SWARA – Waktu istirahat kantor dapat dihabiskan dengan berbagai macam cara. Mulai dari makan siang, mengusili teman sekantor, atau mengikuti falsafah orang Jawa “Mangan ora mangan sing penting ngumpul” alias ngerumpi. Kadang asal kita sedang bersama-sama, topik pembicaraan bisa dicari. Namun, mengingat suasana di kantor adalah profesional, kita biasa membatasi diri untuk membicarakan topik terkait kantor yang nyerempet-nyerempet personal alias tabu.

 

Tapi, topik-topik tabu ini perlu untuk dibicarakan lho! Misalnya topik-topik tabu seperti ini:

 

Kompensasi

 

Hasil gambar untuk gaji

 

“Gajimu berapa nih pas pertama kali masuk di sini?”

“Dapat tunjangan apa saja dari kantor?”

 

Pertanyaan yang sangat personal seperti ini sebaiknya dihindari menjadi pembuka pembicaraan, apalagi dengan orang yang tidak begitu kamu kenal dekat. Hal ini bisa memicu iri hati antar pegawai, mengingat perusahaan punya standar sendiri dalam pemberian gaji. Ketika sudah dekat, barulah kamu bisa bertanya kepada rekan kerja, tentu saja dengan cara yang halus.

 

Misalnya “Eh, aku ada teman yang kerja di HR, dia bilang kalau ada beberapa pekerjaan yang tidak memiliki kompensasi yang sebanding dengan beban pekerjaan.” Setelah itu, kamu bisa melihat tanggapan rekan kerjamu. Jika dia menanggapi dengan santai, biarkan pembicaraanmu mengalir.

 

Kehamilan dan Cuti Hamil

 

Hasil gambar untuk working when pregnant

 

Sedang hamil namun tetap bekerja? Pembagian waktu antara jadwal kontrol ke dokter kandungan dan jam kerja terkadang bisa memusingkan. Kamu bisa bertanya kepada rekan-rekan yang sudah pernah hamil di perusahaan tempatmu bekerja tentang kebijakan perusahaan terkait cuti hamil, ataupun tentang pembagian beban pekerjaan selama kamu berhalangan. Cuti hamil bagi ayah yang baru saja memiliki anak juga bisa ditanyakan kepada rekan kerja.

 

Peraturan mengenai cuti hamil sudah banyak diterapkan di perusahaan multinasional seperti Unilever dan Johnson & Johnson. Namun, saat ini pemerintah juga sudah mulai memberikan perhatian akan kebutuhan pekerja dengan memberikan cuti kepada PNS. Misalnya, Peraturan Kepala (Perka) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 24 Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti PNS  yang diterapkan di Jakarta menjamin bahwa PNS memperoleh hak cuti selama maksimal sebulan untuk menemani istrinya yang baru melahirkan.

 

Pelecehan Seksual

 

Hasil gambar untuk talking in work

 

Survey yang dilakukan oleh Never Okay yang bekerja sama dengan Scoop Asia pada tanggal 19 November hingga 9 Desember 2018 lalu menunjukkan bahwa dari total 1.240 responden, 81,24% di antaranya mengalami pelecehan seksual di tempat kerja .

 

Angka ini sangat tinggi. Pelecehan seksual akan terus terjadi, untuk itu korban harus speak up. Berbicara dengan orang yang punya kuasa seperti HR ataupun mentor bisa menjadi langkah pertama yang dilakukan.Kamu bisa mulai dengan membicarakan bagaimana obrolan biasa di kantor yang berniat bercanda namun ternyata merupakan pelecehan seksual, budaya pelecehan seksual yang tidak ditanggapi dengan serius, ataupun hal-hal lain yang membuatmu tidak nyaman di tempat kerja. Semua bisa dibicarakan.

 

Kepada Tirto.id, seorang mantan buruh garmen di Cakung mengatakan “Aku sempet ngerasa aneh ngelihat cewek pakai selotip di sini [dikerah baju], ternyata setiap nunduk sedikit aja, langsung semua mata mekanik-mekanik jelalatan.” Hal yang terkesan “sepele” seperti ini sudah termasuk pelecehan seksual non-verbal.

 

Artikel Terkait: Perempuan Juga Bisa Sukses Berkarier!

Siapa Bilang Bekerja di Rumah Nggak Produktif? Ikuti Tips Berikut!

Apakah Seorang Perempuan Bisa Menjadi Seorang Pemimpin?

Ini Alasan Sebagian Besar Wanita Karier Memilih untuk Single

 

Pekerjaan Yang Memusingkan dan Tidak Selesai – Selesai

 

Hasil gambar untuk tired at work

 

Inti dari pembicaraan tentang pekerjaan adalah mencari solusi, bukan memberi makan ego dan mencari seseorang yang seiya sekata denganmu. Akan lebih baik kalau kamu menceritakan permasalahanmu dengan pemikiran terbuka, dibanding membuka pembicaraan dengan “Kamu tahu kan pekerjaan x tuh…. *masukkan rentetan omelan terkait pekerjaan di sini*”.

 

Daripada kamu menghabiskan waktu untuk komplain, lebih baik pekerjaannya diselesaikan.

 

Politik

 

Hasil gambar untuk politik

 

Keadaan paling nyaman adalah ketika kamu menemukan partner mengobrol yang sama-sama punya pemikiran terbuka, walaupun punya afiliasi politik yang berbeda namun tetap menghargai pendapat masing-masing. Untuk ngomongin politik, memang harus pintar-pintar pilih lawan bicara, sih. Jangan sampai malah memicu konflik dan debat. Tapi, kalau dalam obrolan sudah mulai tercium bau-bau konflik, sebaiknya pembicaraan dengan topik ini bisa dihentikan.

 

Masalah Pribadi

 

Hasil gambar untuk gossip at work

 

Tanpa disadari, rekan kerja terkadang memberikan informasi yang terlalu banyak, yang tidak terlalu penting untukmu. Misalnya “Eh aku kalo makan bubur makan ayamnya dulu baru makan buburnya.” Tapi, justru dari obrolan receh ini, rekan kerja bisa menjadi partner diskusi yang asyik, lho, untuk itu kamu harus pintar-pintar memilih topik.

 

Pembicaraan tentang cicilan apartemen, asuransi kesehatan yang recommended, ataupun kegalauanmu menunggu kepastian dari si dia yang jauh di sana bisa dibicarakan dengan rekan kerja. Pssst, pastikan rekan kerjamu bukan bagian dari klub Gossip Girl, ya!

 

Dari enam topik di atas, mana yang biasanya kamu bicarakan dengan rekan kerjamu?

 

 


Anastasia Galuh Dinung Purwaningtyas Anastasia Galuh Dinung Purwaningtyas