SWARA DARI AMAR BANK – Bingung memilih instrumen investasi reksadana atau deposito? Kira-kira, kalau kita punya modal Rp10 juta, mau investasi di mana? Reksadana vs Deposito? Yuk, simak artikel ini untuk mendapatkan jawabannya.
Pada dasarnya reksadana merupakan instrumen investasi yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan investor dengan tujua berbeda-beda, sedangkan deposito merupakan instrumen investasi di bank yang memberikan jaminan dan imbal hasil tertentu.
Nah, biar lebih jelas, simak artikel berikut!
Perbedaan Deposito vs Reksadana
Baik deposito atau reksadana dapat digunakan untuk melipatgandakan imbal hasil, namun ada beberapa perbedaan utama di antara reksadana vs deposito.Â
Berikut adalah empat perbedaan antara reksadana vs deposito sebagai instrumen investasi:
1. Risiko dan imbal hasil
Salah satu perbedaan terbesar antara deposito dan reksadana adalah tingkat risikonya. Deposito umumnya dianggap sebagai investasi berisiko rendah karena dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dengan tingkat bunga tertentu.Â
Di sisi lain, reksadana adalah investasi yang memiliki berbagai profil risiko. Reksadana pasar uang termasuk yang berisiko rendah karena alokasi dananya juga ditempatkan pada deposito dan obligasi di bawah satu tahun.Â
Sementara reksadana pendapatan tetap adalah investasi dengan risiko moderat dengan pergerakan yang fluktuatif karena penempatan dananya pada surat utang obligasi dan sukuk yang jatuh temponya lebih dari satu tahun.Â
2. Likuiditas
Deposito umumnya dianggap lebih likuid daripada reksadana. Hal ini berarti kamu dapat dengan mudah menarik uang dari rekening deposito kapan pun membutuhkannya tanpa penalti.Â
Reksadana, di sisi lain, mungkin memiliki batasan seperti siklus penyelesaian yang bisa mencapai 7 hari kerja jika ingin menarik uang.
3. Diversifikasi
Reksadana menawarkan kesempatan untuk mendiversifikasi portofolio dengan berinvestasi dalam berbagai aset. Hal ini dapat membantu meminimalisir risiko dan berpotensi meningkatkan imbal hasil.Â
Sementara deposito biasanya terbatas pada kelas aset tunggal yang biasanya adalah uang tunai.
4. Peluang rugi
Kecil sekali kemungkinan kamu akan mengalami kerugian jika berinvestasi di instrumen deposito karena uang yang disimpan akan dijamin oleh pemerintah melalui LPS dalam tingkat suku bunga tertentu. Jadi, bahkan ketika terjadi krisis dan ketidakpastian ekonomi, dana investasi pada instrumen deposito kemungkinan tidak akan merugi.Â
Sementara itu, reksadana memiliki peluang rugi apabila kamu menempatkan uang pada instrumen reksadana saham dan indeks. Hal ini dikarenakan keduanya sangat bergantung pada pergerakan pasar modal yang sangat volatil dari hari ke hari.Â
5. Biaya
Baik deposito dan reksadana mungkin memiliki biaya tambahan yang bisa membuat penghasilan imbal hasil tergerus. Deposito mungkin memiliki biaya pemeliharaan akun atau penalti untuk penarikan awal.Â
Sementara, reksadana mungkin punya biaya untuk komisi perusahaan manajemen investasi, biaya penjualan, dan biaya lain yang dapat mengurangi tingkat imbal hasil. Penting untuk memahami biaya dan biaya ini sebelum berinvestasi di salah satu opsi.
