SWARA – Kehidupan rumah tangga memang tidak selalu indah dan sering dihiasi beberapa masalah. Salah satunya masalah keuangan yang kerap kali jadi sandungan bagi pasangan suami isteri. Terlebih memiliki silang pendapat saat menghadapi masalah keuangan hanya akan membuat suasana semakin memanas dan tidak menghasilkan solusi.
Nah,jika mengalami permasalahan seperti ini kehidupan bahagia dalam pernikahan pun bakal runyam bila tidak disikapi dengan bijak. Gara-gara uang, hubungan pun bisa kandas dan tidak harmonis. Lalu apa yang bisa dilakukan?Berikut ini ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan saat menghadapi permasalahan seperti ini.
Artikel terkait: keuangan dalam rumah tangga
- 3 Hal Penting yang Harus Diperhatikan Pengantin Baru dalam Merencanakan Keuangan Rumah Tangga
- Hindari 5 Kesalahan Mengatur Keuangan yang Bisa Memicu Masalah Rumah Tangga Ini
- 10 Kesalahan Dalam Mengatur Keuangan yang Sering Dilakukan Pengantin Baru
Pertama, hal ini biasanya terjadi karena ada kebiasaan yang berbeda. Disebut sebagau money personality (kepribadian keuangan). Sebagai pasangan yang baik harus mengelani jenis money personality masing-masing. The saver, the spender, the risk taker, the security seeker, atau the flyer.
Jika sejak awal sudah memahami kepribadian masing-masing untuk mengelola keuangan maka risiko bermasalah dengan uang akan kecil. Sebaiknya, pahami dulu deh latar belakang pasangan yang menyebabkan dia bersikap seperti itu.
Kemudian, harus jujur mengenai pengeluaran masing-masing. Sabar memberikan pengertian kalau memang kondisi hidup kalian sekarang nggak bisa sejalan dengan kebiasannya saat masih single. Mengubah kebiasaan tentunya nggak mudah, ya. Butuh strategi yang harus dibicarakan bersama. Pada akhirnya, kalian akan sampai di titik di mana aman dengan satu kesepakatan yang bisa kalian ikuti.
Kedua, yang membuat pertengkaran terjadi biasanya jumlah nominal pemasukan. Umumnya, pasangan suami isteri memiliki kesepakatan mengenai sumber pemasukan dalam rumah tangga. Apakah pemasukan hanya dari satu orang lalu bagaimana jika dua-duanya bekerja.
Siapa yang bertanggung jawab untuk mengelola walaupun salah satunya memiliki penghasilan yang lebih besar?Kalau begini, yang harus dilakukan adalah menganut prinsip adil, bukan sama rata. Kedua pasangan memiliki kewajiban yang sama. Bayar cicilan rumah sebesar 3 juta/bulan maka besaran cicilan bisa dibagi dua. Bukan sama rata sebesar 1,5 juta/orang, tetapi yang gajinya lebih besar membayar lebih banyak.
Kedua pasangan wajib memiliki hak suara untuk setiap keputusan. Hanya gara-gara gaji istri lebih besar, bukan berarti keputusan istri mutlak lebih leluasa mengambil keputusan saat hendak membeli barang. Atau, karena istri nggak bekerja kemudian semua beban pekerjaan rumah tangga ada di tangannya. Keduanya dituntut memiliki kesepakatan dan pemahaman untuk saling melengkapi.
Ketiga, memiliki pembagian tugas yang disepakati sejak awal. Misalnya, tanggung jawab keuangan sepenuhnya diurus oleh suami. Maka semua kewajiban pembayaran harus tepat waktu. Istri di lain pihak membantu untuk mengatur bujet kebutuhan rumah tangga. Jika sejak awal pembagian tugas tidak dilakukan maka cek-cok mengenai uang pun akan sering terjadi.
Tidak hanya biaya rumah tangga yang akan membuat pusing, biaya pendidikan anak dan biaya asuransi kesehatan juga perlu dipikirkan. Agar semua kebutuhan dapat terorganisir dengan baik maka rencanakan dengan baik dengan pasangan. Jika ada hal yang tidak berkenan maka solusinya, langsung bicarakan apa yang bikin kamu nggak sreg. Atau, cobalah untuk tukar peran per beberapa bulan sekali. Gantian memegang kendali agar nggak ada yang merasa terlalu ‘memiliki’ peran tertentu.
Keempat, memiliki batasan yang jelas untuk membantu kebutuhan anggota keluarga. Sering saya mendengar rumah tangga yang berantakan gara-gara suami atau istri yang keberatan saat pasangannya membantu kebutuhan keluarga di luar keluarga inti. Misal, mengirimkan uang ke adik, kakak, atau saudara.
Nggak dapat dipungkiri memang, perkara ini bikin dilema. Di satu sisi, kamu tahu nggak mungkin menghalangi pasanganmu membantu saudaranya sendiri. Tapi, di sisi lain, kamu dan anak-anakmu juga memiliki kebutuhan.
Solusinya, sebagai pasangan yang baik maka ada kesepakatan dan batasan untuk membantu kebutuhan anggota keluarga lain. Jujur dan transparan dengan pasangan jauh lebih baik untuk dilakukan.
Setelah mengetahui cara yang tepat saat bertengkar dengan pasangan gara-gara uang, apakah mau mempraktikkannya? Atau sebenarnya kamu pernah mengalami salah satu diantaranya dan berniat menjajalnya!
Artikel terkait: menuju pasangan bahagia 2018