SWARA-Orang tua mana yang nggak akan khawatir kalau buah hatinya mengalami sindrom telat berbicara? Saat melihat anak-anak seusianya sudah bisa bilang “papa” dan “mama”, si kecil ternyata belum bisa berujar satu patah kata pun. Sebagai orang tua, pasti jadi mikir macam-macam, kan? Takutnya, si kecil mengalami masalah kesehatan yang serius, lagi?

 

Hal inilah yang dialami oleh kakak saya. Keponakan saya terbilang lambat bicara. Di saat anak seusianya sudah bisa menyebutkan satu dua kata berarti, dia masih saja menggumam tanpa arti.

 

Karena panic, kakak saya pun cari informasi sana-sini. Akhirnya, dia menemukan tips dan trick untuk mengatasi hal ini dari Wehavekids.com. Intinya, kita nggak perlu khawatir berlebih. Namun, siaga tetap perlu. Karena pada umumnya, sindrom ini akan sembuh dengan sendirinya seiring dengan bergulirnya waktu. So, nggak perlu terlalu parno dengan kondisi ini, ya.

 

Daripada mikir yang enggak-enggak, lebih baik gunakan waktumu untuk mendukung si kecil agar bisa lekas berbicara dengan tips berikut ini.

 

1. Main dengan anak lain yang lebih cerewet

Ada kalanya, anak-anak lebih gampang belajar dari teman sepermainannya. Kalau kamu perhatikan baik-baik, anak-anak yang masuk playgroup atau daycare bisa lebih cepat ngomong, lho. Hal ini disebabkan dari pengaruh teman-teman sepermainannya.

 

Kalau ada satu anak yang aktif berbicara, kamu bisa membuat janji dengan orangtuanya. Ajak anak tersebut untuk main bareng dengan si kecil. Dari teman-teman sepermainan ini, si kecil akan belajar berbicara. Bisa juga meminta putra atau putri sulungmu untuk mengobrol dengan sang adik. Dengan cara ini, pasti akan ada peningkatan dalam kemampuan berbicara.

 

2. Self-talk di dekat si kecil

Saat melakukan rutinitas dengan si kecil, biasakan mendeskripsikan apa saja yang sedang kamu lakukan. Lakukan secara alami dan nggak perlu memaksa. Lama-kelamaan, si kecil pun bisa belajar melabeli setiap aktivitas, ekspresi hingga mengingat nama barang.

 

Artikel Terkait: Cara Terbaik untuk Mendidik Si Kecil

  1. Dear Moms, Ini Manfaat Mengenalkan Olahraga untuk Anak Usia Dini
  2. Bahaya Gawai untuk Kesehatan Mental, Ini Solusi untuk Mengatasinya!
  3. 5 Rekomendasi Program Acara TV untuk Anak di Atas Lima Tahun

 

Misalnya, kamu self-talk tentang menu makan malam. “Malam ini Mama masak semur daging untuk Papa”. Bubuhi juga dengan ekspresi umum untuk mengapresiasi makanan. Seperti rasanya enak, asin, gurih atau manis. Kalau rutin melakukan self-talk, si kecil akan belajar kosakata baru dan mampu melabeli suatu aktivitas.

 

3. Membaca buku bareng

Saya mesti berterima kasih pada Ibu yang selalu ngajakin baca buku bareng sejak kecil. Karena kebiasaan ini, saya punya public speaking yang lumayan bagus, lho. Mungkin, kamu bisa nyontek cara ini agar si kecil bisa lekas berbicara.

 

Kamu mesti membiasakan baca buku bareng sebelum tidur. Dalam prosesnya, si kecil bisa saja cepat bosan atau menjadikan buku sebagai mainan. Biarkan saja si kecil menikmati waktu bermain-main dengan buku.

 

Tujuan utama membaca buku ini adalah untuk meningkatkan ketertarikan si kecil dengan buku. Dan juga untuk mengajari si kecil bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain. Kamu nggak perlu ngotot agar buku bisa dibaca sampai selesai. Namun, fokus agar anakmu bisa mengekspresikan apa yang ada dialaminya.

 

4. Menyanyi dan menari

Sampai detik ini, saya masih ingat lagu Joshua Suherman yang berjudul “Air” atau viral dengan judul “Diobok-obok”, lho. Ketika mendengar lagu ini, saya ingat momen indah ketika liburan ke taman liburan untuk pertama kalinya! Karena saat itu saya diajak naik perahu mini sambil mainan air dan menyanyi lagu “Diobok-obok”.

 

Saat mendengar suatu lagi, kamu akan teringat pada suatu momen emosional yang pernah dialami sebelumnya. Karena pada dasarnya, lagu memang bisa memunculkan ikatan emosional pada pengalaman tertentu, lho.

