SWARA – Keamanan merupakan hal wajib yang harus kamu perhatikan dalam berkendara. Tentunya, agar kamu dan penumpang terhindar dari kecelakaan, ya kan? Sayangnya, saya lihat masih banyak sekali pengendara yang mengabaikan jarak dengan kendaraan di depannya. Kerap kali mereka berkendara dengan jarak yang terlalu mepet. Padahal, kebiasaan ini berbahaya, lho.
Biar kita semua lebih sadar, kali ini saya akan memaparkan tentang jarak aman dalam berkendara, agar kita semua terhindar dari malapetaka di jalanan.
Â
Artikel Terkait: Kiat Aman Berkendara
- Ingin Berkendara dengan Nyaman Bersama Buah Hati? Terapkan 5 Tips Ini!
- Cek, 7 Tips Menyetir Ketika Hujan Agar Minim Risiko Celaka
- Cek, Ini Waktu yang Tepat Servis Kendaraan sebelum Mudik atau Bepergian Jauh
1. Dua jenis jarak yang harus diperhatikan
Secara umum ada dua jenis jarak yang harus kamu perhatikan ketika berkendara, yakni jarak minimal dan jarak aman.
Jarak minimal adalah jarak paling dekat antara kendaraan kamu dengan kendaraan di depan yang nggak boleh dilewati. Hal ini diperlukan agar kamu bisa mengantisipasi jarak untuk bereaksi (jika ada kejadian rem mendadak) dan untuk pengeraman maksimal di permukaan jalan yang kering.
Sedangkan jarak aman adalah jarak yang paling disarankan, terutama saat kamu berkendara di jalanan basah. Kamu membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengerem ketika jalanan basah bukan?
2. Bagaimana mengukur jarak aman?
Biasanya  perhitungan yang dipakai menggunakan jarak sebagai patokannya, misalnya ketika kamu berjalan dengan kecepatan 40 km/jam, kamu harus menjaga jarak antara 15-20 meter. Namun, saya paham, mengukur jarak dalam satuan meter ketika berkendara itu jelas bukan hal mudah.
Nah, sebenarnya jarak aman untuk kendaraan bermotor juga bisa dihitung memakai satuan detik. Lebih mudah dan lebih praktis untuk kamu terapkan ketika kamu touring atau perjalanan komuter ke kantor.
Para ahli lalu lintas dan otomotif sepakat, jarak aman minimal antara kamu dan kendaraan di depan adalah 3 detik. Hal ini tentunya tidak benar-benar mengikat, banyak faktor yang harus kamu perhatikan juga, misal kondisi jalan berpasir atau licin karena hujan mengharuskan kamu menyediakan jarak waktu yang lebih dari 3 detik.
Kamu bisa melakukan perhitungan sendiri dengan memakai patokan benda statis yang dilalui kendaraan di depan dan mulai berhitung tiga detik. Saat kamu melintasi benda itu tepat pada detik ketiga, maka jarak kamu masih aman. Bila  ternyata masih kurang dari tiga detik tapi benda itu sudah dilewati, berarti kecepatan kendaraan kamu terlalu tinggi. Sehingga harus segera dikurangi.
3. Suka mengekor kendaraan di depan? Ini bahayanya!
Banyak risiko yang bisa terjadi jika kamu tidak memberikan jarak yang cukup ketika kamu berkendara. Dalam bahasa inggris perilaku ini dikenal dengan istilah tailgating.
Bersabarlah jika berkendara di jalanan umum, nggak usah terburu-buru, meskipun kendaraan di depan melaju lambat padahal jalanan di depannya kosong. Bunyikan klakson dengan sopan dan dahului ketika ada kesempatan dan dirasa aman. Jangan menguntit dan seolah memberi isyarat agar kendaraan di depanmu mempercepat laju.
Di beberapa negara maju perilaku ini sudah ditinggalkan, karena dianggap mengganggu dan membuat arus lalu lintas bergerak lambat.
Artikel Terkait: Memilih Kendaraan yang Cocok Untukmu
- 7 Rekomendasi Motor Sport Murah yang Bisa Kamu Koleksi
- 7 Rekomendasi Mobil Sport di Bawah Rp1 M yang Bisa Kamu Beli
- Cek Jenis Mobil yang Cocok untuk Pria Berdasarkan Zodiak
Ketika kamu tidak memberi jarak aman antara kendaraanmu, setiap gerakan kecil dari pengemudi di depan akan secara insting membuatmu menginjak pedal rem. Banyak hal yang membuat kendaraan di depanmu membuat gerakan, mulai dari jalan berlubang, kendaraan di depan yang mengerem, atau penyeberang jalan.
Efek ini bersifat domino dan akan diteruskan ke pengemudi di belakangmu, bahkan menjadi pemicu kemacetan di beberapa ruas jalan perkotaan dan jalan tol. Satu hal yang paling berbahaya, ketika terjadi di kecepatan tinggi dan kamu tidak bisa melakukan pengereman sempurna karena jarak yang tidak mencukupi. Kalau sudah begini, kecelakaan bisa terjadi. Nah, jika pengemudi di belakang juga tidak mampu bereaksi cepat, tabrakan beruntun bisa saja terjadi.
Oleh karena itu, selalu sediakan jarak aman ketika kamu berkendara, sayangi dirimu dan penumpangmu, ya.