Baca juga:
- Investasi Jangka Panjang: Pengertian, Jenis, dan Strateginya
- Investasi Valuta Asing: Definisi dan Tipsnya Bagi Pemula
- Investasi Surat Utang Negara, Contoh, dan Cara Membelinya
Simulasi Perhitungan Bunga Reksadana vs Deposito
Untuk mengetahui besaran imbal hasil antara deposito dan reksadana, berikut adalah simulasi perhitungan bunga deposito dari Amar Bank.Â
Deposito Amar Bank
Jika kamu menempatkan dana sebesar Rp1 juta pada deposito Amar Bank dengan tingkat bunga sebesar 9% per tahun, kamu akan mendapatkan imbal hasil sebesar Rp90 ribu.Â
Estimasi saldo di akhir periode adalah sebesar Rp1.070.000 berikut dengan bunga deposito, dan tidak akan dikenakan pajak. Hal ini dikarenakan aturan pajak PPh final 20% hanya dikenakan pada dana deposito yang disetor di atas Rp7,5 juta.Â
Reksadana pasar uang
Salah satu contoh reksadana pasar uang yang akan digunakan pada simulasi ini adalah produk Sucorinvest Money Market Fund.Â
Dikutip dari Infovesta, per 12 Mei 2023, produk ini memberikan imbal hasil sebesar 3,66% per tahun. Sementara total dana kelolaannya sebesar Rp6,01 triliun. Jadi, jika kamu menempatkan dana sebesar Rp1 juta setahun yang lalu, saldo estimasi yang kamu dapatkan per 12 Mei 2023 adalah sebesar Rp1.036.600.Â
Tips Memilih Reksadana VS Deposito
Menginvestasikan uang adalah salah satu cara terbaik untuk mengamankan masa depan keuangan. Tetapi dengan begitu banyak pilihan investasi yang tersedia, mungkin sulit untuk memutuskan instrumen investasi yang cocok untuk tujuan keuanganmu.Â
Berikut adalah empat tips untuk membantu kamu memilih di antara deposito atau reksadana:
1. Ketahui tujuan investasi dan toleransi risiko
Langkah pertama dalam memutuskan untuk berinvestasi antara deposito dan reksadana adalah mengetahui tujuan investasi dan toleransi risiko. Jika kamu memiliki tujuan jangka pendek dan tidak ingin ambil risiko, maka deposito mungkin merupakan pilihan yang lebih baik untuk kamu.Â
Deposito adalah investasi berisiko rendah yang menawarkan imbal hasil tetap. Di sisi lain, jika kamu memiliki tujuan jangka panjang dan bersedia mengambil risiko lebih tinggi untuk imbal hasil yang lebih tinggi, maka reksadana mungkin merupakan pilihan yang lebih baik.
2. Pertimbangkan potensi pengembalian
Saat membandingkan deposito dan reksadana, penting untuk mempertimbangkan potensi imbal hasil. Deposito menawarkan tingkat imbal hasil tetap, yang biasanya rendah dari potensi imbal hasil reksadana di kelas aset pendapatan tetap atau saham.Â
Portofolio reksadana terdiversifikasi pada kelas aset saham, obligasi dan pasar uang yang dapat menawarkan potensi return yang lebih tinggi tetapi juga memiliki risiko yang lebih tinggi.
3. Perhitungkan biaya
Faktor lain yang perlu dipertimbangkan ketika memilih antara deposito dan reksadana adalah biaya tambahan. Deposito biasanya memiliki biaya pajak atau penalti jika dicairkan sebelum waktunya.Â
Sedangkan reksadana memiliki biaya manajemen, biaya penjualan, dan biaya lainnya. Biaya ini dapat mengurangi besaran imbal hasil kamu, jadi penting untuk menghitung biaya pada tiap instrumen.Â
4. Konsultasi dengan perencana keuangan
Berinvestasi bisa jadi rumit karena ada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan ketika memilih antara deposito dan reksadana. Mencari nasihat dari perencana keuangan profesional dapat membantu kamu membuat keputusan berdasarkan keadaan dan tujuan finansial kamu. Seorang perencana keuangan dapat membantu kamu mengevaluasi toleransi risiko, tujuan investasi, dan faktor-faktor lain untuk menentukan pilihan investasi terbaik.
Kesimpulannya, baik deposito maupun reksadana memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Penting untuk mengetahui tujuan finansial, toleransi risiko, potensi imbal hasil, biaya tambahan yang akan diperhitungkan.
Dengan demikian, kamu dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang sesuai dengan tujuan keuangan dan membantu menambah cuan dari waktu ke waktu.
Baca juga:
- Tren Bank Digital Menjamur, Waktunya Generasi Z Beralih ke Amar Bank
- 7 Fitur dan Layanan Amar Bank yang Mudahkan Finansialmu
Deposito Amar Bank, Pilihan Terbaik Investasi dengan Return Hingga 9%
Jika kamu masih pemula dalam berinvestasi, maka pilihan terbaik adalah Deposito Amar Bank. Kamu bisa membuat investasi dengan mudah hanya dalam satu aplikasi.
Investasi Deposito Amar Bank cocok untuk pemula karena minimal deposito hanya Rp100.000 dengan periode 1 hingga 36 bulan.
Jika kamu rutin menabung per bulan Deposito di Amar Bank senilai Rp1000.000 dengan periode 36 bulan, maka total estimasi yang kamu dapatkan dengan bunga 9% adalah:
Rp1.000.000 x 36 bulan = Rp36.000.000
Rp36.000.000 x 9% = Rp45.720.000
Yuk, mulai investasi pertamamu di Amar Bank sekarang! Pelajari di sini.