 

Hal ini bisa kamu manfaatkan untuk membuat si kecil segera berbicara. Kamu bisa mengajari bagaimana cara bernyanyi dan menari. Kamu bisa play lagu “Baby Shark” sambil menirukan gerakannya yang lincah.

 

Anak-anak yang terkena sindrom telat berbicara, sebenarnya akan paham setiap gerakan yang kamu ajarkan. Namun, mereka butuh waktu lebih lama untuk mengingat bagaimana mengeluarkan suatu suara.

 

Kamu nggak boleh merasa bosan untuk menemani si kecil saat mengingat suara yang dia dengarkan. Lebih baik lagi, kalau kamu menyanyikan lagu tersebut untuknya. Karena dia akan lebih cepat ingat dan hafal dengan kosakata baru.

 

5. Word of the day

Pilih satu kata sederhana yang bisa diingat oleh si kecil dengan mudah. Sebagai contoh, kamu bisa mengajari si kecil kata “bola”. Maka, kamu bisa menggunakan kalimat ini berulang-ulang selama seharian. Kalau kamu bisa fokus pada satu kata dan sering diulang-ulang, bisa mendorong anak untuk berbicara.

 

Namun, perhatikan konteks saat mengungkapkan kata bola. Jangan asal nyeletuk karena bisa bikin anak makin bingung. Kamu pun bisa melakukan pancingan lain, lho. Kalau anak memintamu untuk memberinya bola, kamu bisa berpura-pura nggak tahu dengan permintaanya.

 

Besar kemungkinan, anak yang frustasi akan menyebut kata bola. Kalau ternyata nggak sesuai harapan, biarkan anak untuk bermain kembali. Beri anak waktu lebih banyak untuk mengingat kata-kata yang kamu ajarkan.

 

6. Bermain puzzle

Bermain puzzle memang nggak akan berpengaruh secara langsung pada kemampuan berbicara anak. Namun, bisa mendorong pemikiran kritis dan mempercepat komunikasi verbal, lho. Agar cara ini makin efektif, jangan lupa untuk self-talk selama bermain puzzle.

 

Katakan apa yang mesti dilakukan agar potongan satu puzzle cocok dengan puzzle lainnya. Kamu juga bisa menyebut nama-nama binatang atau tanaman pada potongan puzzle, kalau memang ada. Dengan cara ini, anak bisa belajar kosakata baru disaat yang hampir bersamaan dengan mengasah otaknya dengan puzzle.

 

7. Beri pilihan, tetapi bukan jawaban iya dan tidak

Kalau dengan menggeleng dan mengangguk sudah bisa menjawab suatu pertanyaan, kenapa harus belajar kosakata yang sulit?  Belajar dari sini, kamu harus menghindari pertanyaan dengan jawaban ‘iya’ dan ‘tidak’.

 

Artikel Terkait: Bagaimana Menjaga Kesehatan Anak?

  1. Waspada! 5 Tanaman Hias Ini Bisa Bahayakan Kesehatan Anak
  2. 7 Fakta Penting Leukemia yang Bisa Menyerang Anak
  3. Faktor Risiko dan Proses Pengobatan Anak yang Mengidap Leukemia yang Wajib Diketahui

 

Kamu bisa menawarkan dua pilihan yang mengharuskan dia untuk mengucapkan jawabannya. Dari kedua buku ini, ingin baca buku cerita atau buku bergambar? Nah, dari sini, nih, si anak ‘dipaksa’ buat ngomong.

 

8. Menirukan suara binatang

Kamu jangan syok saat anak lebih cepat menirukan suara kucing daripada mengingat kata ‘papa’ dan ‘mama’, ya. Pada dasarnya, anak-anak memang lebih cepat menirukan suara binatang.

 

Untungnya, cara ini bisa dipakai untuk mengatasi sindrom telat berbicara. Jangan paksa si anak untuk menirukan kata-kata sulit. Ajak dia untuk menirukan suara yang sering terdengar di lingkungan sekitar. Entah itu suara burung, ayam berkokok,atau malah suara mobil yang sering lewat di depan rumah.

 

Langkah ini bisa dikombinasikan dengan membaca buku, lho. Kamu bisa membaca fabel dan menirukan suara binatang yang ada dalam cerita. Lama-kelamaan, si kecil akan tertarik untuk menirukannya! Viola, cara ini sukses besar!

 

Kesimpulannya, beri banyak waktu pada si kecil untuk belajar berbicara. Temani dia bermain-main sambil mengajarinya satu atau dua kata. Tiap anak itu punya perkembangan yang berbeda-beda, sehingga nggak perlu khawatir dengan sindrom telat berbicara, ya. Kalau sudah waktunya, pasti si kecil akan mulai berbicara dengan sendirinya.