yang berencana melakukan proses marketing dan butuh dana. Pinjam saja di Tunaiku. Cek di sini.
Baca juga: Ingin Bisnis Dengan Teman? Ketahui Dulu Etika yang Harus Dipenuhi
Kerugian bisnis startup
1. Harus multitasking
Namanya baru memulai, artinya kamu belum memiliki begitu banyak sumberdaya untuk bekerja sesuai dengan jobdesk tertentu.
Artinya, segala kegiatan yang sifatnya konsepting dan teknikal akan banyak kamu kerjakan bersama tim mu. Bahkan, kamu dituntut harus bisa mengerjakan hampir semuanya agar bisnismu tetap eksis.
2. Belum stabil
Dalam proses membangun bisnis, kemungkinan ide kamu akan ditolak oleh masyarakat dan berujung gagal di pasaran.
Di sinilah suka-duka seorang yang mendirikan startup karena harus berani mengambil risiko gagal dan harus berani pivot.
Saat ini, banyak startup yang diberitakan tengah mengurangi karyawan atau bahkan gulung tikar karena bisnisnya kurang relevan dengan kebutuhan pasar.
3. Bekerja tanpa kenal waktu
Jika kamu adalah seorang founder atau co-founder startup, itu artinya kamu harus siap memikirkan bagaimana upgrading bisnis startup mu sepanjang hari.
Ya, bahkan kamu akan mendapati meeting dengan co-founder lain sampai larut malam demi melakukan perbaikan.
Tak hanya itu, brainstorming berjam-jam juga akan kamu lalui demi mendapatkan solving atas permasalahan yang terjadi.
4. Tantangan untuk tetap eksis
Saat ini, ada banyak startup yang mulai berdatangan dan saling beradu demi mendapatkan pasar. Baik di industri keuangan, makanan, sampai game pun semua pihak berbondong-bondong mendirikan startup.
Artinya, tantanganmu untuk dilirik oleh pasar dan lebih unggul dari kompetitor adalah hal nyata. Kamu harus terus melakukan inovasi tanpa kenal lelah untuk tetap mendapat perhatian pasar.
5. Dana yang relatif besar
Pernah dengar startup bakar-bakar uang? Meskipun tidak wajib tetapi demi mendapatkan pasar yang banyak, kamu harus rela menghabiskan uang di tahap pengembangan dan pemasaran.
Mendapatkan investor juga bukan hal yang mudah, apalagi jika startup mu masih tahap pengembangan dan belum mendapatkan revenue yang pasti.
Baca juga: Cara Kembangkan Bisnis Menggunakan Website Marketing, Yuk Cobain!
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat ingin membangun startup
Untuk membangun startup, tentu ada langkah yang harus kamu perhatikan agar tetap stabil. Berikut penjelasannya.
1. Mencari ide
Lakukan pencarian ide dengan cara melihat fenomena yang ada di sekitar. Coba untuk analisis apa kiranya masalah atau kesusahan yang ada di pasar dan memungkinkan untuk diatasi dengan bisnismu.
Kamu bisa melakukan analisis fenomena dengan sistem Pain and Gain. Tanyakan apa keresahan orang dalam melakukan aktivitas dan tanyakan juga apa harapan mereka.
Kamu juga bisa melakukan brainstorming dengan rekan tim untuk menemukan ide.
2. Membuat rencana bisnis
Lakukan perencanaan bisnis setelah menemukan ide. Kamu bisa gunakan tools business model canvas untuk melakukan modeling bisnis.
Susun visi misi dan tujuan bisnis, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Mencari sumber pendanaan
Hal penting dalam membangun bisnis startup adalah mencari sumber pendanaan. Ada banyak cara untuk mencari sumber pendanaan.Â
Misalnya, dari pendanaan pribadi para founder – co founder, mencari investor, atau melakukan pinjaman.
Nah, jika kamu ingin melakukan pinjaman untuk modal membangun startup, kamu bisa mencoba di Tunaiku.
4. Membangun partner dan tim
Jika kamu sudah mengatur segalanya, saatnya untuk membuat tim dengan menyesuaikan job desk masing-masing.
Dalam dunia startup, setidaknya ada 3 jobdesk yang harus dipenuhi, yakni tim development IT, tim product, dan tim bisnis marketing.
Namun, karena sumberdaya yang masih minim, kamu pun harus bersedia untuk saling backup kerjaan.
5. Bangun reputasi secara online maupun offline
Setelah usahamu berjalan, maka langkah selanjutnya adalah membangun branding secara online maupun offline.
Jika secara online, kamu bisa melakukan aktivasi digital, misalnya eksis di media sosial atau pun melakukan digital ads.
Jika secara offline, kamu bisa melakukan beberapa acara yang sifatnya seremonial atau bekerjasama dengan instansi atau startup lain.
Baca juga: 6 Macam Legalitas Usaha dan Perkiraan Biaya Membuatnya
Contoh-contoh bisnis startup yang sudah sukses di Indonesia
Ada beberapa contoh bisnis startup yang sukses di Indonesia. Misalnya di bagian e-commerce ada Shoppe, Tokopedia, Bukalapak. Untuk edutechnologi ada Myskill, Dibimbing, Ruangguru, dan sebagainya.
Perlu kamu catat, bahwa para bisnis startup ini sukses di bidang masing-masing ini juga awalnya mulai dari nol, kok. Mereka pasti telah melalui masa-masa sulit di bisnis masing-masing.
Nah, selanjutnya dapatkan bisnis startupmu bisa bertahan dan mengikuti jejak mereka? Selamat mencoba!
Mengembangkan bisnis startup tentunya membutuhkan modal. Pinjam di Tunaiku untuk mengajukan pinjaman dengan tenor makimal 20 bulan. Cek di sini.