SWARA – Nilai harta bersih adalah jumlah aset dikurangi seluruh hutang yang kamu miliki. Singkatnya, harta bersih adalah perbandingan antara apa yang kamu miliki (asset) dan apa yang harus kamu bayar (liabilities). Jika ternyata jumlah utang lebih besar dibanding aset, maka keuanganmu bisa dikatakan tidak sehat. Namun, bila jumlah utang lebih kecil dibandingkan dengan aset, maka keuanganmu termasuk sehat.
Sebentar-sebentar. Kok bisa tau-tau kita membicarakan kesehatan keuangan saat menghitung nilai harta bersih? Tidak usah bingung, jika kamu adalah newbie dalam hal keuangan, artikel ini memang untuk kamu. Di sini kita akan membahas serba-serbi aset dan liabilitas supaya dapat menilai harta bersih supaya kamu bisa mengetahui kesehatan keuanganmu!
Penting untukmu melakukan penghitungan nilai harta bersih supaya kamu selalu mengetahui kesehatan keuanganmu.Jika kondisi keuanganmu tidak sehat, ada beberapa hal yang dapat kamu lakukan, salah satunya dengan melakukan korting biaya-biaya yang tidak diperlukan supaya keuanganmu bisa jauh lebih sehat. Tapi, prakteknya kan nggak semudah itu. Apalagi saat kamu membicarakan utang, mau nggak mau ya harus kamu bayar sampai lunas. Sebelum kita masuk ke caranya, mari kita bahas satu per satu aspek dalam penghitungan harta bersih!
1. Aset
Kata “aset” adalah kata yang sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Ternyata, aset tidak hanya mencakup uang, tanah, dan bangunan yang kita miliki. Dilansir dari Investopedia, apapun yang memiliki nilai di masa depan, juga dikategorikan sebagai aset! Bingung? Jangan dulu!
Aset adalah segala sesuatu yang bisa memberikan nilai tambah terhadap hartamu di masa depan. Tidak hanya rumah dan berbagai hal yang tampak di penglihatan kita, namun berbagai investasi seperti saham, bahkan obligasi juga termasuk aset.
Ada beberapa tipe aset yang harus kamu ketahui. Menurut jenisnya, aset dibagi menjadi dua. Pertama adalah aset lancar, yakni aset yang bisa dicairkan menjadi uang tunai dalam jangka waktu kurang dari setahun. Misalnya, uang tunai, surat berharga, piutang, dan pendapatan yang belum diterima.
Kedua, aset tidak lancar, yakni seluruh aset yang dapat digunakan untuk jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari setahun. Pada umumnya, jenis aset ini dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu: aset tetap, aset tidak berwujud, dan investasi jangka panjang. Aset tetap memiliki bentuk fisik yang bisa dilihat dan siap digunakan. Contoh aset tetap adalah tanah, bangunan, alat elektronik, perhiasan, dan kendaraan.
Dengan mengetahui aset apa yang termasuk aset yang lancar dan tidak lancar, kamu bisa memahami risiko dari kepemilikan aset yang kamu miliki. Misalnya, kamu melihat bahwa di tahun depan akan ada ketegangan dalam dunia sosial politik, maka kamu bisa menyusun strategi untuk menyelematkan ataupun menambah asetmu . Kalau bisa sih, asetmu bisa terus bertambah tidak peduli apapun kondisinya, ya..
2. Liabilitas
Yang harus kamu pahami sebelum mengetahui nilai hartamu adalah liabilitas alias utang. Sebenarnya bagian ini sudah jelas sekali. Apapun yang harus kamu bayarkan ke pihak lain, merupakan utang.
Untuk mempermudah kamu dalam melakukan penghitungan, kamu bisa mengklasifikasikan utang menurut jangka waktu pembayaran. Utang jangka pendek adalah utang yang harus kamu bayarkan dengan tempo yang cepat, kurang dari setahun. Misalnya, pajak penghasilan, utang kartu kredit, dan berbagai tagihan.
Utang jangka panjang, merupakan utang yang baru akan lunas setelah kamu melakukan pembayaran lebih dari satu tahun. Misalnya, cicilan KPR dan cicilan mobil.
Setelah kamu memahami aset dan utang, kamu bisa melakukan penghitungan nilai harta. Pada dasarnya, penghitungan nilai harta ditujukan supaya kamu dapat mengetahui kondisi finansial terkini untuk meningkatkan kesehatan kondisi finansialmu ke depannya. Kamu juga bisa kembali mengingat kewajiban yang harus kamu bayarkan.
Mari masuk ke bagian penghitungannya. Caranya gimana?
Seperti yang sudah disinggung di atas, kamu bisa menghitung harta bersih dengan menghitung total aset dikurangi total utang (liabilitas).
Jika hasilnya minus, berarti kondisi keuanganmu tidak sehat. Kamu harus menerapkan beberapa strategi untuk meningkatkan kesehatan keuanganmu, misalnya: menambah penghasilan dan memprioritaskan kebutuhan agar uang yang kamu kerjakan hanya ditujukan untuk kebutuhan yang kamu anggap penting.
Artikel terkait
- Saatnya Diperbaiki, Ini 7 Tanda Kamu Punya Manajemen Keuangan yang Buruk
- Begini Cara Mengatur Keuangan Sebagai Seorang Freelancer
- 7 Cara Mengatur Uang Agar Sehat dan Tidak Habis Begitu Saja
Namun, bila sudah positif, ini waktunya bagimu untuk membuat goals baru dalam perencanaan keuanganmu. Misalnya, “Di tahun 2021, saya harus menambah aset dengan nilai 3 juta per bulan.” Waktunya bagimu untuk semakin meningkatkan kesehatan keuanganmu! Tapi, kalau kamu ingin berpegang pada prinsip “Pokoknya aku punya aset dengan jumlah yang stabil saja!” ya tidak apa-apa.
Yang harus kamu ingat, kamu tidak akan bisa memprediksi masa depan. Untuk berjaga-jaga di masa depan, paling tidak kamu harus memiliki aset berupa uang yang bisa diambil sewaktu-waktu dengan nominal minimal 3x penghasilan untuk dana darurat!