SWARA – Di dunia investasi banyak istilah – istilah yang harus kita pahami terkait arti dan pengaruhnya pada jenis investasi yang telah kita pilih tarutama invetasi saham. Jika kamu merupakan investor saham pemula tentunya ada banyak yang harus dipelajari tentang dunia investasi saham termasuk mempelajari apa itu market bullish dan market bearish.

Kedua istilah ini memiliki pengaruh yang cukup besar pada nilai rugi atau profit yang sekiranya bisa kamu dapat sehingga nggak heran kalau para investor saham sangat memperhatikan keduanya. Nah, agar kamu memahami apa itu market bullish dan market berarish berikut penjelasan singkatnya.

 

1. Market Bullish

Market Bullish atau Uptrend adalah istilah untuk menamai masa – masa paling menyenangkan bagi para investor saham. Hal ini dikarenakan di masa ini para investor saham memiliki probabilitas yang lebih besar untuk meraih profit dibandingkan di waktu lainnya. Bahkan beberapa diantaranya meraih profit jumbo di masa market bullish ini seperti KBLI, INDI, ataupun MBSS. Di masa inilah para investor menjadi lebih semangat ketika memperhatikan IHSG yang angkanya terus naik.

 

Artikel terkait: Keuntungan Investasi Saham

  1. Simak Untung Rugi Kalau Membeli Saham IPO
  2. 7 Pertanyaan Tentang Investasi Saham, Terjawab!
  3. Selagi Muda, Coba 5 Investasi Tak Tergerus Inflasi Ini!

 

2. Market Bearish

Jika market bullish menjadi masa menyenangkan bagi investor maka kebalikannya adalah market bearish. Karena nilai IHSG nggak akan mungkin selamanya naik terus menerus maka market bearish menjadi masa dimana nilai tersebut bergerak turun. Market bearish yang juga disebut dengan downtrend menjadi masa dimana kebanyakan saham mengalami penurunan.

Bagi investor saham, market bearish menjadi periode yang paling nggak mengenakan. Apalagi di periode market bearish ini saham mengalami koreksi dari 10% hingga 25% yang cukup merugikan investor.

Namun kabar baiknya adalah periode market bearish ini biasanya nggak lebih dari 1 tahun bahkan  bisa dibilang hanya berkisar 2 hingga 4 bulan saja. Untuk menghadapi market bearish ini investor harus memiliki strategi jitu seperti beberapa strategi berikut ini

 

2. Memilih saham dengan fundamental yang bagus dan undervalued

Pada periode downtrend biasanya saham yang nilainya terjun bebas adalah saham – saham dengan fundamental yang kurang bagus. Apalagi jika perusahaan tersebut sedang mengalami kerugian. Selain itu saham yang harganya overvalued juga biasanya mengalami penurunan yang cukup drastis.

3. Membatasi Portofolio pada 5 sampai 8 Emiten saja

Fase market bearish ini bukan fase yang bagus untuk investor atau trader yang memiliki banyak jenis saham. Karena akan mengatur sendiri seluruh portofilio saham yang dimiliki maka kamu menjadi kurang fokus. Untuk menghindari kerugian yang mendalam lebih baik fokus di hanya 5 sampai 8 emiten saja.

 

Artikel terkait: Strategi Investasi Saham IPO

  1. Pilih Strategi Ini Jika Ingin Untung dalam Membeli Saham IPO
  2. 5 Langkah Penting Sebelum Berinvestasi Saham IPO, Perhatikan dan Pertimbangkan!
  3. Simak Untung Rugi Kalau Membeli Saham IPO

 

4. Dilarang berbelanja full power

Belanja full power yaitu belanja saham yang nggak menyisakan uang cash sama sekali. Mungkin ini bagus jika dilakukan saat terjadi market bullish. Tapi, jangan sekali – kali melakukan benlanja full power saat periode market bearish karena kamu bisa – bisa salah langkah ketika saham terus anjlok. Senggaknya sisakan 30 sampai 40% cash yang kamu miliki untuk berjaga – jaga.

 

5. Pengelolaan uang yang baik

Ketika kamu memiliki seenggaknya 30 – 40% cash on hand saat market bearish kelolalah uang itu sebagai peluru cadangan ketika saham benar – benar bergerak turun. Kamu bisa melakukan scaling in secara bertahap dan nggak teburu – buru.

Nah, itu dia beberapa hal yang perlu kamu pahami tentang fase market bullish dan market bearish.

Dapatkan kredit tanpa agunanmu sekarang juga hanya di Tunaiku.

Klik di sini untuk ajukan pinjaman sebesar Rp2-20 juta rupiah dengan waktu angsuran 6-20 bulan!


NESA WILDA MUSFIANESA WILDA MUSFIA